Tanda-tanda ASI dengan Kandungan Lipase Tinggi


Jika bayi menolak ASI secara langsung kamu bisa mulai dengan menutupi rasanya dengan mencampur dengan ASI baru. (freepik/fabrikasimf)
APAKAH bayimu tiba-tiba menolak ketika diberi ASI, padahal biasanya tidak masalah? Ada kemungkinan ASI yang diberikan memiliki kelebihan lipase. Berikut penjelasan para ahli tentang apa itu ASI kelebihan lipase dan apa yang bisa kamu lakukan jika hal tersebut terjadi.
"Lipase adalah enzim yang biasanya ada dalam ASI. Ini membantu menjaga lemak tetap tercampur dengan bagian whey susu dan menjaga gumpalan lemak tetap kecil dan lebih mudah dicerna dengan memecah lemak susu. Kemudian menjaga vitamin yang larut dalam lemak lebih banyak tersedia untuk bayi," kata ahli neonatologi Lilly Lan Chang, MD, MS, FAAP di Johns Hopkins All Children's Maternal, Fetal & Neonatal Institute, AS yang dimuat dalam laman Parents.
Baca Juga:

Ketika ibu menyusui memiliki kelebihan lipase, Chang menjelaskan, lemak susu mulai rusak lebih cepat atau lebih cepat setelah ekspresi. Meskipun proses lipase normal, pada tingkat tinggi dapat menyebabkan aftertaste logam atau sabun dan membuat susu tidak menarik. Perubahan rasa bisa terjadi dalam beberapa jam hingga berhari-hari.
Lalu, apakah ASI dengan lipase tinggi berbahaya untuk bayi? Chang mengatakan bahwa meskipun kelebihan lipase dapat mengubah rasa susu namun tidak membahayakan bayi. Bahkan, mungkin bermanfaat untuk ASI.
"Ini sebenarnya melindungi dari mikroorganisme dan menjaga agar susu tidak rusak," kata Stephanie Nelson, BSN, RN, IBCLC, CCRN-NICU yang merupakan salah satu pemilik bisnis konsultan laktasi Success Lactation Specialists di Wisconsin, AS.
Sementara beberapa profesional medis setuju lipase tinggi tidak cukup untuk didiskusikan. Sulit untuk mengatakan berapa banyak orang yang mengalaminya. Lalu tidak jelas mengapa beberapa orang mengalami dan yang lain tidak. Namun, menurut Chang, setelah ASI terpengaruh oleh lipase, tidak ada cara untuk mengembalikannya.
Sementara, Nelson mengatakan dia sering melihat klien lipase tinggi, dan tingkatnya dapat sangat bervariasi antara orang dan bahkan dari kehamilan ke kehamilan.
Menurutnya, beberapa orang hanya mengalami masalah ini saat mereka membekukan ASI. “Kami mendapat telepon klien tentang menolak ASI yang sebelumnya dibekukan saja, dan ini sering menjadi alasannya,” katanya. Namun, ada pula yang bahkan tidak menyimpannya di kulkas.
"Jika bayi tidak suka dengan ASI itu, tidak ada yang bisa dilakukan keluarga untuk mengatasinya," kata Nelson. Dengan kata lain, bayi dapat meminumnya dengan aman, terlepas dari rasa atau bau sabun itu.
Baca Juga:

Namun, jika bayi menolak ASI secara langsung kamu bisa mulai dengan menutupi rasanya dengan menambahkan beberapa tetes ekstrak vanila bebas alkohol ke dalam ASI. Dapat juga mencampur ASI yang sudah dicairkan dengan ASI yang baru dipompa. Perlu diingat, untuk mendinginkan dahulu ASI yang baru diperah sebelum mencampurnya dengan yang lain.
Jika itu tidak berhasil, Nelson mengatakan ada cara lain untuk membantu, "Pertama, kamu dapat membekukan ASI segera setelah diperah/dipompa, yang membantu mengurangi aktivitas lipase. Kelemahannya adalah kamu harus segera membekukannya sedingin mungkin pada freezer, dan tidak semua kulkas rumahan memiliki kemampuan ini."
Pilihan lainnya adalah memanaskan susu, karena lipase tidak aktif pada suhu tinggi. “Kamu bisa memanaskan ASI dalam panci berisikan sebelum dibekukan untuk menghentikan aktivitas lipase,” jelas Nelson.
Panaskan susu hingga sekitar 62,5 derajat Celcius selama sekitar satu menit, atau hingga 72,78 derajat Celcius selama sekitar 15 detik, gunakan termometer, kemudian segera didinginkan dan disimpan di dalam freezer.
Chang setuju bahwa memanaskan susu adalah solusi yang baik. Meskipun sebenarnya dapat menurunkan beberapa tingkat nutrisi dan sifat anti-infeksi susu. Namun, ia menambahkan, ini seharusnya tidak menjadi masalah kecuali semua susu yang diterima bayi telah diolah dengan suhu panas. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
