Waktunya Melepaskan Masa Lalu dan Hubungan Buruk

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Kamis, 01 Juni 2023
Waktunya Melepaskan Masa Lalu dan Hubungan Buruk

Belajarlah memaafkan orang lain. (Unsplash/Priscilla Du Preez)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PENULIS Jack Kornfield pernah berkata, "Melepaskan bukan berarti membuang. Melepaskan berarti membiarkan. Ketika kita membiarkan dengan belas kasih, segala sesuatunya akan datang dan pergi dengan sendirinya."

Bertahan ada rasa sakit tidak akan memperbaiki apapun. Memutar ulang masa lalu berulang kali tidak akan mengubah apapun. Berharap pada hal-hal yang telah berlalu bisa terjadi secara berbeda adalah tidak mungkin.

Kalau kamu merasa sulit untuk melepaskan masa lalu, hubungan yang buruk, rasa iri dan dendam, dan sebagainya, penulis R.D. Asti membagikan tipsnya dalam buku berjudul Everything About Overthinking.

Baca Juga:

Cara Menghadapi Teman saat Patah Hati

Waktunya Melepaskan Masa Lalu dan Hubungan Buruk
Buat dirimu menyenangkan. (Unsplash/KAL VISUALS)


Menerima

Kamu bisa belajar menerima diri sendiri dan orang lain dengan apa adanya saat ini. Seiring berjalannya waktu, kamu terus belajar bahwa segala sesuatu tidak selalu berjalan sesuai rencana. Dan itu tidak apa-apa. Kalau kamu menyadari diri sendiri dan peranmu dalam hubungan itu, semua akan membaik. Walau begitu, kamu mungkin juga harus menerima fakta tentang orang-orang tertentu dalam hidupmu.

Jangan berekpektasi

Ekspektasi bisa membuat kita terjebak, membuat kita takut pada hasil tertentu. Ketika berurusan dengan orang lain, tidak ada jaminan dalam hidup dan tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan hasil seperti yang benar-benar diinginkan. Ketika ekspektasi atau kebutuhan kita tidak terpenuhi, maka kitia perlu merespons secara rasional dan tepat. Kadang-kadang ini berarti menetapkan batasan dan juga melepaskan.

Kontrol diri

Kita hanya memiliki kendali atas diri kita sendiri dan bagaimana kita bertindak, bukan orang lain. Kita tidak bisa mengubah orang lain, jadi jangan buang waktu dan energi untuk mencobanya. Ini adalah faktor terkuat yang bisa mendorong seseorang untuk mempertahankan perilaku yang membantu, seperti kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.

Baca Juga:

Fenomena Lelah Hidup di Kalangan Lansia

Waktunya Melepaskan Masa Lalu dan Hubungan Buruk
Kendalikan apa yang bisa dikendalikan. (Unsplash/Helena Lopes)

Tentang diri sendiri

Mulailah memprioritaskan bagaimana perasaan kita tentang diri sendiri. Seperti kata Mahatma Gandhi, "Kebahagiaan adalah ketika apa yang kami pikirkan, apa yang kamu katakan, dan apa yang kamu lakukan, semua selaras." Kamu tidak bisa hidup dengan nilai-nilai dirimu jika hidup demi pengakuan orang lain.

Memaafkan

Kebencian dan keengganan untuk memaafkan akan membuat kita terkunci di masa lalu dan mencegah kita melangkah maju dengan hidup. Ingat, ketika kita memaafkan, kita tidak melakukannya untuk orang lain, tetapi untuk diri sendiri. Jika tidak ada alasan lain selain itu, maafkan dan lepaskan. (and)

Baca Juga:

Ruminasi, Ketika Seseorang Terus Mengingat Kejadian Secara Berlebihan

#JUNI SEBANGSA STAYACTION #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Kemenkes membuka layanan healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Indonesia
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Tercatat, ada sekitar 20 juta rakyat Indonesia didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Dunia
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Sepuluh terdakwa menyebarkan apa yang oleh jaksa digambarkan sebagai ‘komentar jahat’ mengenai gender dan seksualitas Brigitte.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
  Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Bagikan