Survei Cyrus Network, Pertarungan Pilpres 2019 Riuh dan Jenuh di "Udara"
CEO Cyrus Network Hasan Nasbi (Foto: Screenshot youtube)
MerahPutih.Com - Media sosial dan pemberitaan menjadi 'ajang' pertarungan sengit antarpendukung paslon Pilpres 2019.
Lembaga Cyrus Network mengungkapkan kontestasi Pilpres 2019 riuh dan jenuh dalam pertarungan udara melalui pemberitaan dan media sosial.
"Namun, cenderung kosong dalam 'pertarungan darat'," kata CEO Cyrus Network Hasan Nasbi dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (28/2).
Berdasarkan survei lembaganya, hanya sekitar 40 persen pemilih yang dapat terkoneksi dengan informasi dari telepon genggam, baik itu media sosial maupun aplikasi pesan berantai, seperti WhatsApp dan Line.
Sisanya, 60 persen pemilih, kata Hasan belum bersentuhan dengan sumber-sumber informasi seperti ini.
"Kampanye politik di media sosial memang terlihat ramai dan panas. Begitu juga di pesan berantai. Akan tetapi, populasi orang yang terlibat tidak berkembang dan jenuh," jelasnya.
Hasan sebagaimana dilansir Antara menyebutkan 40 persen pengguna Facebook yang mengaku aktif menyebar pesan politik di media sosial ini, sedangkan pengguna WhatsApp sekitar 28 persen mengaku aktif menyebar pesan politik.
Hasan menyampaikan setelah kira-kira hampir 5 tahun tensi politik yang sangat tinggi, tidak sampai 50 persen pengguna media sosial ataupun aplikasi pesan yang terlibat secara aktif menyebarkan pesan-pesan politik.
Begitu pula yang berpartisipasi aktif untuk meluruskan hoaks dan fitnah yang bertebaran di media sosial.
"Ini bukti bahwa keriuhan politik di media sosial dan pesan berantai sudah tidak berkembang lagi. Tidak menambah audiens atau menambah suara. Sekadar mempertahankan isu saja," kata Hasan.
Terlebih, lanjut dia, survei juga menunjukkan bahwa saat ini pendukung kedua belah pihak cenderung menyeleksi siapa yang bisa berteman dan berinteraksi dengan mereka.
Menurut survei, 77 persen pendukung Jokowi-Amin menyatakan teman-temannya di media sosial maupun aplikasi pesan adalah sesama pendukung Jokowi-Amin.
Begitu juga dengan pendukung Prabowo-Sandi, sekitar 74 persen di antaranya juga merasa lebih banyak bersama-sama dengan individu atau kelompok yang memiliki aspirasi sama di media sosial maupun aplikasi pesan.
Menurut analisis Cyrus Network ceruk yang belum optimum disasar kedua kubu adalah kelompok masyarakat yang tidak terkoneksi dengan riuh rendah kampanye politik media sosial, yang jumlahnya sebesar 60 persen pemilih.
"Sungguh disayangkan kerja dari tim pemenangan kedua pasang calon justru belum menyentuh ceruk terbesar dari proporsi pemilih yang ada. Pekerjaan rumah terbesar dan terpenting bagi kedua timses ke depannya, justru memaksimalkan ceruk perang darat ini," pungkas Hasan Nasbi.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Urban Farming Cara Efektif Tingkatkan Ketahanan Pangan
Bagikan
Berita Terkait
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan
Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung
Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran
Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran