Konten Provokatif di Media Sosial Ikut Andil Dalam Kerusuhan Manokwari


Massa melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang. (ANTARA FOTO/Gusti Tanati)
MerahPutih.Com - Pengamat media sosial Hariqo Wibawa Satria mengungkapkan, media sosial ikut memanaskan isu Papua. Hal ini terlihat dari pantauannya, ada sejumlah akun media sosial baik di Twitter, Instagram, Facebook ataupun platform lainnya yang terlihat aktif ikut memanaskan isu Papua dalam unggahan-unggahannya.
“Beberapa akun saya perhatikan terus memanaskan situasi, baik sengaja atau tidak sengaja. Antara lain dengan menampilkan tudingan berdasarkan analisis pendek,” ujar Hariqo yang juga Direktur Eksekutif Konsultan Media Sosial Komunikonten ini kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/8).
Baca Juga: Pengamat Intelijen Sebut Kerusuhan Manokwari Bukan Aksi yang Terencana
Diterangkannya, ada akun yang munuduh satu kelompok sebagai penyebab kerusuhan dengan analisa serampangan dan pendek, mengangkat satu golongan anak bangsa, serta menjatuhkan golongan yang lain.
“Ada pihak yang ingin memanfaatkan kerusuhan ini untuk kepentingan Gerakan Papua Merdeka atau untuk kepentingan golongannya,” kata Hariqo.

Dia mengajak pengguna media sosial berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi apa pun terkait isu sensitif ini. Pertimbangkan efek unggahan di media sosial agar tak memperkeruh suasana.
“Dalam situasi krisis, postingan yang benar sekalipun bisa berbahaya jika konteksnya tidak tepat atau tidak relevan,” jelas dia.
Hariqo mengajak semua pihak mengedepankan aspek-aspek kebangsaan dan persatuan dalam menanggapi isu terkait Papua.
Apalagi masih dalam momentum Kemerdekaan ke-74 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Selain di media sosial, dia juga mengimbau pengguna grup perpesanan Whatsapp (WA) tidak sungkan secepatnya menegur anggota yang mengirim informasi sensitif, apalagi informasi hoaks dan ujaran kebencian agar tidak dianggap kebenaran oleh anggota grup lainnya.
Baca Juga: Fadli Zon Minta Pemerintah Bertindak Cepat Atasi Kerusuhan di Manokwari
“Jadi belum tentu memproduksi menyebar konten yang menguntungkan golongan kita, juga menguntungkan NKRI. Langkah terakhir, laporkan ke pihak terkait jika ada hoax dan ujaran kebencian,” imbaunya.
Untuk diketahui, massa melakukan aksi protes di Manokwari, ibu kota Papua Barat, menyusul insiden yang terjadi pada mahasiswa asal Papua di Surabaya terkait tudingan perusakan Bendera Merah Putih dan dugaaan rasisme. Massa menebang pohon dan memblokade jalan serta melakukan pembakaran sejumlah fasilitas publik.(Knu)
Baca Juga: Risma Buka Suara Soal Pengusiran Mahasiswa Papua di Surabaya
Bagikan
Berita Terkait
Nepal Bakal Bubarkan Parlemen, Umumkan Keadaan Darurat dan Bentuk Pemerintahan Sementara

Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif

Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi

Tokoh Bangsa dan Agama Desak Prabowo Bebaskan Para Aktivis, Banyak Yang Tidak Tahu Soal Kerusuhan

Pemerintah Harus Berkaca Dari Demo di Nepal, Gen Z Tidak Suka Basa-Basi

Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh

Korban Tewas Demo Gen Z di Nepal Terus Bertambah, Militer Ambil Alih Kendali Negara

Nepal Bergejolak, Mantan Ketua Mahkamah Agung Disebut-Sebut akan Pimpin Transisi Politik

Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

Protes Gen Z di Nepal Lebih daripada Menentang Pemblokiran Media Sosial, Tantang Kesenjangan Sosial, Korupsi, dan Nepo Kids
