Suu Kyi Tepis Pembersihan Etnis Rohingya
Aung San Suu Kyi. (Foto Channel News Asia)
Aung San Suu Kyi menyangkal telah terjadi pembersihan etnis Rohingya. Meski begitu kabar pembantaian kaum Muslim minoritas itu telah tersebar luas.
Mengutip dari BBC, Kamis (6/4), Suu Kyi mengakui ada masalah di negara bagian Rakhine, lokasi kebanyakan orang Rohingya tinggal.
Tapi dia mengatakan pembersihan etnis adalah istilah yang 'terlalu keras' untuk digunakan dalam situasi di sana.
Sebaliknya, pemimpin de-facto Myanmar itu mengatakan mereka akan menyambut kembali setiap orang Rohingya, dengan tangan terbuka.
"Saya kira tidak terjadi pembersihan etnis di sana. Saya pikir pembersihan etnis adalah istilah yang terlalu keras untuk digunakan dalam menggambarkan apa yang terjadi," katanya kepada koresponden khusus BBC Fergal Keane.
Sebelumnya, desakan internasional menuntut hadiah nobel di bidang Hak Azasi Manusia yang diraih Aung San Suu Kyi dicabut.
Beberapa tokoh hak asasi manusia meminta agar Aung San Suu Kyi tidak pasif dalam melihat kasus Rohingya. Pemimpin spiritual Tibet, Dalai lama salah satunya.
Ia mendesak Suu Kyi untuk berbicara pada pemerintah Myanmar agar memperlakukan etnis Rohingya secara adil dan manusiawi.
Bagikan
Berita Terkait
Jet Junta Myanmar Jatuhkan Bom di Rumah Sakit, 33 Orang Meninggal
Ratusan WNI Tejebak di Myanmar, 54 Orang Segera Dibawa Pulang
Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
75 WNI Berhasil Kabur dari Markas Perusahaan Judol Myanmar, 20 Orang Sukses Menyeberang ke Thailand
Junta Militer Myanmar Bombardir Acara Festival Buddha Tewaskan 32 Orang, 50 Luka-Luka
Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar
Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar
Junta Cabut Status Darurat Militer Setelah 4,5 Tahun, Myanmar Segera Gelar Pemilu
Myanmar Kabulkan Amnesti Selebgram WNI yang Divonis 7 Tahun Bui