Vaksin Akhiri Wabah Maut Hitam di Priangan Jabar

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 19 November 2020
Vaksin Akhiri Wabah Maut Hitam di Priangan Jabar

Sambul Buku Wabah Sampar. (Foto: MP/Iman HA).

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Vaksin Covid-19 menjadi salah satu harapan terbesar agar umat manusia terbebas dari pandemi virus corona jenis baru, SARS CoV 2.

Saat ini penelitian vaksin Covid-19 dilakukan, tak terkecuali di Indonesia di mana Bandung, menjadi kota satu-satunya pusat penelitian vaksin Sinovac buatan Tiongkok.

Soal vaksin di Indonesia, khususnya di Bandung, sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Begitu juga bicara wabah, pandemi corona bukanlah yang pertama.

Baca Juga:

Kemenkes: Mayoritas Masyarakat Bersedia Menerima Vaksin COVID-19

Jauh sebelum pandemi COVID-19, sejumlah daerah di Indonesia pernah dilanda wabah sampar, penyakit yang dikenal juga dengan sebutan pes. Penyakit ini dipicu bakteri Yersinia pestis dari hewan pengerat seperti tikus.

Sampar menyerang paru-paru, limpa, kulit dan organ tubuh lainnya. Sampar pernah menjadi pandemi “maut hitam” dan merenggut sedikitnya 25 juta jiwa di Eropa pada abad pertengahan.

Penyakit ini, kini sudah ditemukan obat dan vaksinnya, namun tetap berpotensi menjadi wabah karena agen penularnya seperti tikus masih berkeliaran.

Catatan wabah sampar di Indonesia, termasuk di Jawa Barat, terdokumentasi dalam buku “Jaman Woneng: Wabah Sampar di Priangan, 1925-1937” yang ditulis Atep Kurnia.

Menurut Atep Kurnia, Jawa Barat pernah menjadi pusat penularan sampar. Ia merinci wabah mematikan ini pada buku 166 halaman yang diterbitkan Penerbit Layung dan Ayo Bandung, Garut, 2020.

Dari gambar sampulnya saja, buku ini tampak bercerita kasus zaman baheula. Atep Kurnia mengawali bukunya dengan peristiwa impor beras yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda pada 5 November 1910. Beras impor mendarat di Surabaya, kemudian disimpan di suatu gudang di Malang.

“Diduga pada tumpukan beras tersebut ada tikus-tikus terinfeksi sampar yang terbawa dari Rangoon (Myanmar),” tulis Atep Kurnia, penulis yang juga aktif menulis dalam bahasa Sunda.

Sejak itu, Atep Kurnia menceritakan bagaimana awal wabah yang menyerang Indonesia melalui Malang. Selanjutnya serangan wabah terjadi dalam tiga gelombang, antara 1911 hingga 1939. Diperkirakan korbannya mencapai ratusan ribu jiwa.

Dari Malang, wabah sampar menjalar ke Kediri, Blitar, Tulungagung dan Madiun. Wabah ini tak terbendung. Antara 1915-1916, wabah terjadi di Surakarta dan Yogyakarta. Kemudian masuk Ambarawa, Parakan, Banyumas.

Sampar masuk wilayah Jawa Barat pada gelombang ketiga, yakni 1923. Mula-mula Kuningan, Majalengka, dan Ciamis. Dari situ menjalar ke barat sampai Priangan.

“Pada fase ketiga, sampar menerjang Jawa Barat, bahkan menjadi yang paling buruk selama rentang waktu 1910-1934. Dinas Sampar tidak siap untuk menangani besarnya wabah tersebut, sehingga lebih banyak orang yang meninggal,” kata Atep (halaman 13).

Uji Klinis COVID-19
Uji Klinis COVID-19 di Bandung. (Antara).

Kematian disebabkan sampar di Jawa Barat tiap tahunnya meningkat. Pada 1932, kematian mencapai 4.366, pada 1933 meningkat menjadi 15.000, dan 1934 mencapai 23.239.

Wilayah Priangan kemudian menjadi episentrum sampar di Jawa Barat. Hampir seluruh daerah di Kabupaten Bandung terinfeksi wabah ini.

Upaya yang dilakukan untuk membendung sampar dengan menjalankan perbaikan dan pembangunan kembali rumah (verbeterde woningen) yang sasarannya rumah-rumah bambu yang rentan menjadi sarang tikus, agen pembawa bibit penyakit sampar.

Sama seperti pandemi COVID-19, penanganan sampar juga mengandalkan harapan pada vaksin. Pada akhir 1934, Direktur Instituut Pasteur di Bandung, dokter Otten, berhasil menemukan vaksin dari uji coba tikus yang ditangkap di Ciwidey.

“Dokter Otten berhasil melakukan percobaan sehingga akhirnya menemukan basil sampar pada tikus yang ditangkap di Ciwidey, ternyata cocok untuk dijadikan vaksin massal,” lanjut Atep Kurnia.

Setelah penemuan vaksin sampar, menurut Atep perlahan tapi pasti wabah ini berkurang di Tatar Sunda dan Indonesia. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Komunikasi Pemerintah Soal COVID-19 Minta Diperjelas

#Vaksinasi #Vaksin Covid-19 #COVID-19
Bagikan

Berita Terkait

Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela” menyebut, rekayasa cuaca itu dilakukan agar penyakit TBC kembali tinggi sehingga berdampak pada penggunaan vaksin dan obat.
Frengky Aruan - Minggu, 06 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
Indonesia
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhannya
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Tengah viral di media sosial informasi yang menyebut vaksin sengaja disiapkan sebelum penyakit tersebut muncul.
Frengky Aruan - Rabu, 11 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit
Wisnu Cipto - Jumat, 06 Juni 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
Bagikan