Varian Delta Terdeteksi di Yogyakarta, Menkes Gaspol Vaksinasi


Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin (kedua kanan)saat kunjungan kerja dalam rangka melihat penanganan COVID-19 di Yogyakarta, Sabtu (17/07) sore. (Foto: Humas Pemprov DIY)
MerahPutih.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X memastikan bahwa varian virus corona B.1.617.2 atau disebut varian Delta telah masuk ke provinsi tersebut. Kementerian Kesehatan pun akan segera mempercepat proses vaksinasi masal di Kota Gudeg ini
Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin menegaskan, Yogyakarta hanya salah satu dari 14 provinsi yang sudah disinggahi varian Delta COVID-19.
"Vaksinasi kita akan gaspol (percepat). Jadi Jogja akan kita kejar secepat mungkin. Arahan Bapak Presiden, vaksinasi bukan hanya 85 persen tapi seluruh rakyat Yogya yang eligible untuk vaksinasi kita ingin kalau bisa secepat mungkin kita penuhi 100 persen," kata dia saat kunjungan kerja dalam rangka melihat penanganan COVID-19 di Yogyakarta, Sabtu (17/07) sore.
Baca Juga:
Ia yakin rakyat Yogyakarta tertib menerapkan prokes untuk menekan kasus COVID-19. Budi juga optimistis pandemi ini dapat berkahir dengan gotong royong dan kekompakan pemerintah, rakyat dan segala pihak.
"Orang Jogja sejak dulu berkontribusi membantu pemerintah Indonesia melawan penjajah. Kalau kita bersama kita pasti bisa menghadapi perang lawan virus ini," tegasnya.
Dalam acara yang sama Sultan HB X memastikan keberadaan varian Delta terdeteksi berdasarkan hasil Whole Genome Sequencing (WGS) SARS-COV-2 yang dilaksanakan oleh Laboratorium WGS Pokja Genetik FK-KMK UGM terhadap 25 sampel spesimen yang diambil dari berbagai wilayah di DIY.
"Perlu kami sampaikan, bahwa hasil pemeriksaan WGS terhadap 25 spesimen, yang terdiri atas 15 orang dewasa dan 10 anak-anak, mengindikasikan bahwa 20 orang telah terpapar varian Delta," kata Sultan.
Ia menyebutkan, dari 20 orang yang terpapar varian Delta, 11 kasus adalah pada orang dewasa dan 9 kasus pada anak-anak.
Pengambilan sampel spesimen, kata dia, telah dilaksanakan Pokja Genetik FK-KMK UGM pada Juni 2021, kemudian uji sampel mulai 5 Juli 2021. Hasilnya dilaporkan oleh Dekan FK-KMK UGM kepada Menkes pada 10 Juli 2021.
"Adapun Pemda DIY menerima laporan dan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 14 Juli 2021," katanya.

Merujuk pada pesatnya pertambahan kasus positif COVID-19 di DIY secara merata akhir-akhir ini, menurut Sultan, tidak menutup kemungkinan telah terjadi penyebaran varian mutasi virus tersebut.
Ia menyebut, varian Delta memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi, meski untuk saat ini tidak ada perbedaan dalam upaya pencegahan maupun pengobatannya.
Menghadapi varian itu, Gubernur DIY merekomendasikan sejumlah hal, antara lain percepatan cakupan vaksinasi COVID-19 pada masyarakat, karena orang yang tidak divaksin bisa menjadi sumber mutasi baru.
Memperkuat tracing terhadap kontak erat di mana kasus positif COVID-19 terjadi, baik di lingkup rumah tangga, masyarakat, maupun perkantoran.
"Penguatan tracing juga harus dilakukan kepada kontak erat pemilik risiko tinggi, yaitu warga masyarakat dengan usia 65 tahun ke atas atau memiliki penyakit penyerta," kata dia.
Proses isolasi mandiri, harus dipastikan dilaksanakan dengan aman, taat, dan disiplin dan kontak erat harus melakukan karantina tanpa terkecuali.
"Pastikan seluruh protap isolasi dan karantina benar-benar dipatuhi," ujar dia.
Berikutnya, memperkuat dan memperketat penerapan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker dobel, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilitas dan interaksi, kapan dan di mana pun berada.
"Memperketat dan memastikan tidak ada kegiatan perkantoran dan kegiatan kemasyarakatan yang menimbulkan potensi kerumunan, seperti hajatan, kerja bakti maupun pertemuan tatap muka," kata Sultan.
Menurut Ngarsa Dalem, peran masyarakat dalam mendukung pelaksanaan isolasi mandiri dan karantina mandiri juga perlu ditingkatkan dengan tetap memperhatikan prokes berlandaskan prinsip-prinsip keselamatan dan rasa kepedulian sosial.
Baca Juga:
Raja Keraton Yogyakarta ini juga meminta pasien positif COVID-19 melakukan isolasi di selter-selter yang sudah ada.
"Karena isolasi mandiri tanpa adanya pengawasan dan pendampingan dapat menimbulkan efek yang lebih fatal baik bagi diri sendiri, anggota keluarga yang lain, maupun masyarakat sekitar," kata dia.
Berdasarkan data yang dihimpun kasus kematian di kota pendidikan ini terus meningkat. Pada Jumat (16/7), ada 65 orang positif COVID-19 meninggal. Sementara pada Sabtu (17/7), Provinsi DIY mencatatkan 85 orang meninggal terkonfirmasi positif COVID-19.
Penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 di DIY sebanyak 2.523 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 89.965 kasus. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga:
Ribuan PKL Yogyakarta Gulung Tikar, Berharap Dapat Bantuan Pemerintah
Bagikan
Berita Terkait
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi

Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa

Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY

Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi

Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer

Film Dokumenter 'Jagad’e Raminten': Merayakan Warisan Inklusivitas dan Cinta dari Sosok Ikonik Yogyakarta

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
