Terima Dahulu Jangan Terburu-buru Dinasehati dapat Cegah Bundir


Mengalami kesedihan dan perubahan suasana hati yang bertahan lama. (freepik/freepik)
KABAR kematian aktor asal Korea Selatan Lee Sun-kyun akibat bunuh diri mengejutkan semua orang. Bunuh diri masih menjadi bayang-bayang yang membungkus inbdividu yang memiliki gangguan kesehatan mental.
Seperti yang diungkap oleh Psikolog klinis dewasa Nirmala Ika bahwa mendengarkan, memvalidasi dan menerima perasaan orang terdekat yang bercerita tentang kondisinya yang putus asa dan bahkan ingin mengakhiri hidup, dapat menjadi langkah untuk membantunya.
Baca Juga:

"Ketika ada orang terdekat kita cerita mengenai kondisi mereka, kita perlu mendengarkan, memvalidasi dan menerima dulu perasaan itu. Jangan buru-buru dibawa ke hal positif atau dinasehati panjang lebar," kata Nirmala kepada ANTARA melalui pesan elektroniknya, Jumat (29/12).
Menurut Ika bahwa orang yang berpotensi melakukan bunuh diri (bundir) hanya ingin ada orang sosok yang dapat memahami, menerima dia apa adanya tanpa menghakimi.
Jadi bila ada seseorang berbicara tentang bunuh diri. Kemudian menunjukkan faktor risiko yang dapat merugikan dirinya sendiri. Maka sebaiknya tanggapi hal tersebut dengan serius. Sebisa mungkin singkirkan benda apa pun yang dapat dia gunakan untuk upaya bunuh diri.
Bundir dapat dikaitkan dengan berbagai faktor dan tantangan sosial, ekonomi, dan budaya. Bahkan secara psikologis beragam, kompleks, dan saling terkait. Termasuk peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti hilangnya mata pencaharian, pekerjaan, atau tekanan akademis, putusnya hubungan dengan seseorang atau diskriminasi.
Sebaiknya masyarkat mengetahui ciri orang yang sudah putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya. Nirmala berpendapat bahwa cukup sulit mengetahui karena biasanya orang potensi bundir tidak terlalu menunjukkannya perilaku ke arah sana.
Baca Juga:

"Mungkin mereka pernah menunjukkan pada orang-orang yang mereka percaya. Tetapi ketika respon orang-orang itu tidak sesuai yang diharapkan mungkin dia jadi tidak menunjukkan lagi," jelas Nirmala yang lulusan Universitas Indonesia.
Merujuk Cleveland Clinic yang dilansir dari Antara, ada sejumlah tanda peringatan umum pada seseorang yang berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Seperti dia mengalami kesedihan dan perubahan suasana hati yang bertahan lama. Lalu tiba-tiba menjadi tenang setelah periode depresi atau kemurungan.
Selain itu, dia memilih untuk menyendiri dan menghindari teman atau aktivitas sosial. Bisa jadi kehilangan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang sebelumnya disukai. Kemudian adanya perubahan sikap atau perilaku seseorang seperti berbicara atau bergerak dengan kecepatan atau kelambatan yang tidak biasa.
Ciri lainnya orang itu melakukan perilaku yang berpotensi membahayakan, seperti mengemudi sembarangan, berbicara tentang perasaan putus asa, tidak memiliki alasan untuk hidup, menjadi beban bagi orang lain, merasa terjebak atau berada dalam penderitaan emosional yang parah. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
