TAR Menjadi Pemicu Utama Penyakit Terkait Merokok


TAR jadi zat berbahaya. (Foto: Unsplash/Mattew)
SALAH satu zat yang terdapat dalam tembakau konvensional dan dianggap cukup berbahaya adalah TAR (Total Aerosol Residue). Bahkan, zat tersebut disebut sebagai pemicu penyakit terkait merokok karena dianggap bersifat karsinogenik.
“Bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama, TAR bisa menyebabkan kanker,” ucap peneliti Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB), Mohammad Khotib, dalam keterangan resmi seperti dikutip Antara, Senin (15/5).
Penelitan tersebut mengacu pada data National Cancer Institute Amerika Serikat. Penelitan itu mencatat sekira tujuh ribu senyawa kimia yang ada di dalam asap rokok, dua ribu di antaranya terdapat pada TAR.
Baca juga:
Edukasi Risiko Kesehatan Produk Tembakau Alternatif Diperlukan

Senyawa yang bersifat karsinogenik tersebut bisa memicu kanker dan meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok tembakau konvensional.
“Asap rokok adalah komponen yang berbahaya dalam aktivitas merokok karena mengandung senyawa kimia yang sifatnya karsinogenik, seperti TAR,” tambah Khotib.
Sementara untuk nikotin, secara alami terdapat pada tembakau. Senyawa tersebut masuk ke dalam golongan alkaloid. Selain tembakau, nikotin juga ditemukan pada tanaman seperti kentang, terong, dan tomat. Namun, dengan konsentrasi yang lebih rendah.
“Nikotin adalah senyawa tunggal. Nikotin cenderung membuat adiksi sehingga menimbulkan ketergantungan,” tutur Khotib.
Sebagai antisipasi dan upaya pengurangan bahaya, Khotib kemudian menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok sebagai upaya mengurangi paparan TAR.
Bila sulit berhenti, maka dapat beralih ke produk alternatif seperti produk tembakau yang panaskan seperti rokok elektrik atau vape dan kantong nikotin.
Khusus produk tembakau yang dipanaskan dan vape, keduanya menerapkan sistem pemanasan yang bisa mengurangi risiko dari paparan komponen kimia.
Baca juga:
Tembakau Alternatif Disebut Bisa Bantu Kurangi Risiko Kerusakan Tubuh

“Berdasarkan penelitian, filter 0,45 mikron yang ditempatkan pada produk tembakau yang dipanaskan tetap bersih. Sedangkan filter 0,45 mikron pada rokok berubah menjadi hitam. Artinya, produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan bagi perokok,” kata Khotib.
Walaupun profil risikonya terlihat lebih rendah, produk tembakau alternatif tidak sepenuhnya bebas risiko. Demikian Khotib menegaskan. Untuk itu, produk tersebut tidak ditujukan bagi nonperokok, perempuan hamil dan menyusui, dan anak-anak di bawah usia 18 tahun. (Far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Singapura Serius nih, Pengguna Vape yang Kena Razia akan Kena Hukuman Cambuk dan Denda, Wisatawan Juga Bisa Kena Loh

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Anggota DPR Usul Gerbong Kereta Khusus Merokok, Wapres Gibran: Belum Masuk Skala Prioritas

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
