Terobsesi Makanan Sehat? Bisa Jadi Penderita Orthorexia Nervosa

Muchammad YaniMuchammad Yani - Rabu, 09 Juni 2021
Terobsesi Makanan Sehat? Bisa Jadi Penderita Orthorexia Nervosa

Makanan sehat. (Foto: Pixabay/RitaE)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MENGONSUMSI makanan sehat memang dianjurkan. Akan tetapi kamu yang terobsesi makanan sehat sebaiknya harus waspada karena hal itu justru akan berdampak buruk, salah satunya risiko kekurangan gizi atau malnutrisi.

Dilansir dari Antara, Rabu (9/6), dokter spesialis gizi klinik konsultan nutrisi pada kelainan metabolisme gizi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Ida Gunawan menjelaskan terobsesi pada makanan sehat tergolong gangguan makan yang disebut orthorexia nervosa.

Baca juga:

Kerja dari Rumah, saatnya Mulai Gaya Hidup Sehat

"Dalam prakteknya, kalau dia tidak menemukan makanan sehat menurut dia, maka bisa menjadi stres, gelisah, merasa bersalah, cemas dan sebagainya. Akhirnya membuat dia memilih tidak makan daripada harus makanan makanan yang menurut dia tidak sehat," ucap dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah itu.

Waspada jika terobsesi dengan makanan sehat. (Foto: Pixabay/RitaE )
Waspada jika terobsesi dengan makanan sehat. (Foto: Pixabay/RitaE)

Menurutnya, ada perbedaan konsep makanan sehat yang diterapkan penderita orthorexia dan yang memang menjalani pola makan sehat. Orang yang menerapkan pola makan sehat umumnya berpegang pada gizi seimbang. Sementara orang dengan orthorexia justru menghindari sumber karbohidrat, protein hewani dan bumbu seperti garam dan gula, hingga lemak yang bisa berujung masalah kesehatan salah satunya malnutrisi.

Dalam satu piring makan, seperti yang dianjurkan Kementerian Kkesehatan yakni setengah bagian diisi sayur dan buah, seperempat piring karbohidrat (pilih yang kompleks seperti nasi, sereal, kentang, roti gandum), kemudian isi seperempatnya lagi diisi protein baik hewani maupun nabati.

Baca juga:

Jurus Bumil Antiinsomnia

Sedangkan untuk asupan garam harian, gula dan minyak disesuaikan dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan yaitu gula 4 sendok makan peres, garam 1 sendok teh, dan minyak 5 sendok makan.

"Orang yang mengikuti pola makan sehat pastinya berpegang pada gizi seimbang. Dalam gizi seimbang tidak melulu isinya hanya sayur dan buah, tidak makan karbohidrat, lemak dan gula," terang Ida.

Orang yang mengikuti pola makan sehat pasti berpegang pada gizi seimbang. (Foto: Pixabay/dbreen)
Orang yang mengikuti pola makan sehat pasti berpegang pada gizi seimbang. (Foto: Pixabay/dbreen)

"Pada mereka yang orthorexia, segala bumbu, karbohdirat menjadi momok ditakuti, melihat protein hewani enggak makan karena dianggap mengandung kolesterol tinggi, identik dengan tidak sehat. Jadi konsep diet sehat yang harus dibetulkan," lanjutnya.

Menurut Ida, orthorexia bisa ditangani dengan perawatan dari dokter gizi klinik dan psikiater. Nantinya mereka akan diberi informasi dan edukasi tentang persepsi makanan sehat. Orang yang orthorexia juga dianjurkan melakukan banyak relaksasi supaya tidak menjadi tegang hingga berujung stres ketika tak menemukan makanan sehat versi mereka. (Yni)

Baca juga:

5 Mitos Cuci Muka Ini Mungkin Pernah Kamu Alami

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Bagikan