Kesehatan

Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Jepang

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 07 April 2021
Varian Baru Virus Corona Ditemukan di Jepang

Di Jepang terdeteksi varian baru virus corona. (Foto: Unsplash/Fusion Medical)

Ukuran:
14
Audio:

MUNCUL varian baru virus corona di Jepang yang disebut para ilmuwan lokal sebagai E4843 'Eek'. Mereka juga menemukan bahwa vaksin tidak terlalu ampuh melindungi infeksi varian corona baru ini.

Mutasi virus Corona 'Eek' ini ditemukan di Rumah Sakit Medis Universitas Kedokteran dan Gigi di Tokyo, Jepang. Di belahan dunia lain mutasi serupa juga ditemukan di Afrika Selatan dan Brazil. Di Inggris, mutasi yang memiliki kemiripan disebut dengan Corona Inggris atau B117.

Baca Juga:

Kenapa Muncul Bau Mulut saat Pagi Hari?

covid
Untuk menghindari penularan, gunakanlah masker jika bepergian keluar rumah (Foto: Unsplash/Dhaya Eddine)

Melansir Reuters, ada sekitar 70 persen pasien yang dites di rumah sakit Tokyo bulan lalu membawa mutasi yang diketahui dapat mengurangi perlindungan vaksin. Sebanyak 10 dari 14 orang yang dites positif COVID-19 di Tokyo Medical and Dental University Medical Hospital membawa terinfeksi varian virus corona 'Eek' ini. Sementara itu berdasarkan data Februari hingga Maret, terdapat 12 dari 36 pasien COVID-19 yang membawa mutasi virus corona Eek ini.

Menjelang Olimpiade musim panas yang mulai dijadwalkan pada Juli mendatang. Jepang justru bergulat dengan gelombang infeksi baru corona. Pakar kesehatan merasa sangat prihatin tentang penyebaran virus ini, bahkan vaksinasi skala besar untuk masyarakat umum belum juga dimulai.

Pada hari Jumat, dilaporkan terdapat 446 orang yang terinfeksi di Tokyo. Meskipun itu masih jauh di bawah puncak yang terjadi pada Januari tercatat lebih dari 2.500, ini menjadi awal kemunculan virus jenis baru yang cepat menyebar.

Kebanyakan pasien yang teridentifikasi mengidap varian baru ini tidak pernah bepergian keluar dari wilayah karantina. Diyakini mutasi yang terjadi bukan karena kontak dengan substansi lain. Mutasi yang terjadi bisa dipicu dari kondisi kesehatan, obat-obatan yang diberikan, hingga lingkungan karantina yang mungkin awalnya tidak diprediksi akan terjadi mutasi virus baru ini.

Baca Juga:

Ramai Dibicarakan, Yuk Kenali Arti ‘Fear of Missing Out’

covid
Vaksin disebut kurang bisa mengatasi mutasi baru ini. (Foto: Unsplash/Daniel Schludi)

Mutasi corona 'eek' terjadi perubahan pada bagian protein spike yang menonjol dari selubung virus. Ini menyebabkan virus lebih mudah menular, dan diperlukan antibodi serum yang lebih banyak untuk menncegah terjadinya infeksi sel tubuh.

Jika COVID-19 sudah mulai dapat dikendalikan dengan adanya berbagai vaksin, berbeda dengan mutasi virus baru tersebut. Sampai sat ini, mutasi E484K ini belum ada vaksin atau obat yang terbukti ampuh bisa mengatasinya. Tentu upaya medis dan penelitian terus dilakukan, salah satunya dengan rencana produksi vaksin yang terus menguat dari tahun ke tahun untuk mencegah terjadinya mutasi susulan dan risiko yang lebih besar.

Para ahli berpendapat bahwa virus mutasi baru ini ketika menjangkiti tubuh manusia yang pernah terpapar atau terinfeksi COVID-19. Maka dampak yang ditimbulkan akan semakin buruk. Karena mutasi ini dapat melemahkah respon imun dan mempengaruhi usia dari respon antibodi penetral.

Menyikapi temuan baru ini, kita sebagai masyarakat tentu harus kembali meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati dalam beraktivitas. Tentu saja dengan mengikuti semua protokol yang sudah diatur pemerintah yaitu menjaga pola hidp sehat dan asupan nutrisi seimbang. Serta terus menggunakan masker yang disarankan, bisa jadi cara terbaik menangkal penularan virus tersebut. (ans)

Baca Juga:

Puasa Sebentar Lagi, Atur Asupan Makanan Pedas Sepanjang Ramadan

#Vaksinasi #Vaksin Covid-19
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” menyebut, rekayasa cuaca itu dilakukan agar penyakit TBC kembali tinggi sehingga berdampak pada penggunaan vaksin dan obat.
Frengky Aruan - Minggu, 06 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Tengah viral di media sosial informasi yang menyebut vaksin sengaja disiapkan sebelum penyakit tersebut muncul.
Frengky Aruan - Rabu, 11 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
TurnBackHoax menelusuri klaim pemberian bantuan sosial di laman resmi kemensos.go.id dan kemkes.go.id melalui mesin pencarian Google.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 27 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ada Bantuan Sosial Bagi Peserta Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara, Efeknya Memicu Sesak Napas
Informasi tersebut diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”
Frengky Aruan - Minggu, 25 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin mRNA, TBC, dan Malaria Disebarkan Lewat Udara, Efeknya Memicu Sesak Napas
Indonesia
Gerindra Kawal Uji Coba Vaksin TBC Teranyar, Alasan BPOM Sudah Berikan Izin Pakai
Fraksi Partai Gerindra menegaskan bahwa seluruh proses harus dikawal dengan transparan dan akuntabel.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 16 Mei 2025
Gerindra Kawal Uji Coba Vaksin TBC Teranyar, Alasan BPOM Sudah Berikan Izin Pakai
Indonesia
Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya
Hingga April 2025, Kemenkes dan UNDP menyelenggarakan Pekan Imunisasi Dunia.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Maret 2025
Indonesia Peringkat ke-6 Tertinggi Anak Tidak Diimunisasi di Dunia, Ini 4 Akar Masalahnya
Indonesia
1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
Terungkap 1,3 juta anak di Indonesia sama sekali belum mendapatkan vaksin imunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Wisnu Cipto - Jumat, 21 Maret 2025
1,3 Juta Anak Indonesia Sama Sekali Tidak Pernah Imunisasi, Peringkat 6 Tertinggi di Dunia
Lifestyle
Vaksin Influenza Berikan Kekebalan Pada Infeksi Akibat Human Metapneumovirus
Informasi dari pakar kesehatan menjelaskan orang-orang yang sudah divaksin influenza memiliki risiko yang kecil untuk tertular HMPV.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Januari 2025
Vaksin Influenza Berikan Kekebalan Pada Infeksi Akibat Human Metapneumovirus
Bagikan