Studi: 70% Karyawan Cemas Soal Privasi Data Saat WFH


Banyak karyawan yang khawatir akan keamanan siber saat WFH (foto: pixabay/free-photos)
PANDEMI COVID-19 yang melanda dunia, membuat masyarakat harus beradaptasi dengan keadaan. Sejumlah langkah untuk memutus mata rantai Virus COVID-19 pun dilakukan. Salah satunya dengan memberlakukan Work From Home (WFH) bagi para pekerja.
Rupanya di balik WFH banyak para pekerja yang khawatir. Menurut studi dari perusahaan solusi keamanan siber Cisco, menunjukkan bahwa sebanyak 70% karyawan cemas soal kemanan data pribadi mereka, saat bekerja jarak jauh saat pandemi.
Baca Juga:
"Sebagian besar dari organisasi atau perusahaan, sebenarnya cukup mengalami perubahaan secara tiba-tiba untuk mempersiapkan work remote. Tantangan yang dihadapi ialah keamanan akses dan privasi data," tutur Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Selain itu, akses yang aman ke jaringan dan aplikasi, pun menjadi tantangan keamanan siber di peringat atas dengan jumlah sebanyak 70%. Adapun kekhawatiran perusahaan di Indonesia termasuk perlindungan terhadap malware yang mencapai 63%.
Pada laporan berjudul The Future of Secure Remote Work Report menunjukan, sebanyak 78% responden mengatakan mereka pernah mengalami peningkatan ancaman hingga peringatan siber sebesar 25% sejak pandemi COVID-19 melanda tanah air.
Angka tersebut dinilai cukup signifikan, khususnya lantaran sebagian besar perusahaan yang terdampak COVID-19, tak siap dalam mendukung WFH secara aman.
Meski demikian, mayoritas perusahaan di Indonesia, percaya bahwa perubahan kebijakan keamanan siber sangat dibutuhkan, khususnya dalam mengatasi situasi saat ini.
Sementara itu, terdapat sekitar 53% responden yang menyatakan bahwa perubahan kebijakan keamanan siber kurang dari keseluruhan kebijakan yang dibuat, hanya sekitar 30%.
Tapi, lebih dari 63 perusahaan di Indonesia, percaya bahwa mereka akan meningkatkan investasi keamanan siber. Dari total perusahaan yang melakukan hal tersebut, sebanyak 40% percaya diantaranya percaya investasi itu akan melebihi 30%.
Baca Juga:

Marina Kacaribu menjelaskan dua per tiga dari organisasi atau perusahaan di Indonesia melihat, bahwa ke depannya akan meningkatkan investasi mereka di keamanan siber.
Sekitar 35% perusahaan dikabarkan menempatkan peningkatan pertahanan siber secara keseluruhan, sebagai prioritas investasi utama mereka, dalam mempersiapkan dunia paska pandemi. Hal tersebut diimbangi dengan akses jaringan (28%) dan keamanan cloud (19%).
Mengenai hal tersebut, Juan Hot Koo selaku Cisco Director of Cybersecurity menambahkan, bahwa perusahaan harus menyadari bahwa ketahanan siber harus dilakukan sejak awal, bukan hanya akibat dari adanya peristiewa pelanggaran siber.
Survei dari Cisco itu pun menunjukan, bahwa perlindungan titik akhir atau endpoint, menjadi tantangan utama bagi perusahaan di Indonesia. Survei itu pun menunjukan 74% responden menyatakan keamanan laptop/desktop kantor merupakan tantangan terbesar untuk melindungi lingkungan kerja jarak jauh. (Ryn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov

Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota

Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum

Gubernur Jakarta Pramono Anung Kaji Penerapan WFH saat HUT ke-79 Bahayangkara

Menhub Sebut Kebijakan WFA Ubah Pola Mudik Lebaran 2025

Menteri PANRB Keluarkan Edaran Kerja WFO dan WFH serta WFA Ditetapkan Pimpinan Instansi

Pemprov DKI Belum Berniat Terapkan Work From Anywhere untuk ASN, Pj Teguh: Tunggu Instruksi Pempus

Rencana WFA, Kinerja ASN Bakal Melorot Jika Tak Diawasi Ketat

Asik Nih! Dalam Seminggu ASN Bisa Kerja 2 Hari Di Mana Saja, 3 Hari di Kantor Karena Efisiensi

Dukung Pemprov DKI Terapkan WFH saat Banjir, Kader PSI: Kurangi Risiko Keselamatan Pekerja
