Setiap Hari Ada 67 Ribu Orang Meninggalkan Rumah Akibat Bencana Dari Perubahan Iklim

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Setiap Hari Ada 67 Ribu  Orang Meninggalkan Rumah Akibat Bencana Dari Perubahan Iklim

Ilustrasi: Seorang warga menuntun sepeda motor di Jalan Damanhuri Samarinda, yang dilanda banjir akibat hujan di kawasan itu. ANTARA/M Ghofar

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Sekitar 250 juta orang telah terpaksa mengungsi akibat bencana iklim dalam 10 tahun terakhir, yang artinya lebih dari 67.000 orang setiap hari terpaksa meninggalkan rumahnya, menurut

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) melansir sekitar 250 juta orang telah terpaksa mengungsi akibat bencana iklim dalam 10 tahun terakhir. Di mana artinya lebih dari 67.000 orang setiap hari terpaksa meninggalkan rumahnya.

"Jumlah ini naik 10 persen dibanding rata-rata selama sepuluh tahun hingga akhir 2023," kata UNHCR melalui pernyataan, Senin.

Disebutkan bahwa lokasi kamp pengungsian berada di wilayah yang sudah mengalami kondisi cuaca ekstrem atau akan mengalaminya dalam waktu dekat.

Baca juga:

Bencana Alam di Ciamis Terjadi di 12 Titik pada Minggu, Paling Banyak Tanah Longsor

"Pada 2050, 15 kamp pengungsi terpanas di duni yang berada di Gambia, Eritrea, Ethiopia, Senegal, dan Mali diprediksikan bakal menghadapi hampir 200 hari atau lebih tekanan panas berbahaya setiap tahunnya," demikian laporan tersebut.

Menurut UNHCR, banyak dari lokasi tersebut yang akan menjadi tidak layak huni akibat perpaduan mematikan antara panas ekstrem dan kelembapan tinggi.

Selain itu, pada 2040 jumlah negara yang menghadapi bahaya iklim ekstrem kemungkinan meningkat dari 3 menjadi 65 negara, katanya.

Sementara itu, Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva menyerukan para pemimpin dunia untuk tegas melawan mereka yang menolak penjelasan sains atas perubahan iklim.

Dalam pembukaan Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Belém, wilayah Amazon, pada Senin, Lula secara langsung menantang skeptisisme iklim dan penyebaran misinformasi yang dinilainya menghambat kerja sama global.

Ia mengatakan bahwa di era misinformasi seperti sekarang, kaum obscurantis penentang ilmu pengetahuantidak hanya menolak bukti ilmiah, tetapi juga kemajuan multilateralisme.

"Mereka mengendalikan algoritma, menebar kebencian, dan menyebar ketakutan. Mereka menyerang lembaga, ilmu pengetahuan, dan universitas. Kini saatnya kita kalahkan para penyangkal itu," kata Lula. (*)

#Bencana Alam #Perubahan Iklim #Rawan Bencana
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
BNPB: 1.137 Orang Tewas akibat Banjir Bandang dan Longsor di Sumatra
BNPB mencatat 1.137 orang meninggal dan 163 orang hilang akibat banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Ratusan ribu warga mengungsi.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 27 Desember 2025
BNPB: 1.137 Orang Tewas akibat Banjir Bandang dan Longsor di Sumatra
Indonesia
54 Mahasiswa UNS Terdampak Bencana di Sumatera Dapat Santunan Rp 1 juta
Salah satu penerima santunan, Putri Ruby Kohinoor, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UNS, mengucapkan terima kasih kepada UNS atas bantuan yang telah diberikan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 26 Desember 2025
54 Mahasiswa UNS Terdampak Bencana di Sumatera Dapat Santunan Rp 1 juta
Indonesia
Brimob Dikerahkan Pulihkan Sumatera, Bertugas Selama 1 Bulan
Pemberangkatan personel ini merupakan tindak lanjut langsung dari perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo setelah dilakukan evaluasi penanganan bencana selama satu bulan terakhir.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 26 Desember 2025
Brimob Dikerahkan Pulihkan Sumatera, Bertugas Selama 1 Bulan
Indonesia
Penanganan Bencana Sumatera Dinilai Tidak Terorganisir
Situasi tersebut,menunjukkan pentingnya penyempurnaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Kebencanaan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 26 Desember 2025
Penanganan Bencana Sumatera Dinilai Tidak Terorganisir
Indonesia
Natal 2025 Jadi Momentum Solidaritas Sosial, Prabowo: Hati Kita Tertuju Pada Sumatera
Presiden Prabowo juga memberikan apresiasi kepada umat Kristiani yang tetap menjalankan ibadah dengan penuh keteguhan, meski di beberapa wilayah terdampak
Angga Yudha Pratama - Jumat, 26 Desember 2025
Natal 2025 Jadi Momentum Solidaritas Sosial, Prabowo: Hati Kita Tertuju Pada Sumatera
Indonesia
Tanggap Darurat Di Sumut Diperpanjang Sampai Akhir Tahun
Keputusan ini muncul setelah Gubernur menggelar rapat evaluasi penanganan bencana Sumatera Utara pada 23 Desember 2025
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 25 Desember 2025
 Tanggap Darurat Di Sumut Diperpanjang Sampai Akhir Tahun
Indonesia
Satgas PKH Temukan Indikasi Korporasi-Individu yang Picu Banjir di Sumatra
Satgas PKH menemukan adanya indikasi korporasi hingga individu yang menjadi pemicu banjir di Sumatera.
Soffi Amira - Rabu, 24 Desember 2025
Satgas PKH Temukan Indikasi Korporasi-Individu yang Picu Banjir di Sumatra
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Ancam Hentikan Bantuan jika Aceh Meminta Bantuan Negara Lain
Informasi ini diunggah akun Facebook “Rama” pada Jumat (19/12).
Frengky Aruan - Selasa, 23 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Ancam Hentikan Bantuan jika Aceh Meminta Bantuan Negara Lain
Indonesia
Peringati HUT ke-103, PAM Jaya Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra
PAM Jaya menyalurkan bantuan untuk korban bencana Sumatra. PAM Jaya baru saja merayakan HUT ke-103.
Soffi Amira - Selasa, 23 Desember 2025
Peringati HUT ke-103, PAM Jaya Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Sumatra
Indonesia
Jembatan Armco Hubungkan kembali Warga Birem Bayeun Aceh Timur
Jembatan Armco yang dibangun Kodim 0104/Aceh Timur guna membuka akses mobilitas masyarakat dan logistik pascabencana.
Dwi Astarini - Selasa, 23 Desember 2025
Jembatan Armco Hubungkan kembali Warga Birem Bayeun Aceh Timur
Bagikan