UGM Gandeng Perusahaan Farmasi untuk Pencegahan Kanker Nasofaring

UGM dan Phapros Berkolaborasi (Foto: dok. phapros)
PERKEMBANGAN industri farmasi nasional saat ini sangat cepat, khususnya pada kurun waktu lima tahun terakhir. Sebagai sektor yang dikategorikan sebagai industri formulasi, farmasi di Indonesia perlu dikembangkan dengan berbasis tiga pilar utama, yakni bahan baku, bioteknologi dan herbal. Ketiganya bisa dikembangkan sehingga dapat menjadi industri yang berpotensi besar di masa depan. Meski demikian, riset mendalam tetap dibutuhkan.
Iswanto selaku pakar penghiiran riset Universitas Gadjah Mada mengatakan industri farmasi pada tingkat dunia saat ini tidak ada yang bisa mandiri melakukan penelitian tanpa berkolaborasi. Umumnya, pelaku industri bekerja sama dengan pusat-pusat riset untuk memformulasikan produk agar bisa fokus pada bisnis inti masing-masing.
Baca Juga:
Cegah Risiko Kanker Serviks dengan Vaksinasi dan Skrining HPV
"Di UGM, kami melakukan penghiliran riset-riset hasil penelitian agar bisa diangkat untuk masuk ke pasar komersial. Riset yang kami fokuskan yakni alat kesehatan, herbal, dan pangan sehat," ujar Iswanto dalam keterangan resminya.
Selain itu, Iswanto juga menjelaskan pihaknya menjembatani antara industri dan peneliti, khususnya dari sisi prinsip pemasaran, karena membuat produk yang bagus itu mudah, tapi membuat produk yang bisa dijual kompetiti itu tidak mudah.
Saat ini dukungan pemerintah terhadap dunia riset khususnya farmasi cukup baik, yakni dengan memberikan dana kepada universitas untuk melakukan penelitian-penelitian tertentu. Termasuk tax holiday atau menghilangkan sama sekali pajak untuk kegiatan riset. Itu termasuk peran pemerintah untuk kegiatan riset.
Baca Juga:

Menurut Direktur Utama Swayasa Prakarsa tersebut, yang merupakan inkubator untuk penghiliran hasil riset karya anak bangsa, Phapros dan Universitas Gadjah Mada telah berkolaborasi dalam penghiliran riset untuk produk pencegahan kanker nasofaring, dengan meluncurkan NPC Strip, yakni alat deteksi dini NPC yang mudah, cepat, akurat, dan berbiaya murah.
“Selain itu, Phapros dan UGM juga bersinergi dalam hilirisasi riset untuk produk INA Shunt sebagai solusi bagi penderita hidrosefalus yang banyak menyerang bayi dan balita," jelas Iswanto.
Kemudian Iswanto menjelaskan, bahwa Pahpros juga memiliki kompetisi di bidang alat-alat kesehatan, hal itu menurutnya bisa dimulai pada segmen produk-produk herbal.
Iswanto juga menuturkan, industri farmasi di Indonesia sangat tersegmentasi, dalam arti tidak ada pemain besar yang bisa menguasai seluruh pasar dengan produk-produknya.
"Rata-rata hanya mengambil ceruk-ceruk tertentu sesuai dengan kompetensi intinya, dan hal ini bisa dikembangkan lebih lanjut agar penguasaan pasar menjadi lebih baik," tutupnya. (Ryn)
Baca juga:
Kini, Pap Smear juga dapat Deteksi Kanker Payudara dan Ovarium
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
