Terlalu Lama Menatap Layar bisa Sebabkan Gangguan Sindrom Mata


Pandemi membuat masyarakat menatap layar gawai terlalu lama. (Foto: Unsplash/awmleer)
PANDEMI COVID-19 membuat sebagian masyarakat duduk terlalu lama dan waktu menatap layar semakin bertambah, baik untuk pekerjaan, hiburan, atau pendidikan. Rutinitas ini pun membawa dampak yang buruk bagi kesehatan mata dan mendatangkan computer vision syndrome (CVS) atau gangguan sindrom mata.
"Saat kita menghabiskan lebih banyak waktu di layar digital termasuk laptop, ponsel, tablet, e-reader, dan bahkan televisi, mata kita memiliki peningkatan waktu paparan yang tidak proporsional ke layar ini yang penuh dengan konsekuensi merugikan yang cukup besar," kata Dr. Tushar Grover, Direktur Medis di Vision Eye Centre, New Delhi, India, mengutip laman ANTARA, Senin (17/1).
Mengutip laman Indian Express, gejala dari gangguan sindrom mata di antaranya adalah mata tegang, sakit kepala, penglihatan kabur atau penglihatan ganda, mata kering, bahkan hingga sakit leher dan bahu. "Bahkan terkadang dapat menyebabkan gangguan pada pola tidur dan kesulitan konsentrasi," kata Grover.
Baca juga:

Grover mengatakan menatap layar yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan sindrom mata sehingga menyebabkan gerakan mata serta fokus memerlukan upaya tambahan dari otot mata dan sistem penglihatan.
"Saat kita asyik dengan layar, kita cenderung lebih sedikit berkedip yang menyebabkan mata kering dengan konsekuensi terkait. Orang yang menyentuh 40 tahun, khususnya, harus lebih banyak bekerja karena lensa alami mereka kurang fleksibel," ujarnya.
Gangguan sindrom mata tidak hanya menyerang seseorang dengan mata normal, tapi juga yang berkacamata. Bagi mereka yang sudah memiliki gangguan mata, harus lebih berhati-hati saat menatap layar.
Baca juga:
Waspadai Gangguan CVS akibat Terlalu Lama Menatap Layar

Kedua, tempatkan komputer atau gawai lainnya di ruangan yang cukup terang. Kemudian perhatikan juga jarak antara gawai dan mata, tidak boleh terlalu dekat atau pun jauh. Selain itu, gunakan kaca mata dan lensa yang dapat menyaring sinar biru dan memberikan perlindungan UV.
Terakhir adalah menerapkan metode 20-20-20 yang berarti setiap 20 menit, seseorang yang menatap layar harus melihat sejauh 20 kaki setidaknya selama 20 detik. "Ini memberi mata istirahat yang sangat dibutuhkan secara teratur," tutupnya. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
