Ups, Angka Pelecehan Meningkat Saat WFH

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 16 Juni 2021
Ups, Angka Pelecehan Meningkat Saat WFH

Jumlah perempuan alami pelecehan selama pandemi meningkat. (Sumber: Pexels/helena lopes)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

KETIKA kantor tutup dan meja dapur menjadi meja kerja, tantangan profesional muncul di masa pandemi. Ada banyak permasalahan dan ada banyak pertanyaan. Di antaranya, begitu kita semua hanya terkoneksi via Zoom dan begitu kita terpisah secara fisik dari rekan kerja, apakah insiden pelecehan di tempat kerja akan turun? Semuanya menjadi abu-abu.

Kalpana Kotagal, perwakilan Cohen Milstein, kelompok hak-hak sipil dan ketenagakerjaan, mengatakan pelecehan di tempat kerja dalam bentuk apa pun terjadi ketika seorang karyawan menggunakan karakteristik yang dilindungi. Karakteristik itu misalnya ras, jenis kelamin, orientasi seksual, senioritas atau status sosial ekonomi dengan tujuan untuk memegang kekuasaan atas rekan kerja atau anggota staff. Hasilnya adalah lingkungan kerja yang tidak bersahabat.

Baca juga:

Studi: 70% Karyawan Cemas Soal Privasi Data Saat WFH

Ruang kerja yang terasa tidak aman dapat mengancam identitas seseorang atau menghambat karyawan untuk melakukan pekerjaan mereka. “Kata-kata bisa melecehkan, gambar bisa melecehkan, dan perilaku mengancam bisa melecehkan, baik secara langsung maupun tidak,” kata Kotagal.

Yang mengejutkan banyak orang menyelesaikan pekerjaan jarak jauh justru relatif rentan mengalami pelecehan. Itu karena media berkomunikasi dengan rekan kerja seperti teks, telepon, video sering kali tidak dipantau, tidak direkam, atau terjadi di luar platform yang disponsori perusahaan. Mengetahui tidak ada yang menonton dapat mendorong orang lebih liar.

Sebab pelecehan meningkat selama WFH karena media komunikasi kerja tidak dipantau. (Sumber: Pexels/Mikael blomkvist)

Bekerja dari rumah membuat kita kehilangan saksi; rekan kerja yang mungkin tidak sengaja mendengar komentar tidak senonoh di kantor tidak muncul saat kita sedang menelepon di rumah. Hal-hal rumit adalah suasana informalitas seputar komunikasi di tempat kerja, yang meningkat dengan beralihnya ke kerja jarak jauh selama pandemi.

“Sejak awal pandemi, karyawan merasa seolah-olah lingkungan online adalah Wild West (lingkungan liar), di mana aturan tradisional tidak berlaku,” kata Jennifer Brown, pakar keragaman, kesetaraan dan inklusi dan pendiri Jennifer Brown Consulting. Itu dapat memperburuk perilaku yang salah.

Dan stres akibat pandemi memperparah kenyataan ini. “Kami tahu stres berdampak pada perilaku manipulatif, membuat orang lebih cenderung membentak atau cepat marah,” kata Brown. “Jadi jika kita sudah memiliki filter di lingkungan online yang lebih informal ini, dan kita menjadi ceroboh karena kita berada di bawah banyak tekanan, itu adalah resep untuk bencana.”

Baca juga:

Stres Saat WFH Sebabkan Alergi Kulit?

Menurut survei Deloitte, Women at Work: A Global Outlook, 52 persen perempuan mengalami beberapa bentuk pelecehan atau agresi mikro dalam satu tahun terakhir. Mulai dari kredibilitas mereka dipertanyakan karena mereka perempuan hingga komentar yang meremehkan tentang penampilan fisik, gaya komunikasi, ras, orientasi seksual atau status pengasuhan mereka. Perempuan kulit berwarna dan LGBTQ secara signifikan lebih mungkin mengalami perilaku non-inklusif ini.

Work from home rentan alami pelecehan. (Sumber: Pexels/picjumbo)

Laporan lain dari Project Include, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mempercepat keragaman dan inklusi dalam teknologi, menemukan 25 persen responden mengalami peningkatan pelecehan berbasis gender selama pandemi. Lalu sekitar 10 persen mengalami peningkatan ras dan etnis. permusuhan berbasis usia, dan 23 persen responden berusia 50 tahun ke atas mengalami peningkatan pelecehan atau permusuhan berdasarkan usia.

“Pembelajaran besar yang kami dapatkan adalah orang akan melecehkan orang dan memusuhi orang tidak peduli apa lingkungannya. Mereka akan menemukan jalan,” kata Ellen Pao, CEO Project Include kepada Reset Work, publikasi bisnis baru yang didistribusikan melalui email.

“Bagi mereka, lebih mudah melecehkan dari jarak jauh, karena ada begitu banyak privasi dalam interaksi itu. Saya tidak memiliki rekan kerja di sebelah saya saat saya meneriaki seseorang, jadi tidak ada yang melihat saya atau mendengar saya sebagai pelaku pelecehan. Itu membuatnya lebih mudah dalam banyak hal, karena mereka dapat mengirim pesan teks atau mengobrol. Tiba-tiba, komunikasi satu lawan satu ini menjadi normal, dan kita dapat menyerang privasi seseorang di rumah mereka sendiri dengan cara yang tidak dapat kita lakukan di kantor," urai Pao. (avia)

Baca juga:

Pekerja Kantoran WFH di Bali Starter Pack

#COVID-19 #Work From Home #Work From Home (WFH) #Pelecehan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Alasan pencabutan kebijakan WFH itu karena situasi dan aktivitas di Jakarta saat ini sudah berjalan dengan normal
Wisnu Cipto - Rabu, 03 September 2025
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Indonesia
Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota
Kebijakan WFH usai demo hingga long weekend Maulid Nabi, membuat masyarakat pergi ke luar kota. Hal itu dicatat oleh PT KAI Daerah Operasi 1 Jakarta dan PT KCIC.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota
Indonesia
Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum
Pemprov DKI memberlakukan tarif Rp 1 untuk transportasi umum Transjakarta dan MRT hingga 8 September 2025.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 03 September 2025
Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum
Indonesia
Demo Buruh 28 Agustus 2025, Semua ASN dan TA Anggota DPR Kerja dari Rumah
Surat edaran WHF itu ditandatangani Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar pada Rabu (27/8)
Wisnu Cipto - Kamis, 28 Agustus 2025
Demo Buruh 28 Agustus 2025, Semua ASN dan TA Anggota DPR Kerja dari Rumah
Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Gubernur Jakarta Pramono Anung Kaji Penerapan WFH saat HUT ke-79 Bahayangkara
Diketahui, Polri mengimbau perusahaan yang berada di kawasan protokol Jakarta untuk menerapkan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) saat hari peringatan HUT Bhayangkara ke-79, Selasa (1/7) besok.
Frengky Aruan - Senin, 30 Juni 2025
Gubernur Jakarta Pramono Anung Kaji Penerapan WFH saat HUT ke-79 Bahayangkara
Indonesia
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Kemenkes menjabarkan saat ini ada 179 kasus COVID-19, dengan 1 kasus positif dari 32 pemeriksaan yang ditemukan
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
Indonesia
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Batuk-pilek disertai sesak napas dalam waktu kurang dari 14 hari setelah kembali dari Tanah Suci.
Wisnu Cipto - Senin, 16 Juni 2025
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Indonesia
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan bahwa situasi COVID-19 di Ibu Kota tetap terkendali
Angga Yudha Pratama - Jumat, 13 Juni 2025
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Indonesia
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Ani mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
Bagikan