Tidak Ada Penambahan Kasus Gangguan Ginjal Akut Per 7 November 2022


Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril saat konferensi pers gangguan ginjal akut dalam jaringan Zoom yang diikuti dari Jakarta, Selasa (1/11/2022). (ANTARA/Andi Firdaus).
MerahPutih.com - Kabar baik datang dari penanganan kasus gangguan ginjal akut yang belakangan menyerang anak-anak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menginformasikan belum ada kasus baru ganguan ginjal akut di Indonesia.
"Alhamdulillah tidak ada kasus baru per 6 November 2022 atau Minggu malam," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers virtual, Senin (7/11).
Baca Juga:
Kasus Gangguan Ginjal Akut Masih Terjadi, Menkes Peringatkan Seluruh Dinkes
Total kasus gagal ginjal akut sebanyak 324. Jumlah ini masih sama dengan data 5 November 2022.
Sementara itu, kasus meninggal dunia terlapor satu kasus. Sehingga total kematian gagal ginjal akut per 6 November adalah 195. Menurut data Kemenkes, pasien gangguan ginjal akut yang sembuh tidak mengalami penambahan, tetap di angka 102 kasus.
Kini, total pasien gagal ginjal akut yang masih dirawat di rumah sakit per enam November adalah 27 pasien. Sedangkan di 5 November, total pasien yang dirawat 28 orang.
DKI Jakarta masih jadi provinsi paling tinggi pelaporan kasusnya, yaitu totalnya 83 kasus, diikuti Jawa Barat (41), Aceh (32), Jawa Timur (25), dan Banten (22).
Di sisi lain, Kemenkes sedang menunggu kedatangan 70 vial Fomepizole dari Amerika Serikat yang dibeli dengan uang negara.
Baca Juga:
323 Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak di Indonesia, 190 Meninggal
Menurut Syahril, sekalipun nanti tidak ada lagi pasien gagal ginjal akut di rumah sakit, obat tetap bisa bermanfaat untuk kasus keracunan.
"Jika memang pasien gagal ginjal akut tidak ada lagi yang dirawat di rumah sakit karena kasus semakin terkendali, maka obat akan jadi stok negara, kami simpan," terang Syahril.
Syahril melanjutkan, sebagai satu negara yang besar, penting bagi Indonesia untuk memiliki stok obat.
Jadi, jika suatu saat kejadian serupa gagal ginjal akut terjadi lagi, Indonesia sudah aman dan bisa dengan sigap mengatasi penyakit.
"Jadi, 100 vial Fomepizole yang diproyeksi jadi obat stok, akan jadi obat antidotum yang dimiliki. Lagipula, obat stok ini tetap aman diberikan ke masyarakat jika masa kadaluarsanya terjaga," tambah Syahril.
Perlu diketahui, Indonesia memiliki 246 vial Fomepizole dari berbagai negara. 30 vial dibeli dari Singapura, sisanya 200 vial hibah dari Jepang. Dan 16 lainnya hibah dari Australia. 200 vial sudah distribusikan ke 21 rumah sakit di 34 provinsi. (Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Gaya Hidup Picu Gagal Ginjal di Kalangan Remaja, DPR Desak Solusi Tunggakan BPJS

Cegah Gagal Ginjal Anak, Disdik DKI Inspeksi Rutin Penjualan Makanan di Sekolah
DPR Soroti Kasus Diabetes dan Gagal Ginjal Anak yang Makin Meningkat

Kebiasaan Mengonsumsi Garam Beresiko Terkena Gagal Ginjal

Nam Yoon-su Melakukan Donor Ginjal, Bagaimana Pemulihan hingga Pantangannya?

Pasien Penyakit Ginjal Kronis Butuh Terapi Obat Anemia

Di Indonesia Mayoritas Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda

Pasien Ginjal Disarankan Lakukan Konsultasi saat Ingin Berpuasa

Jokowi Setujui Pemberian Bantuan untuk Korban Gagal Ginjal Akut

Kasus Ginjal Akut, Ahli Sebut Tak Ada Hasil Autopsi Kematian karena Sirop Paracetamol
