Kesehatan

Terapi Infertilitas Tingkatkan Risiko Komplikasi Jantung dan Kehamilan

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 24 Februari 2022
Terapi Infertilitas Tingkatkan Risiko Komplikasi Jantung dan Kehamilan

Perempuan yang menjalani terapi infertilitas 38 persen lebih mungkin membutuhkan persalinan sesar. (freepik/serhii_bobyk)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

JIKA kamu salah satu dari jutaan perempuan yang berencana melakukan terapi infertilitas untuk memiliki anak, ketahuilah bahwa penelitian baru menemukan bahwa perempuan mungkin berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi vaskular terkait kehamilan, terutama jika mereka berusia 35 tahun atau lebih.

“Meningkatnya usia ibu, khususnya usia 35 ke atas, meningkatkan risiko memiliki atau mengembangkan kondisi, seperti tekanan darah tinggi kronis, yang meningkatkan risiko komplikasi kehamilan,” kata penulis studi Dr Pensée Wu, dosen senior dan konsultan kehormatan dokter kandungan dan subspesialis dalam kedokteran janin ibu di Keele University School of Medicine di Staffordshire, Inggris dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA:

Jangan Remehkan Gejala Awal Demensia

Studi yang diterbitkan Selasa (22/2) di Journal of American Heart Association itu membandingkan lebih dari 106.000 kelahiran bayi yang dikandung dengan teknologi reproduksi yang dibantu. Ada lebih dari 34 juta kelahiran bayi yang dikandung tanpa bantuan tersebut.

kehamilan
Perempuan yang menggunakan terapi infertilitas memiliki lebih banyak kondisi kesehatan bawaan. (Foto: freepik/jcomp)

Perempuan yang menggunakan terapi infertilitas memiliki lebih banyak kondisi kesehatan bawaan, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, dan lebih mungkin mengalami obesitas ketika mereka memulai terapi. Demikian temua studi tersebut.

Perempuan yang menggunakan bantuan teknologi reproduksi untuk hamil memiliki risiko gagal ginjal akut 2,5 kali lebih tinggi dan risiko detak jantung tidak teratur 65 persen lebih tinggi. Mereka juga memiliki risiko 57 persen lebih tinggi dari solusio plasenta, ketika plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum lahir. Para perempuan itu juga 38 persen lebih mungkin membutuhkan persalinan sesar, dan 26 persen lebih mungkin melahirkan bayi prematur.

Keterbatasan penelitian ini ialah tidak membandingkan perawatan kesuburan yang berbeda, yang merupakan 'perbedaan penting', kata spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas Chicago Dr Sigal Klipstein, melalui e-mail kepada CNN. Dia tidak terlibat dalam penelitian.

"Seorang perempuan yang membutuhkan pil kesuburan jangka pendek untuk hamil dan seorang perempuan yang membutuhkan beberapa siklus IVF (fertilisasi in vitro) semuanya disatukan dalam penelitian ini," kata Klipstein, yang juga anggota penghubung Komite Etika American College of Obstetricians and Gynecologists.

"Mungkin ada perbedaan yang signifikan antara kelompok berdasarkan jenis perawatan kesuburan, lama perawatan, dan waktu antara perawatan dan pembuahan," katanya.

kehamilan

Saat ini, 1 dari 5 perempuan memasuki kehamilan dengan riwayat faktor risiko kardiovaskular. (Foto: 123RF/lacheev)

Ada peningkatan risiko bagi perempuan yang menjalani perawatan kesuburan bahkan ketika mereka tidak memiliki gejala penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya, studi tersebut juga menemukan.

"Kami terkejut bahwa bantuan teknologi reproduksi secara independen terkait dengan komplikasi ini jika dibandingkan dengan hanya terkait dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya atau hanya di antara perempuan yang lebih tua yang menjalani perawatan infertilitas," kata Wu.

Temuan itu tidak mengejutkan Klipstein. "Sering kali infertilitas yang mendasarinya, dan bukan perawatan kesuburan yang dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk."

Dia menunjuk ke PCOS, atau sindrom ovarium polikistik, gangguan hormonal yang umum pada perempuan. Gangguan kesehatan itu merupakan penyebab utama infertilitas dan juga disertai dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular seumur hidup. "Perempuan dengan PCOS tujuh kali lebih mungkin menderita serangan jantung," katanya.

"Menurut penelitian saat ini, 1 dari 5 perempuan memasuki kehamilan dengan riwayat faktor risiko kardiovaskular," kata Klipstein, yang menyebut hal itu dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi perempuan saat ia mengandung dan melahirkan anaknya.

Dalam pandangannya, Klipstein mengatakan pesan utama dari penelitian ini ialah perlunya perempuan untuk mengatasi faktor risiko penyakit jantung sebelum hamil jika memungkinkan. Perempuan dapat fokus pada penurunan berat badan, menurunkan tekanan darah tinggi, dan mengendalikan kolesterol mereka.

"Pesan pentingnya ialah bahwa dokter harus menjelaskan pada semua perempuan akan faktor risiko kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya tentang risiko terkait kehamilan, apakah mereka memiliki riwayat infertilitas atau tidak," tutupnya.(aru)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Bagikan