Tips Membedakan Flu Biasa dan COVID-19


Kenali perbedaan flu biasa dan COVID-19. (Foto: pixabay/tumisu)
FLU biasa dan COVID-19 memiliki gejala yang cukup mirip, namun ada beberapa hal yang membedakannya.
Oleh karena itu, bila kamu flu atau pilek tak perlu khawatir dikira COVID-19 oleh orang di sekitarmu. Terlebih asumsi mereka tanpa adanya proses antigen atau PCR.
Baca Juga:
COVID-19 dan flu umumnya sama-sama memiliki gejala pilek serta hidung tersumbat. Hal itu dipaparkan oleh Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Vito A. Damay.
Namun, pada COVID-19, ada juga gejala demam, batuk, tenggorokan tidak nyaman, diare, mual, timbul bercak kemerahan mirip alergi, badan terasa lemas, mudah lelah, hingga membuat penderitanya ingin beristirahat terus.

Sekitar 87 persen orang yang positif COVID-19 tak bisa mencium aroma. Baik aroma makanan, aroma tubuh hingga aroma lainnya yang disebut juga anosmia. Gejala tersebut dialami oleh pasien meski hidungnya tidak tersumbat
"Meski sama-sama pilek, meler, hidung tersumbat, namun COVID-19 biasanya punya gejala anosmia atau kehilangan kemampuan indera penciuman," ujar dr. Vito pada pesan video yang diunggah di akun instagramnya @doktervito dikutip dari Antara.
Seperti yang tertera di studi dalam jurnal Science Advances, penyebab anosmia bukan lantaran hidung tersumbat maupun pilek. Tapi, karena neuron sensorik penciuman yang tidak dapat mengekspresikan gen yang mengkode protein reseptor ACE2, yang digunakan virus SARS-CoV-2 untuk memasuki sel manusia.
Baca Juga:
Pandemi COVID-19 Dorong Pertumbuhan Transaksi Digital
View this post on Instagram
Sementara itu untuk memastikan seseorang terkena COVID-19 atau flu, maka perlu menjalani tes PCR. Khususnya bagi orang yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien COVID-19.
"Kalau flu harus diswab juga? ya, karena gejalanya mirip, sebaiknya kamu lakukan daripada menyesal. Apalagi bila kamu punya riwayat kontak dengan orang yang positif," jelas dr. Vito.
Lebih lanjut dr. Vito juga menjelaskan tentang istilah diCOVIDkan. Istilah tersebut bisa merujuk pada kondisi yang membuat kamu terpapar COVID-19 lantaran abai dengan protokol kesehatan.
Dr. Vito berpesan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan seperti pakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta mengurangi mobilitas guna mencegah penularan serta penyebaran COVID-19.
"Tidak pakai masker itu namanya kamu diCOVIDkan. Kalau kamu pada orang lain itu berarti kamu mengCOVIDkan orang lain. Jangan mau diCOVID-kan, jangan mau ditularkan atau menularkan pada orang lain, pakai maskernya," tutup dr. Vito. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
