Mendaur Ulang Popok Bekas untuk Menjaga Lingkungan


Sampah popok merusak lingkungan. (Foto: Unsplash/Picsea)
BEBERAPA fenomena di sekitar lingkunganmu tanpa kamu sadari sebenarnya merusak lingkungan. Contohnya sampah popok si kecil. Bisa kamu bayangkan ada berapa warga Indonesia yang memiliki bayi, pasti jutaan. Hitung saja sendiri ada berapa popok yang digunakan kemudian jadi sampah.
Hingga saat ini, Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat, dengan lebih dari 270 juta penduduk. Pada 2018, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan setiap tahunnya sekitar 4,2 hingga 4,8 juta bayi lahir di Indonesia. Ini membuat popok menjadi salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat.
Baca juga:
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Yuk Terapkan 3 Gaya Hidup Ini
Saat ini, perkiraan pasar popok di Indonesia mencapai USD 1,6 miliar, yang merupakan pasar terbesar keenam di dunia. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan proses dan dampak bisnis popok dari hulu ke hilir. Mulai pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan produk yang aman dan efektif, hingga mengelola limbah produk bekas pakai demi kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi sampah popok ialah berkolaborasi. Seperti yang dilakukan salah satu perusahaan produk popok yang bermitra dengan platform ekonomi sirkular. Program kerjanya ialah platform ekonomi sirkular akan menjalankan, mengumpulkan, dan mengirimkan popok bekas ke fasilitas pengolahan mulai akhir Juni 2021.
Baca juga:
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemprov DKI Masih Dipusingkan Sampah
Hasil pengumpulan popok bekas kemudian akan diproses oleh Sarana Olah Sampah, komunitas lokal yang membantu dalam pemilahan, dan pengolahan sampah melalui metode konvensional. Kemitraan ini akan berfokus pada pengumpulan limbah popok di wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta Selatan.
"Melalui kemitraan dengan Kimberly-Clark Softex (PT Softex Indonesia), kami berharap dapat ikut serta dalam mengomunikasikan pentingnya mendaur ulang," kata Adijoyo Prakoso, Co-Founder Duitin dalam berita pers yang diterima merahputih.com.

Agar kemitraan berjalan maksimal, kedua perusahaan tersebut menandatangani perjanjian kemitraan atau Memorandum of Understanding (MoU). MoU ini diharapkan dapat mendorong pengumpulan popok bekas yang akan didaur ulang.
"Dengan pendekatan kolektif dan menggabungkan kemampuan dalam pengumpulan sampah daur ulang, kami yakin dapat meningkatkan pengumpulan limbah popok,” ujar Hendra Setiawan, Presiden Direktur Kimberly-Clark Softex (PT Softex Indonesia). (ikh)
Baca juga:
Peringati Hari Lingkungan Hidup, DKI Fokus Tangani Masalah Sampah
Bagikan
Berita Terkait
Menhut Raja Juli Ditantang Buka Kembali Kasus Pembalakan Liar Aziz Wellang

Komisi IV DPR Sesalkan Menhut Raja Juli Foto Bareng Tersangka Pembalakan Liar

Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

4 Hotel di Puncak Cemari Ciliwung Disegel, 18 Lainnya Masih Diperiksa KLH

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Komisi IV DPR Desak Investigasi Pemberi Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

Rekam Jejak PT ASP Pengelola Nikel Raja Ampat, Terafiliasi dengan Raksasa Tambang Asal China yang Punya Proyek Besar di Indonesia

Komisi XII DPR Singgung Pemulihan Kawasan setelah Izin 4 Perusahaan Tambang di Raja Ampat Dicabut

Langgar Aturan dan Merusak Alam, Prabowo Akhirnya Hentikan Langsung Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

Kerusakan Alam Raja Ampat akibat Tambang Nikel: Merusak Sumber Pangan Biru Masyarakat Lokal
