Tetap Waras, Lebih Baik Jangan Tengok Teman yang Baru Bersalin

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 28 Oktober 2020
Tetap Waras, Lebih Baik Jangan Tengok Teman yang Baru Bersalin

Di situasi pandemi, kamu harus tetap waras ketika banyak orang yang menguhubungimu

Ukuran:
14
Font:
Audio:

DI INDONESIA, budaya silaturahmi begitu kental terasa, tak terkecuali disaat ada saudara atau teman yang baru saja melahirkan.

Biasanya saat ada orang terdekat melahirkan, banyak keluarga atau teman yang menengok si bayi dengan membawa berbagai hadiah.

Baca Juga:

Pandemi COVID-19 Membuat Pola Berbelanja Berubah

Selain membawa hadiah untuk sang bayi, tak sedikit orang-orang yang ingin memegang, menggendong bahkan mencium si bayi. Tak lupa pula untuk mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bersama si bayi.

Tapi ingat saat ini virus corona masih bergentayangan. Ini membuat setiap orang harus melakukan kebiasaan yang adaptif, agar tidak merugikan dan membahayakan orang banyak.

Kesehatan si kecil lebih penting, jagalah dari paparan kuman, bakteri dan virus. (Foto: Pixabay/satytiwwari

Bila sebelum pandemi orang bebas untuk berkunjung ke rumah rekan yang baru melahirkan dan melakukan kebiasaan berbagi kebahagiaan. Kenormalan baru saat pandemi, membuat orang justru tidak menengok langsung bayi.

Tidak menengok rekan yang baru bersalin di saat pandemi ini, bukan berarti tidak perduli dan tak mengindahkan budaya silaturahmi. Justru sebaliknya, bila kamu datang langsung menemui si bayi, kamu dinilai tak 'waras' atau tak perduli dengan kesehatan dan keselamatan rekanmu dan bayinya.

Hal itulah yang dirasakan oleh Marisa yang melahirkan di saat pandemi ini. Setelah bersalin, Marisa dilanda dilema yang cukup membuatnya bingung sekaligus cemas pada kesehatan bayi. Karena, banyak teman dan saudara yang ingin menengok dirinya dan bayinya di rumah.

"Gue bingung banget pas baru lahiran. Banyak yang telepon mau nengok mau mampir, tapi gue sebagai ibu, enggak mau anak gue kenapa-kenapa. Apalagi, amit-amit sampai ketularan virus corona," kata Marisa.

Baca juga:

Tetap Waras Bagi Jurnalis: Kelola Youtube Hingga Bisnis Herbal

bayi
Orangtua harus memberikan batasan kunjungan orang yang akan melihat bayinya. (Foto: Pexels/Pixabay)

Di tengah kebingungan ingin melarang orang-orang untuk menjenguk bayinya, Marisa akhirnya menegaskan pada rekan dan keluarga yang ingin menjenguk, untuk mengurungkan niatnya. Karena di situasi pandemi saat ini, risiko penularan virus sangat tinggi. Terlebih lagi pada bayi yang kondisi kesehatan masih sangat rentan.

Meski ada rasa 'tak enak' dalam hati, mau tidak mau, suka tidak suka, dia harus melakukan itu. Dia sadar keadaan saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan kebiasaan lama, yakni bersilaturahmi.

"Akhirnya gua kasih penjelasan ke teman-teman dan saudara-saudara, sebaiknya jangan nengok dulu karena situasinya kurang bersahabat. Untungnya mereka pada ngerti sih," ungkap perempuan yang akrab disapa Icha itu.

Tapi meski Marisa melarang saudara dan rekannya untuk menjenguk, bukan berarti menghalangi orang terdekatnya untuk menunjukan kepedulian padanya. Banyak rekan dan saudaranya yang berinisiatif tetap mengirim kado meski tak bertemu secara langsung.

"Beberapa temen dan saudara gue bilang 'kadonya dipaketin aja yah kerumah', disitu gue ngerasa seneng aja sih, bahkan mereka bilang gitu sebelum gue larang buat mampir kerumah," kata Marisa.

Baca Juga:

Bayi Refleks Berenang Saat Diletakkan di Kolam Renang

Selain dengan bertatap muka langsung, mengirim paket ke teman yang melahirkan bisa jadi alternatif yang terjangkau (Foto: Pixabay/blickpixel)

Menurut Marisa, banyak sekali perubahan yang membuat kita harus tetap waras di masa pandemi. Karena ada beberapa hal yang mungkin sebelum pandemi aman untuk dilakukan, tapi disaat pandemi seperti ini justru membahayakan kesehatan hingga keselamatan orang lain.

Dia menegaskan, jangan melakukan kebiasaan yang tidak relevan dengan situasi pandemi saat ini. Salah satunya menengok rekan atau saudara yang baru melahirkan.

"Di kondisi saat ini yang gue rasain, kita harus waras dengan keadaan. Intinya pada semua orang kita harus lebih saling mengerti dan menghargai," tutur Marisa.

Mungkin tak hanya Marisa yang merasakan hal seperti itu, bahkan bisa jadi banyak perempuan di dunia yang senasip dengan Marisa. Satu pesan yang bisa diambil dari kisah Marisa, yakni kita harus berdaptasi dengan kondisi pandemi ini, harus tetap waras dan berani tegas. (Ryn)

Baca juga:

Luangkan Waktu untuk Beristirahat Biar Tetap Waras

#Bayi #Pasca Melahirkan #Oktober Satgas Waras #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Dugaan Malapratik Amputasi Tangah Bayi Arumi, Majelis Profesi Periksa 89 Tenaga Medis Bima
89 nakes yang diperiksa terdiri dari 27 orang yang bertugas di Puskesmas Bolo, 24 dari RS. Sondosia dan 38 dari RSUD Bima.
Wisnu Cipto - Rabu, 23 Juli 2025
Dugaan Malapratik Amputasi Tangah Bayi Arumi, Majelis Profesi Periksa 89 Tenaga Medis Bima
Indonesia
Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya
Menurut Prof. Allen, asap tembakau mengandung berbagai karsinogen berbahaya, seperti arsenik, benzena, kadmium, asetaldehida, formaldehida, hidrazin, timbal, dan nikel
Angga Yudha Pratama - Jumat, 18 Juli 2025
Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya
Indonesia
Komisi III DPR Desak Polisi Usut Tuntas Sindikat Perdagangan Bayi Lintas Negara
Anak-anak adalah masa depan bangsa
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
Komisi III DPR Desak Polisi Usut Tuntas Sindikat Perdagangan Bayi Lintas Negara
Lifestyle
Penyebab dan Penanganan Kuning pada Bayi Baru Lahir, Waspada Bahaya Dehidrasi ASI
Penting untuk digarisbawahi, penanganan breastfeeding jaundice bukanlah dengan menghentikan pemberian ASI
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 Juni 2025
Penyebab dan Penanganan Kuning pada Bayi Baru Lahir, Waspada Bahaya Dehidrasi ASI
Lifestyle
Dokter Tekankan Pentingnya Gaya Hidup Sehat untuk Program Bayi Tabung
Dengan teknologi yang lebih canggih dalam pengolahan embrio, tingkat keberhasilan yang sebelumnya sekitar 20 persen kini meningkat menjadi 40 persen.
Angga Yudha Pratama - Selasa, 08 April 2025
Dokter Tekankan Pentingnya Gaya Hidup Sehat untuk Program Bayi Tabung
Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Indonesia
Dinkes Usut Dugaan Kelalaian Tenaga Medis RS Islam Cempaka Putih di Kasus Bayi Tertukar
Tim Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat sudah melakukan Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian (BINWASDAL) terhadap RS Islam Jakarta Cempaka Putih
Wisnu Cipto - Jumat, 13 Desember 2024
Dinkes Usut Dugaan Kelalaian Tenaga Medis RS Islam Cempaka Putih di Kasus Bayi Tertukar
Mengenal Kanker Ovarium: Viral Usai Diidap Bayi 19 Bulan
Kanker ovarium merupakan pertumbuhan sel abnormal yang berasal dari indung telur, yang viral usai bayi berusia 19 bulan di Sabah, Malaysia, bernama Daneen Auni Riksi, telah didiagnosis menderita penyakit ini.
ImanK - Minggu, 13 Oktober 2024
Mengenal Kanker Ovarium: Viral Usai Diidap Bayi 19 Bulan
Indonesia
Mayat Bayi Ditemukan di Dalam Kloset Apartemen Pluit
Bermula dari saluran air kloset yang tersumbat.
Frengky Aruan - Rabu, 02 Oktober 2024
Mayat Bayi Ditemukan di Dalam Kloset Apartemen Pluit
Indonesia
Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah Warga Sragen, Polisi Buru Pelaku
Penemuan bayi tersebut membuat geger warga Kampung Krapyak RT 32 /RW 10 Kelurahan Sragen
Ikhsan Aryo Digdo - Kamis, 19 September 2024
Bayi Perempuan Ditemukan di Teras Rumah Warga Sragen, Polisi Buru Pelaku
Bagikan