Tak Jadi Limbah, Popok Bekas Bermanfaat untuk Bangunan Rumah

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 27 Mei 2023
Tak Jadi Limbah, Popok Bekas Bermanfaat untuk Bangunan Rumah

Popok sekali pakai adalah sumber limbah yang tidak dapat didaur ulang. (Foto: Unsplash/Kseniya Safronova)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DALAM upaya memecahkan dua masalah lingkungan sekaligus, para peneliti di Universitas Kitakyushu di Jepang telah menemukan bahwa robekan popok dapat digunakan untuk menggantikan antara 9 hingga 40 persen pasir yang digunakan dalam pembuatan beton tanpa mengurangi kekuatannya.

Popok sekali pakai adalah sumber limbah yang tidak dapat didaur ulang, dan produksi semen bertanggung jawab atas hampir 7 persen emisi gas rumah kaca global dan mengonsumsi sekitar 50 miliar ton pasir setiap tahun.

Baca Juga:

Beton infus popok digunakan untuk membangun rumah kecil di Indonesia, yang berarti menunjukkan bagaimana jenis sampah ini dapat dialihkan dari tempat pembuangan akhir untuk membangun perumahan yang lebih terjangkau di masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Tim peneliti menerbitkan hasil studi ini pada hari Kamis lalu di Scientific Reports.

Para peneliti kemudian menggunakan beton infus popok mereka untuk membangun rumah percobaan mereka dengan standar bangunan Indonesia. (Foto: Scientific Reports)

Siswanti Zuraida, seorang insinyur sipil di Universitas Kitakyushu, memulai proyek tersebut saat mengajar di Institut Sains Teknologi Bandung dekat Jakarta. Meskipun jumlah populasi di negara-negara kaya sering mengalami peningkatan dan penurunan, jumlah penduduk di Indonesia dan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah lainnya akan terus bertambah. Dengan begitu, pertumbuhan ini menghasilkan lebih banyak bayi, lebih banyak popok, dan lebih banyak permintaan untuk perumahan murah.

“Ini semua tentang ketersediaan sumber daya,” kata Zuraida seperti dilaporkan Nature.


“Seiring pertumbuhan jumlah penduduk, limbah popok juga akan bertambah. Ini menantang, jadi kami pikir ini akan menjadi bagian dari kontribusi kami untuk mendaur ulang limbah ini,” sambungnya.

Popok sekali pakai biasanya terbuat dari bubur kayu, kapas, dan polimer penyerap super, sejumlah kecil yang telah terbukti meningkatkan sifat mekanik beton. Dengan pendanaan dari perusahaan pengelola sampah yang berbasis di Jakarta bernama Awina, Zuraida menentukan berapa banyak pasir yang dapat ditukar dengan popok parut untuk membuat beton dan mortar yang berguna.

Baca Juga:

Rekomendasi Popok dengan Anti-Bakteri dan Anti-Inflamasi Untuk Mencegah Iritasi Ruam Pada Kulit Bayi

Hal ini tidak hanya dapat membantu meringankan limbah TPA dari popok, tetapi juga dapat membantu menghemat hingga 8 persen pasir dalam beton yang digunakan untuk membuat bangunan. Secara keseluruhan, ini adalah cara yang murah dan ramah lingkungan untuk menciptakan perumahan baru.

“Dengan mempertimbangkan nilai lingkungan dari daur ulang limbah, bahan tersebut memberikan manfaat untuk dikembangkan dalam skala besar dan dengan melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengumpulkan dan mengelola limbah popok sekali pakai,” tulis studi tersebut seperti dilaporkan The Daily Beast.

Secara total, rumah tersebut menggunakan sekitar 1,7 meter kubik limbah popok. (Foto: Scientifc Reports)


Para peneliti kemudian menggunakan beton infus popok mereka untuk membangun rumah percobaan mereka dengan standar bangunan Indonesia. Rumah itu kecil; denahnya hanya seluas 36 meter persegi, ukuran sekitar 2,5 ruang parkir mobil. Untuk mempercepat proses pembangunan, para peneliti menggunakan beton popok untuk komponen arsitektur dan balok logam untuk komponen struktur.

Secara total, rumah tersebut menggunakan sekitar 1,7 meter kubik limbah popok, yang merupakan sekitar 8 persen dari total volume material komposit.

“Sebagai cara untuk mengekstraksi nilai dari limbah yang tidak dapat terurai, ini adalah bagian yang bagus dan sangat berharga dalam proses bertahap,” kata Christof Schröfl, ahli kimia yang meneliti bahan bangunan berkelanjutan di Dresden University of Technology di Jerman. (dsh)

Baca Juga:

Mendaur Ulang Popok Bekas untuk Menjaga Lingkungan

#Sains #Ramah Lingkungan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Indonesia
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau
Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Kementerian Lingkungan Hidup memberikan penghargaan Kalpataru Lestari kepada 12 pejuang lingkungan dari berbagai daerah.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 05 Juni 2025
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, Pemerintah Anugerahkan Kalpataru Lestari untuk Pejuang Hijau
Dunia
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Stuart Semple klaim ciptakan warna cat baru hasil eksperimen ilmiah.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 26 April 2025
Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
Bagikan