Kesehatan Mental

Sulitnya Meminta Maaf

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 03 Mei 2021
Sulitnya Meminta Maaf

Orang sulit minta maaf karena lemah dan perlu melindungi citra diri. (123RF/garage38)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

BANYAK orang menolak dan menghindar untuk meminta maaf dan menyatakan penyesalan, meskipun mereka tahu bahwa mereka salah. Bagi banyak dari mereka, mengakui bahwa mereka salah tentang sesuatu atau bahwa mereka membuat kesalahan adalah menyakitkan.

Memahami mengapa hal itu menyakitkan bagi mereka memberi kamu kesempatan untuk membantu mereka mengambil tanggung jawab dan menunjukkan penyesalan, jika perlu, sambil meminimalkan rasa sakit mereka.

BACA JUGA:

Begini Cara Minta Maaf ke Orang Tua

"Orang yang lemah berjuang untuk mempertahankan citra diri positif sekaligus menangkal citra diri negatif. Mengakui kepada orang lain bahwa mereka salah, atau bahwa mereka keliru, membuat mereka merasa cacat dan merusak citra diri yang rapuh dan tidak stabil," demikian disebutkan Daniel S Lobel, PhD, psikolog klinis dan asisten profesor di Mount Sinai School of Medicine, Department of Psychiatry, AS.

Sebaliknya, Lobel menambahkan dalam artikel yang dia tulis di Psychologytoday.com (2/5), mereka sering memilih untuk berbalik dan menyalahkan orang lain. Keduanya merupakan metode menghindari tanggung jawab.

Kasus Berbalik dan Menyalahkan

maaf
Alih-alih meminta maaf, beberapa orang menghindari tanggung jawab dengan menyalahkan orang lain. (Foto: 123RF/ferli)


Ini terjadi ketika orang tersebut berpendapat bahwa mereka benar, dan karenanya tidak keliru, bahkan ketika bukti yang kontradiktif diletakkan tepat di depan mereka. Dalam percakapan yang dicontohkan Lobel berikut, Lisa mencoba membuat temannya, Dian, meminta maaf atas sesuatu, tetapi malah berbalik dan menyalahkannya.

Lisa: Sebel, kenapa sih kamu nggak jemput di stasiun? Katanya mau jemput!


Dian: Kamu enggak ngingetin!


Lisa: Kan semalem sudah bilang.


Dian: Terserah!


Lisa: Kamu katanya bakal stanby di sana.


Dian: Kalau penting aku jemput, kamu harusnya ngingetin.


Lisa: Ngaku aja sih kalau lupa.


Dian: Kamu yang lupa, itu kan urusan kamu!

"Dalam percakapan itu, Lisa berusaha memulihkan hubungan setelah Dian mengecewakannya dengan tidak ingat menjemputnya di stasiun sesuai kesepakatan. Karena Dian tidak mau, atau tidak mampu, untuk mengambil tanggung jawab, upaya untuk memulihkan hubungan itu malah makin merusak," Lobel menjelaskan. Alih-alih meminta maaf, dia berbalik dan menyalahkan Lisa. Lisa akhirnya frustrasi dan merasa lebih jauh dari Dian.

Dian takut, jika mengaku melakukan kesalahan, ia akan terlihat rusak, atau cacat, dan karenanya tidak bisa dihargai. Dia bahkan tidak bisa mengakui pada dirinya sendiri bahwa dia melakukan kesalahan karena dengan begitu dia akan mengalami kebencian pada diri sendiri.

Menurut Lobel, Dian memiliki rasa diri percaya diri yang lemah karena dia menderita gejala gangguan kepribadian ambang. Dalam gangguan ini dan juga gangguan kepribadian lainnya, rasa percaya diri yang tidak stabil atau rapuh mencegah individu untuk mengambil tanggung jawab ketika ada yang salah karena mereka melihatnya sebagai bukti bahwa mereka memiliki nilai yang rendah.

"Ini menyebabkan mereka mengantisipasi penolakan dan terkadang bereaksi dengan menolak yang lain terlebih dahulu, sehingga mewujudkan kepuasan diri yang mereka harapkan," ujarnya.

Bagaimana Menghadapi Orang yang Sulit Minta Maaf?

meminta maaf
Jangan pancing amarah. (Foto: 123RF/fizkes)


Jika kamu mengenal seseorang yang kesulitan meminta maaf saat berbuat salah, cobalah untuk tidak memancing amarahnya. Ini akan membuat mereka merasa lebih buruk tentang diri mereka sendiri dan mempersulit mereka untuk mengatakan bahwa mereka menyesal, demikian menurut Lobel.

"Kamu akan lebih berhasil jika dapat mendorong mereka untuk melihat bahwa mengambil tanggung jawab atas kesalahan dan memperbaikinya adalah sebuah kebajikan. Ini merupakan sesuatu yang bisa dibanggakan, karena menunjukkan karakter yang baik," dia menjelaskan. Ini diilustrasikan dalam percakapan berikut antara Bambang dan putranya Riko yang dicontohkan Lobel.

Bambang: Rik, mobilnya kenapa?


Riko: Kenapa gimana?


Bambang: Penyok di pintu sopir.


Riko: Bukan aku yang bikin.


Bambang: Itu enggak ada pas kamu ambil mobil tadi malam, dan itu ada di sana pagi ini.


Riko: Aku nggak tau apa-apa soal penyok itu.

Pada titik ini, Bambang dapat menekan Riko lebih jauh dan menghadapkannya lagi dengan fakta-fakta, yang pada dasarnya sama dengan menyebutnya pembohong. Riko kemudian akan menjadi lebih defensif dan membela diri.

Sebaliknya, jika Bambang menyadari bahwa mengakui merusak mobil akan menyakitkan bagi Riko, dia akan memilih cara lain yang memudahkannya mengambil tanggung jawab. Cara ini malah tidak membiarkan Riko lolos.

Bambang: Semua orang secara tidak sengaja merusak mobil di beberapa titik. Kamu hanya perlu bertanggung jawab, memperbaiki mobil dan semuanya dimaafkan. Setiap orang menghormati orang yang melakukan kesalahan tapi mampu memenuhi kewajiban memperbaiki kerusakan yang telah terjadi.


Riko: Aku nggak tahu cara benerin mobilnya.


Bambang: Kalau begitu ini saat yang tepat untuk belajar. Ayah akan tunjukkan. Suatu hari nanti kamu bisa mengajari anakmu sendiri.


Riko: Terima kasih, Ayah.

Bambang mengubah kebohongan putranya tentang merusak mobil menjadi peluang pertumbuhan bagi Riko dan mempererat hubungan mereka. Lobel berpendapat, dia melakukan hal tersebut dengan mengenali kelemahan diri putranya dan mengajari putranya bagaimana bertanggung jawab atas kesalahan tanpa merusak harga dirinya. "Ini membawa putranya lebih dekat dengannya, dan menyebabkan pertumbuhan hubungan anak-ayah," tutup Lobel.(aru)

#Mei Negeri Aing Maaf-maafan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan