Subvarian XBB dan BQ.1 Dominasi Kasus COVID-19 di Indonesia


Tangkapan layar - Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril. (ANTARA/Andi Firdaus).
MerahPutih.com - Penambahan kasus COVID-19 di Indonesia mengalami kenaikan beberapa waktu belakangan. Pada Rabu (16/11), kasus konfirmasi harian mencapai 8.486.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengemukakan, subvarian Omicron XBB dan BQ.1 mulai mendominasi kasus COVID-19 di Indonesia.
"Varian baru XBB, BQ.1 sekarang sudah 25 persen dari proporsi kasus. Nanti bisa menggeser varian sebelumnya," kata Mohammad Syahril di Jakarta, Rabu (16/11) siang.
Baca Juga:
Subvarian Omicron XBB Lebih Cepat Menular Dibanding Delta dan Alpha
Berdasarkan laporan Kemenkes RI, varian baru tersebut terdeteksi kali pertama di Indonesia pada 25 September 2022 berupa XBB sebanyak 37 kasus, dan BQ.1 sebanyak 50 kasus per 30 September 2022.
Kasus itu ditemukan di 10 provinsi di Indonesia, di antaranya Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kepulauan Babel, Lampung, dan Sumatera Utara, dan Riau.
Dalam sebulan terakhir, kata Syahril, pasien yang dirawat di rumah sakit berkisar 10 ribuan orang, 5 persen di antaranya menjalani perawatan intensif, dan sisanya di non-ICU.
"Dari yang dirawat 10 ribuan kasus, 84 persen pasien di antaranya belum booster dan 50 persen belum divaksinasi," katanya, seperti dikutip Antara.
Baca Juga:
Aturan Lengkap PPKM Level 1 saat Penyebaran Subvarian XBB
Syahril yang juga Dirut RSPI Sulianti Saroso mengatakan, vaksin COVID-19 adalah upaya dalam memberi antibodi agar seseorang memiliki kekuatan tubuh dari serangan virus corona.
"Pesan dari kejadian ini, orang yang masuk rumah sakit dan dirawat, jumlahnya tinggi karena belum booster," katanya.
Dari angka kematian dalam sebulan terakhir sekitar 1.373 kasus, kata Syahril, sekitar 74 persen belum memperoleh booster dan 50 persen belum divaksin.
"Artinya, dari pasien yang dirawat dan kemudian meninggal, tinggi jumlahnya sekitar 74 persen," katanya.
Kajian lainnya dari Kemenkes, kata Syahril, hampir 52 persen pasien berusia lanjut yang belum vaksin dan booster sehingga berisiko tinggi kematian.
"Jangankan usia lanjut, yang belum pun dengan komorbid segera vaksin untuk lindungi diri," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Kenali Karakter COVID-19 Subvarian Baru Omicron XBB dan XBB.1
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
