Suarakan Keadilan Iklim Upaya Anak Muda Indonesia Demi Lingkungan yang Lebih Baik

P Suryo RP Suryo R - Jumat, 29 September 2023
Suarakan Keadilan Iklim Upaya Anak Muda Indonesia Demi Lingkungan yang Lebih Baik

Keterlibatan anak muda menjadi sangat penting untuk menyebarluaskan penyadartahuan mengenai mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. (freepik/jannoon028)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KITA ketahui sebagai negara kepulauan, Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Sehingga keterlibatan anak muda menjadi sangat penting untuk menyebarluaskan penyadartahuan mengenai mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Lima anak muda perwakilan koalisi VCA (Voices for Just Climate Action) Indonesia terpilih untuk mengikuti Climate Justice Camp 2023 di Lebanon yang berlangsung pada 28 Agustus hingga 2 September. Mereka dipertemukan dengan 450 pemimpin muda dari hampir 100 negara untuk mengembangkan strategi dan tuntutan bagi para pengambil keputusan supaya menempatkan keadilan iklim sebagai inti kebijakan, khususnya menjelang COP28.

Baca Juga:

Lebih Rentan, Lansia Mudah Alami Berbagai Penyakit Akibat Polusi Udara

iklim
Lima anak muda perwakilan koalisi VCA (Voices for Just Climate Action) Indonesia terpilih untuk mengikuti Climate Justice Camp 2023 di Lebanon. (freepik/freepik)

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Greenpeace MENA, Roots People, dan 40 lebih organisasi internasional. Adapun kelima anak muda yang terpilih merupakan perwakilan dari setiap koalisi yang tergabung dalam Aliansi VCA Indonesia. Mereka adalah Ayu Rahayu mewakili Koalisi Pangan BAIK, Eulis Utami mewakili KOPI (Koalisi Orang Muda untuk Perubahan Iklim), Ullya Farah mewakili Koalisi Adaptasi, Christa Gabriela dan Maria B. Tukan mewakili Koalisi SIPIL.

Dalam kegiatan ini, peserta diberikan peningkatan kapasitas yang dikemas dalam lokakarya interaktif. Topik mengangkat loss and damage, adaptasi iklim, polusi plastik, deforestasi, penghapusan bahan bakar fosil, serta mendapatkan cerita inspiratif mengenai perjuangan aktivisme anak muda dari negara lain dalam sesi human LIVErary.

Membawa semangat aksi iklim yang berkeadilan untuk disuarakan di Lebanon, kelima anak muda perwakilan Aliansi VCA Indonesia berkesempatan untuk menyelenggarakan sesi workshop. Workshop ini mengenai praktik baik mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang sudah dilakukan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

NTT merupakan salah satu provinsi yang dikelilingi wilayah pesisir dan paling terdampak dari perubahan iklim. Salah satu contohnya adalah badai tropis seroja yang menerjang sejumlah wilayah NTT pada 2021.

Tetapi dengan kekayaan kearifan lokal yang ada di NTT, banyak praktik baik mengenai adaptasi dan mitigasi yang sudah dilakukan. Kegiatan melingkupi seperti ketahanan pangan melalui budidaya sorgum dan pangan lokal lainnya oleh masyarakat adat, ritual adat jaga hutan untuk keberlangsungan sumber air, penanaman mangrove oleh masyarakat pesisir, dan juga kampanye aksi iklim yang digerakan oleh sejumlah anak muda di NTT.

Maria B. Tukan, salah satu perwakilan aliansi VCA Indonesia dari Nusa Tenggara Timur menyampaikan rasa bahagia dan bangganya bisa menyuarakan masyarakat lokal di tingkat global.

Baca Juga:

Ganti Istilah 'Perubahan Iklim' Menjadi 'Krisis Iklim'

iklim
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Greenpeace MENA, Roots People, dan 40 lebih organisasi internasional. (isentia)

“Sesi berbagi mengenai praktik baik di NTT tersebut mendapat respon positif khususnya dari peserta Asia-Pasifik yang mayoritas memiliki isu yang sama sebagai wilayah kepulauan. Sebagai anak muda NTT saya senang dan bangga bisa berbagi solusi iklim berbasis lokal untuk menjadi inspirasi di tingkat global. Selain itu kami juga berkesempatan mendengar cerita adaptasi dan mitigasi dari berbagai negara yang juga tentu menjadi pembelajaran penting bagi kami,” ungkapnya dikutip dari berita pers yang kami terima Senin (25/9).

Kegiatan yang berlangsung selama enam hari ini menjadi wadah pembekalan, selain itu tentunya menjadi ajang berjejaring dan membangun solidaritas secara internasional. Semangat solidaritas ini dituangkan bersama dalam sebuah karya seni berupa patung tangan raksasa yang dihiasi berbagai kain dengan cerita aktivisme dan pesan kampanye yang dibawa peserta dari berbagai negara.

Christa Gabriela juga sebagai salah satu perwakilan anak muda Nusa Tenggara Timur yang bekerja sebagai staf advokasi di koalisi SIPIL menuturkan semangat dan solidaritas dalam menuntut keadilan iklim sangat terasa dalam kegiatan Climate Justice Camp tahun ini.

“Saya merasakan kekuatan kolaborasi dan gerakan anak muda yang luar biasa di acara ini. Kita sadari solidaritas yang kuat memang sangat dibutuhkan saat ini, karena terlepas budaya, negara, dan bahasa, kita semua menghadapi isu yang sama, yaitu krisis iklim. Hal ini tentu sangat memotivasi saya untuk terus mengkampanyekan keadilan iklim di tingkat lokal," pungkasnya.

Semoga suara mereka bisa semakin didengar, diingat, dan dapat dipertimbangkan dalam menyusun kebijakan yang Adil untuk Bumi. Selain kita, siapa lagi yang harus menjaga bumi ini.(dgs)

Baca Juga:

Perubahan Iklim Drastis di 2023 Dipicu Ulah Manusia

#Perubahan Iklim #September Sebangsa Seudara
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Berita Foto
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq (dari kiri) bersama dengan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional & Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno saat acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 21 Oktober 2025
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Dunia
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Spesies Nyamuk Culiseta annulata ini diyakini mampu menetap karena tahan terhadap suhu dingin, menandai dampak nyata dari perubahan iklim terhadap persebaran serangga di Islandia.
Wisnu Cipto - Selasa, 21 Oktober 2025
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Indonesia
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Undang-Undang tersebut bakal mengintegrasikan berbagai kebijakan di kementerian dan lembaga yang saat ini masih berjalan secara sektoral.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Indonesia
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Jokowi kini ditunjuk menjadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Ia akan bertugas untuk mengatasi masalah ekonomi global hingga krisis iklim.
Soffi Amira - Rabu, 24 September 2025
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Dunia
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Para ahli menggunakan pemodelan untuk memproyeksikan jumlah korban sebelum data resmi dirilis.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Dunia
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Tidak ada komunitas di Australia yang akan bebas dari risiko iklim yang berhubungan, saling memperkuat, dan terjadi secara bersamaan.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Dunia
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Secara geografis, Pakistan sangat rentan terhadap perubahan iklim karena menghadapi ancaman panas ekstrem sekaligus curah hujan tinggi.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Survei C3S: Juni 2025 Bulan Terpanas Ketiga dalam Sejarah
"Tren jangka panjang terkait meningkatnya suhu samudra terlihat jelas secara global."
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Juli 2025
Survei C3S: Juni 2025 Bulan Terpanas Ketiga dalam Sejarah
Fun
Tak Ada Musik di Planet Mati: 15 Musisi Satukan Suara untuk Iklim
Nama-nama seperti Kunto Aji, Reality Club, Teddy Adhitya, Sukatani, hingga Ave The Artist, ikut serta dalam program ini
Wisnu Cipto - Kamis, 03 Juli 2025
Tak Ada Musik di Planet Mati: 15 Musisi Satukan Suara untuk Iklim
Bagikan