Vaksin Saat Puasa, Aman dan Tidak Membatalkan Puasa

Muchammad YaniMuchammad Yani - Kamis, 07 April 2022
Vaksin Saat Puasa, Aman dan Tidak Membatalkan Puasa

Vaksin aman dan tidak membatalkan puasa untuk semua penerima vaksin. (Foto: freepik/rawpixels)

Ukuran:
14
Audio:

BAGI sebagian orang, di bulan puasa akan merasa ragu untuk melakukan vaksinasi karena menganggap prosedur ini bisa membatalkan puasa dan mengurangi efektivitas vaksin. Faktanya hal tersebut tidak benar.

Melansir dari laman Alodokter, vaksinasi selama puasa tetap penting dilakukan untuk mencegah COVID-19. Vaksin berfungsi merangsang sistem imun tubuh membentuk kekebalan terhadap suatu virus atau bakteri penyebab penyakit, sehingga tubuh bisa terhindar dari infeksi kuman tersebut. Pemberian vaksin biasanya dilakukan melalui suntikan.

Vaksin bisa diberikan kepada siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Jadwal dan syarat pemberiannya akan ditentukan oleh dokter, tergantung jenis vaksin dan kondisi penerima vaksin. Namun, masih banyak orang yang enggan menjalani vaksinasi selama bulan puasa karena menganggap hal ini dapat mengurangi keberhasilan vaksinasi atau membatalkan puasa.

Baca juga:

Seberapa Pentingkah Vaksin Booster

Keraguan masyarakat terhadap vaksinasi selama puasa telah dijawab oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa vaksin yang disuntik tidak membatalkan puasa. Masyarakat yang tengah menjalani ibadah puasa tetap boleh mendapatkan vaksin.

Termasuk vaksin COVID-19 yang programnya saat ini masih berjalan. Selain vaksin COVID-19, berbagai jenis vaksin lain yang disuntikkan, seperti vaksin hepatitis A, vaksin hepatitis B, vaksin polio suntik (IPV), dan vaksin MMR, juga bisa diberikan selama bulan Ramadan.

Vaksin COVID-19 dan berbagai jenis vaksin lain bisa diberikan selama bulan Ramadan. (Foto: freepik/freepik)
Vaksin COVID-19 dan berbagai jenis vaksin lain bisa diberikan selama bulan Ramadan. (Foto: freepik/freepik)

MUI menjelaskan bahwa vaksin suntik yang umumnya diberikan melalui suntikan ke jaringan otot tidak membatalkan puasa. Menurut MUI, vaksinasi yang dapat membatalkan puasa adalah pemberian vaksin secara oral, yaitu melalui tetesan ke mulut, misalnya vaksin polio oral dan vaksin rotavirus.

Selain itu, vaksin yang digunakan juga sudah mendapatkan izin edar dari BPOM dan sertifikasi halal dari MUI, sehingga tidak membuat puasa menjadi batal. Misalnya, vaksin untuk mencegah penyakit COVID-19 yang sertifikasi halalnya telah diterbitkan oleh MUI. Vaksin ini diketahui tidak mengandung babi atau hewan lain, boraks, formalin, merkuri, dan pengawet.

Baca juga:

Astaga, Lansia Ini Diduga Telah Menerima Vaksin COVID-19 90 Kali

Menyusul terbitnya fatwa MUI, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menyatakan bahwa puasa tidak berpengaruh terhadap efektivitas vaksin. Vaksin yang disuntikkan ke tubuh tetap mampu membentuk antibodi, meskipun orang yang mendapatkan vaksin tersebut sedang berpuasa.

Masih merangkum dari laman Alodokter, terdapat beberapa anjuran sebelum menerima vaksin. Pertama, lakukan beberapa persiapan agar tubuh kamu dalam keadaan sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang saat sahur dan setelah berbuka. Sebelum dan sesudah berpuasa perbanyaklah minum air mineral, beristirahat yang cukup, dan rutin berolahraga yang aman selama kamu puasa.

MUI menjelaskan bahwa vaksin suntik yang umumnya diberikan melalui suntikan ke jaringan otot tidak membatalkan puasa. (Foto: freepik/freepik)
MUI menjelaskan bahwa vaksin suntik yang umumnya diberikan melalui suntikan ke jaringan otot tidak membatalkan puasa. (Foto: freepik/freepik)

Kedua, jika kamu menderita penyakit yang memerlukan konsumsi obat rutin, seperti kencing manis atau darah tinggi, tetap minum obat sesuai anjuran dokter. Bila perlu, lakukan penyesuaian waktu minum obat selama puasa. Namun, konsultasikan dulu dengan dokter mengenai penyesuaian jadwal konsumsi obat tersebut.

Ketiga, saat kamu berada di lokasi vaksinasi, pastikan tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak aman (psychal distancing), dan rutin mencuci tangan, guna mencegah penularan COVID-19.

Jadi, kamu jangan khawatir lagi untuk melakukan vaksinasi ketika sedang menjalani puasa, ya! (DGS)

Baca juga:

Vaksin COVID-19 Mengandung Magnet?

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan