Tragis, Korban Penganiayaan Anak Bos Toko Roti Kena Tipu Pengacara sampai Jual Motor
Anak bos toko roti diduga penganiaya karyawan di tangkap polisi. (Foto: Dok. Media Sosial)
MerahPutih.com - Nasib tragis dialami Dwi Ayu Darmawati, korban penganiayaan oleh anak bos toko roti George Sugama Halim. Dwi mengaku ditipu pengacara dalam proses penanganan kasus penganiayaan yang dialaminya.
Orang tua Dwi bahkan harus menjual motor satu-satunya demi membayar fee pengacara yang mengaku berasal dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan utusan Polda Metro Jaya.
"Jadi dia (pengacara) setiap ada info, selalu ke rumah dan minta duit. Mama saya sampai jual motor, motor satu-satunya," kata Dwi saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/12).
Baca juga:
Saat ditanya oleh Ketua Komisi III DPR Habiburokhman, Dwi mengaku awalnya tidak mengetahui LBH yang dimaksud sang pengacara.
Namun, kemudian Dwi mengetahui bahwa pengacara tersebut merupakan utusan bosnya yang merupakan ibu dari anak bos toko roti yang menganiayanya.
"Tapi awalnya saya nggak tahu kalau itu dari pelaku. Dia ngakunya dari LBH, utusan dari Polda," ungkapnya.
Baca juga:
Disebut Sebagai Bekingan Anak Bos Toko Roti, TNI: Tidak Ada Kaitan dengan Pelaku
Dwi mengatakan ia dan ibunya curiga dengan pengacara itu karena selalu menjawab tidak pasti ketika ditanya perkembangan kasus penganiayaan yang dialaminya.
Setelah dibayar dengan uang hasil penjualan motor tersebut, lanjut Dwi, pengacara tersebut tak bisa dihubungi.
"Abis jual motor itu, saya tanya-tanyain ke (pengacara), itu sudah nggak bisa dihubungin lagi," bebernya.
Dwi akhirnya memutuskan untuk mengganti pengacara. Kemudian ia bertemu dengan pengacara sekarang dan dibantu kembali bekerja di satu perusahaan dan membiayai kuliahnya hingga selesai.
"Akhirnya, saya dihubungin oleh Pak Jhon (Jhon LBF). Saya juga diberi bantuan oleh Bang Jhon kerja di perusahaan Hi-Fi. Saya juga dikuliahkan di universitas terbaik di Jakarta sampai lulus," tutup Dwi. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
DPR Sentil Kemenhut Soal Loyonya Penegakan Hukum Kehutanan, Taubat Ekologi Bisa Jadi Solusi
Pemerintah Didesak Bentuk BRR Ad Hoc untuk Pemulihan Cepat Pasca Bencana Sumatera
DPR Serukan 'Taubat Ekologi' ke Menhut Raja Juli Sebagai Refleksi Kerusakan Lingkungan
Elit Saling Adu Opini soal Bencana Alam Sumatra, Bamsoet: Stop Saling Menyalahkan, Fokus pada Penanganan
DPR Minta Bapeten Berada Langsung di Bawah KLH untuk Perkuat Pengawasan Bahan Radioaktif
Pemulihan Infrastruktur Dasar Jadi Penentu Keselamatan Warga Terdampak Bencana Sumatra
Dana 'On Call' Rp 4 Triliun untuk Bencana di Sumatra Sudah Menanti, DPR Desak Pemerintah Gunakan Anggaran Darurat
Gas Elpiji Langka Hingga Dapur Umum Bencana 'Mati Suri' di Aceh, Pertamina Diminta 'Gercep' Lewat Udara
Dokumen Hilang Saat Bencana Aceh-Sumut, Imigrasi Diminta Bebaskan Syarat dan Biaya Penerbitan Kembali Paspor
Setop Narasi Cuaca Ekstrem! DPR Tegaskan Bencana di Sumatera Buntut Kasus Perusakan Hutan Massif