Cegah Risiko Kanker Serviks dengan Vaksinasi dan Skrining HPV

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 22 Juni 2022
Cegah Risiko Kanker Serviks dengan Vaksinasi dan Skrining HPV

Cegah Risiko Kanker Serviks dengan Vaksinasi dan Skrining HPV (Foto: freepik/jcomp)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

VAKSINASI dan skrining Human Papillomavirus (HPV) sangat penting untuk melindungi perempuan dari virus, serta mengurangi risiko kanker serviks. Hal tersebut dipaparkan oleh Konsultan Onkologi Ginekologi di Mount Elizabeth Medical Centre, Dr Lisa Wong.

Karena DNA HPV hadir dalam 99 persen spesimen kanker serviks, ada hubungan sebab akibat yang kuat antara HPV dan kanker serviks.

"Infeksi HPV adalah penyebab yang diperlukan untuk pembentukan kanker," ujar Wong seperti yang dikutip dari laman Antara.

Baca Juga:

Mengenal Vaksin Kanker Serviks yang Diwajibkan Kemenkes

Vaksinasi dan skrining Human Papillomavirus (HPV) sangat penting. (Foto: unsplash/diana polekhina)

Wong menjelaskan bahwa infeksi HPV sangat umum. Faktanya, sekitar 50 hingga 80 persen perempuan akan mengembangkan salah satu dari sekitar 200 subtipe HPV yang diketahui, setidaknya sekali seumur hidup mereka.

Sebagian besar kasus bersifat sementara dan tanpa gejala. Sekitar 80 persen kasus akan sembuh secara spontan dalam waktu hingga dua tahun. Sebagian besar berisiko rendah dan bisa menyebabkan kutil kelamin. Hanya sebagian kecil kasus jenis onkogenik akan berkembang menjadi kanker. "Kanker sebenarnya adalah hasil yang jarang dari infeksi umum," ujarnya.

Wong menuturkan bahwa ada tiga prosedur skrining utama untuk kanker serviks, yaitu Pap smear konvensional, sitologi berbasis cairan, dan tes HPV.

Pap smeaer konvensional memiliki karakteristik yang dibatasi oleh sensitivitas yang buruk, serta diperngaruhi oleh metode pengumpulan. Namun, memiliki spesifisitas yang baik dan nilai prediksi positif yang tinggi.

Baca juga:

Kini, Pap Smear juga dapat Deteksi Kanker Payudara dan Ovarium

Prosedur yang kedua yakni sitologi berbasis cairan. Alat ini memiliki sensitivitas yang tinggi, tingkat negatif palsu dan spesifisitas yang lebih rendah.

Sementara yang ketiga yaitu TEs HPV. Tes tersebut memiliki sensitivitas yang jauh lebih tinggi, namun tidak mendeteksi lesi pra-kanker. Adapun kelemahan utamanya yaitu speisfisitas yang lebih rendah, namun memiliki nilai prediksi negatif yang sangat baik.

Menurut Wong, Pap smear cenderung memberikan proporsi positif dan negatif palsu yang tinggi. Sensitivitasnya pun meningkat seiring bertambah usia, yang membuatnya lebih berguna untuk perempuan yang lebih tua dibanding perempuan muda.

Kisarannya sekitar 52 persen untuk perempuan di bawah 35 tahun, dan 79 persen untuk perempuan di atas 50 tahun. Tapi, tes tersebut tidak seefektif mendeteksi prekursor dari adenokarsinoma.

Cegah Risiko Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV (Foto: pixabay/padrinan)

Sementara berdasarkan pedoman skrining baru, direkomendasikan permpuan berusia 25-29 tahun melakukan sitologi setiap tiga tahun, dan orang berusia 30-69 tahun melakukan tes HPV setiap lima tahun. Dua jenis PHV Yang paling onkogenik yaitu HPV 16 dan 18 bertanggung jawab atas 70-80 persen kasus kanker serviks.

Tes HPV bisa mendeteksi lebih banyak lesi prakanker tingkat tinggi CIN 2 dan 3, serta lebih baik untuk mendeteksi adenokarsinoma. Untuk perempuan yang lebih muda, HPV mungkin kurang bermanfaat karena tingkat positif palsu yang lebih tinggi.

Wong mencatat ada sejumlah potensi bahaya dari tes HPV, termasuk stigma yang terkait dengan aktivitas seksual, kecemasan, tekanan psikologis, dan ketidaknyamanan dari prosedur diagnostik serta pengobatan tambahan. (Ryn)

Baca Juga:

Keyakinan Diri Sendiri dapat Membantu Pengobatan Kanker

#Kesehatan #Kanker #Kanker Serviks
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan