Tawuran Berujung Kematian Gegara Instagram, Gerombolan Remaja Diciduk Polisi

Kapolsek Metro Menteng AKBP Guntur Muhammad Thariq (MP/Kanugraha)
Merahputih.com - Polisi menangkap enam pemuda karena melakukan aksi kekerasan berujung kematian di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Keenamnya berinisial TG (19), HS (18), AR (14), DA (17), RRN (16), dan MB (15).
"Satu orang meninggal (akibat tawuran), pelakunya, yaitu atas nama inisial TG (19) Korban meninggal karena bacokan di bagian leher," kata Kapolsek Metro Menteng AKBP Guntur Muhammad Thariq, Kamis (24/9).
Selain dua pelaku, polisi juga menangkap empat orang lainnya, tiga pelaku tawuran di antaranya masih berusia di bawah umur, yaitu dengan inisial DA (17), AR (14), RRN (16) dan MB (15).
Baca Juga
Menurut Guntur, kejadian bermula dari para remaja yang saling berkomunikasi lewat media sosial Instagram dan WhatsApp.
Dalam komunikasi yang menghasilkan perjanjian untuk tawuran itu diketahui bahwa para pelaku berasal dari tiga wilayah, yaitu Kebon Sirih, Kebon Kacang dan Kalipasir.
Kekerasan pun terjadi di kawasan Kebon Sirih. Awalnya hanya melibatkan Kelompok Kebon Sirih dan Kelompok Kebon Kacang.
Salah satu remaja yang tergabung dalam Kelompok Kebon Sirih melakukan siaran langsung melalui Instagramnya terkait aksi tawuran itu. Kelompok lainnya yang berasal dari Kalipasir ikut terlibat.
Korban Jaiman sebenarnya merupakan salah satu pelaku tawuran dari Kelompok Kebon Sirih. Pada saat itu Jaiman sedang membawa sebilah bambu.
"Dua pelaku utama dikenakan pasal 170 KUHP dan ancaman hukuman maksimal 7 tahun, sementara sisanya akan kita kenakan pasal 55 dan 56 KUHP," ujar Guntur.

Sementara itu, dalam rekonstruksi yang dilakukan di Polsek Metro Menteng, ada 28 adegan yang dipraktikan para pelaku.
"Tadi 28 adegan yang sudah dilaksanakan berjalan dengan aman dan lancar," jelas Kanit Reskrim Polsek Metro Menteng Kompol Gozali Luhulima.
Gozali menuturkan, rangkaian peristiwa berawal dari chating antara kedua geng. Lalu, menyulut para pemuda itu untuk melakukan aksi kekerasan menggunakan senjata tajam.
"Kemudian ada kelompok pemuda di Kali Pasir yang melihat di Instagram di live. Mereka pun ikut melakukan aksi penyerangan," ungkap Gozali.
Gozali menjelaskan, dari rekonstruksi terungkap bahwa pemicunya adalah undangan untuk tawuran di media sosial.
"Tersangka yang dibawah umur ada yang 15 tahun ada yang 16 tahun mereka. Mereka berkomunikasi di IG ajak tauran setelah itu sudah terjadi," imbuh Gozali.
Baca Juga
Gozali menambahkan, tawuran ini sudah beberapa kali berlangsung. "Memang tapi tawurannya itu sebentar langsung bubar. Karena memang tawuran nya ini sebelum subuh," jelas Gozali seraya menegaskan berkas mereka bakal dipercepat agar bisa disidangkan.
Gozali menghimbau kepada masyarakat atau orang tua harus mengawasi pergerakan anak di media sosial lantaran bisa memicu terjadinya tindak pidana. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
PSI DKI Usul Pramono Kirim Anak Tawuran ke Barak, Tiru Kebijakan Dedi Mulyadi

2 Mobil Pasok Puluhan Senjata Tajam Geng Tawuran Lubang Buaya

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Menggodok Solusi Komprehensif Atasi Tawuran

Polisi Tahan 2 Penolong Korban Tewas Tawuran Kebon Nanas ke RS, Diperiksa Jadi Saksi

Orang Tua Tolak Autopsi Remaja Korban Tawuran Kebon Nanas, Polisi Masih Buru Pelaku

Remaja 18 Tahun Tewas Akibat Tawuran di Kebon Nanas, Kena Bacok di Leher

Peran Ulama Diharapkan, Rano Karno: Tawuran di Jakarta Sudah Sangat Memprihatinkan

1 Orang Tewas dalam Tawuran Bom Molotov di Pasar Rebo

Polsek Ciputat Timur Gelar Pembinaan Karakter bagi 10 Pelajar Terlibat Tawuran

Warga Manggarai Sering Tawuran, Pramono Sebut karena Kurangnya Lapangan Pekerjaan dan Pengaruh Media Sosial
