Tidak Bisa Sembarangan, Transplantasi Ginjal Ada Tahapannya


Ginjal berfungsi membuang limbah dari darah setelah pencernaan. (Foto: Unsplash/Robina Weermeijer)
PENYAKIT ginjal kronik masih menjadi salah satu isu kesehatan di Indonesia. Angka prevalensi pengidap gagal ginjal kronik di Indonesia mencapai 10% pada orang dewasa.
Gagal ginjal kronik tidak bisa disembuhkan dengan diet rendah protein semata. Perlu ada penanganan lebih lanjut supaya pasien bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Ketua Tim Transplantasi Ginjal RS Siloam, Profesor Dr. dr Endang Susalit Sp.PD-KGH FINASIM menyebutkan salah satu pengobatan gagal ginjal kronik yang ideal yakni melalui transplantasi.
Lewat transplantasi, pasien bisa mendapatkan kuantitas dan kualitas hidup yang lebih baik, diet lebih bebas, dapat melakukan perjalanan jauh dan merasa lebih sehat.
Baca juga:

Lalu, darimanakah kita bisa mendapatkan ginjal yang sehat? Pertama lewat donor kadaver (jenazah), donor hidup sedarah (kakak, adik, ibu/bapak, anak) dan donor hidup tidak sedarah (istri/suami, saudara jauh, atau teman).
Hal yang perlu diperhatikan oleh calon resipien (penerima) dalam mencari pendonor yang tepat adalah memastikan golongan darah ia dengan calon pendonor compatible.
Lalu calon pendonor juga harus memeriksa fungsi ginjal (ureum dan creatinine) normal dan tidak menderita diabetes mellitus. Jika calon resipien sudah mendapatkan calon pendonor, mereka bisa menemui koordinator transplantasi ginjal, lalu berkonsultasi dengan dokter spesialis nefrologi.
Selanjutnya, calon pendonor dan resipien bisa advokasi donor oleh tim advokasi rumah sakit. "Tim advokasi yang ada di RS Siloam Hospital ASRI antara lain spesialis psikiatri, spesialis forensik etikolegal, spesialis forensik medikolegal, dan biro hukum," ujar Ketua ASRI Urology Center, Dr. dr. Nur Rasyid, Sp.U(K).
Pada saat advokasi donor, dilakukan screening secara komprehensif oleh psikiater forensik. Bila disetujui, dilakukan full board meeting dengan advokasi donor.
Baca juga:

Nur Rasyid menyebut bahwa proses screening tersebut tidak bisa dimanipulasi oleh oknum. "Psikiater yang terlibat punya jam terbang tinggi, mereka tentu bisa membedakan yang mana asli yang mana manipulasi," tuturnya.
Berikutnya, perlu dilakukan screening medis dan toleransi operasi diikuti dengan full board meeting dengan tim dokter multidisiplin. Setelah melewati rangkaian pemeriksaan, barulah dilakukan operasi transplantasi ginjal.
Pengawasan tidak hanya dilakukan sebelum tindakan operasi tetapi juga pascaoperasi. "Setelah operasi perlu dilakukan kontrol rawat jalan dan konsumsi obat secara berkala," terang Nur Rasyid.
Jika tempat tinggal pasien jauh dari dokter yang menangani, maka bisa dilakukan kontrol jarak jauh. "Pasien (pendonor dan resipien) bisa update perkembangan kesehatannya secara daring," tukasnya. (avia)
Baca juga:
Alodokter Berbagi Cara Hadapi Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
