kesehatan

Pengobatan Mata Pada Pengidap AMD di Masa Pandemi

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Jumat, 15 Oktober 2021
Pengobatan Mata Pada Pengidap AMD di Masa Pandemi

Perawatan AMD pada usia lansia di masa pandemi (Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio)

Ukuran:
14
Audio:

MASYARAKAT Indonesia usia lanjut terancam buta massal. Pasalnya, angka age-related macular degeneration (AMD) yang terjadi di Indonesia cenderung tinggi. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengemukakan bahwa lima negara dengan jumlah penduduk dengan gangguan penglihatan tertinggi di dunia adalah Tiongkok, India, Indonesia, Amerika dan Pakistan.

Dokter Spesialis Mata Konsultan RSCM-FKUI, Dr.dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K) menegaskan, tanpa penanganan secara dini dan berkelanjutan, AMD akan terus memburuk dari waktu ke waktu terutama Degenerasi Makula terkait Usia tipe basah (wet AMD). Dirinya menyebutkan AMD basah menjadi penyebab utama kehilangan penglihatan permanen yang parah pada orang di atas usia 60 tahun.

Baca Juga:

Menjaga Kesehatan Mata Itu Gampang Kok

"Age-related macular degeneration (AMD) merupakan kerusakan makula, yaitu pusat fokus penglihatan pada retina mata kita. Terjadi perubahan anatomi makula yang menyebabkan gangguan fungsi penglihatan mulai dari distorsi bentuk atau penglihatan buram, hingga buta pada penglihatan sentral. Akibatnya pasien tidak dapat membaca, menulis, bahkan melihat wajah orang di hadapannya," urai dr. Gitalisa.

Selain AMD basah, ada pula AMD kering (dry AMD). Pada AMD kering terjadi kerusakan makula secara bertahap biasanya selama bertahun-tahun, karena sel-sel retina mati dan tidak diregenerasi. Sekitar 10 persen hingga 15 persen orang dengan AMD kering penyakitnya akan berkembang menjadi AMD basah.

AMD Wet
Kebutaan karena AMD. (Sumber: Pexels/Matthias Zommer)

Pada AMD basah, terjadi pertumbuhan pembuluh darah abnormal ke dalam makula, sehingga terjadi perdarahan atau akumulasi cairan di makula. Akibatnya, akan timbul jaringan parut pada makula yang menyebabkan pasien kehilangan penglihatan sentralnya (kebutaan). "AMD basah sering berkembang dengan sangat cepat dan dapat menyebabkan kehilangan daya lihat yang sangat signifikan," jelasnya.

Gitalisa mengatakan faktor risiko utama dari AMD adalah usia. AMD biasa terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas tetapi juga dapat terjadi lebih awal. Usia bukanlah satu-satunya penyebab seseorang mengalami AMD. Faktor lain yang dapat menimbulkan atau memperparah kondisi AMD adalah faktor genetik dan merokok.

"Mereka yang memiliki faktor risiko ini tentu harus waspada, karena jika tidak ditangani dengan baik, AMD bisa mengakibatkan komplikasi hingga kebutaan, bahkan juga memengaruhi kesehatan mental seperti risiko depresi dan isolasi sosial yang lebih tinggi,” ujar Gitalisa.

Baca Juga:

Kenali Tanda Kerusakan Sklera, Si Putih Pelindung Bola Mata

Terkait pengobatan, Gitalisa menambahkan AMD kering biasanya tidak mengakibatkan kehilangan penglihatan total, sehingga saat ini belum ada pengobatan yang efektif. Namun terapi pada AMD basah telah mengalami perkembangan pesat dalam dua dekade terakhir.

Salah satu obat untuk AMD basah adalah Aflibercept yang dapat menghambat faktor pertumbuhan endotel anti-vaskular (vascular endothelial growth factor atau VEGF). "Terapi dengan Aflibercept dilakukan dengan cara suntikan ke dalam bola mata (intravitreal), dapat memperlambat pertumbuhan pembuluh darah abnormal dan mencegah kerusakan makula lebih lanjut, sehingga mencegah kebutaan," tuturnya.

Meskipun risiko kebutaan bisa diminimalisir dengan pengobatan rutin, proses pengobatan terhalang dengan ketakutan masyarakat untuk berkunjung ke rumah sakit di masa pandemi COVID-19. Namun, kini pengidap AMD tidak perlu lagi khawatir dengan pengobatan rutin ke rumah sakit di masa pandemi.

Periksa mata secara berkala. (Foto: Unsplash/Victor Freitas)

Studi ALTAIR pada 2020 menunjukkan bahwa terapi Aflibercept intravitreal pada penderita AMD tipe basah dapat memperpanjang jarak interval pengobatan dalam rejimen treat-and-entend (T&E) dengan penyesuaian 2 minggu atau 4 minggu. Hasil terapi menunjukkan perbaikan penglihatan dan anatomi makula pada pasien yang sebelumnya belum pernah menggunakan pengobatan selama 52 minggu, sekaligus mengurangi beban pengobatan.

Studi ini menunjukan bahwa 40 persen pasien bisa berobat empat bulan sekali, dan 60 persen lainnya tiga bulan sekali dengan penggunaan Aflibercept ini yang sebelumnya pasien harus datang untuk perawatan AMD basah setiap 2 bulan sekali. "Dengan interval terapi lebih lama, terlebih dalam masa pandemi COVID-19, diharapkan jumlah kunjungan dan beban ekonomi dapat berkurang," tambahnya.

Terapi Aflibercept intravitreal juga efektif pada satu sub-tipe AMD tipe basah yaitu Polypoidal Choroidal Vasculopathy (PCV), yang paling sering terjadi pada ras Asia sehingga disebut 'Asian AMD'. Pada ras ini 25 persen- 50 persen pasien dengan AMD juga memiliki PCV.

"Seluruh masyarakat termasuk lansia, perlu melakukan pemeriksaan mata secara berkala. Sesuai dengan himbauan Hari Penglihatan Sedunia 2021, lakukan pemeriksaan mata minimal sekali dalam setahun, terutama ketika mulai menginjak usia 40 tahun, serta perlu dideteksi berbagai gangguan mata degeneratif termasuk AMD," tutupnya. (avia)

Baca Juga:

Mata Minus Menghalangi Aktivitasmu? Atasi dengan Cara-Cara Ini

#Kesehatan Mata #Tips Kesehatan #Info Kesehatan #Kesehatan #Tenaga Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan