Sosok Mbok Yem, ‘Penyelamat’ Pendaki di Puncak Gunung Lawu yang Kini Telah Tiada


Kabar Duka Meninggalnya Pemilik Warung di Hargo Dumilah Gunung Lawu Mbok Wakiyem. (Foto: Dok. Media Sosial)
MerahPutih.com - Media sosial tengah viral dengan kabar meninggalnya Wakiyem atau yang lebih akrab disapa Mbok Yem. Ia dikenal sebagai penjaga puncak dan pemilik warung legendaris di Hargo Dumilah, titik tertinggi Gunung Lawu.
Sosok ini akrab di kalangan para pendaki Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Namun kini, perjalanan panjangnya di dunia pendakian telah benar-benar usai.
Mbok Yem meninggal dunia pada usia 82 tahun, meninggalkan jejak kenangan yang tak tergantikan di hati para pendaki.
Mbok Yem wafat di kediamannya di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Jenazahnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Gonggang.
Baca juga:
Pendaki Lansia Hilang di Gunung Merbabu, Masuk Lewat Jalur Terlarang
Mbok Yem dikenal sebagai satu-satunya pemilik warung di kawasan Argo Dalem, hanya 115 meter dari puncak Gunung Lawu, pada ketinggian sekitar 3.150 mdpl.
Warung sederhananya telah menjadi tempat persinggahan ikonik yang selalu dituju pendaki sebelum mencapai Hargo Dumilah.
Warung ini bukan hanya sekadar tempat makan. Beberapa menu seperti nasi pecel hangat, telur ceplok, dan segelas kopi panas seringkali menjadi penyelamat pendaki yang kelelahan.
Tak hanya itu, warung Mbok Yem juga menjadi tempat berbagi cerita, tawa, dan semangat antarpelintas gunung.
Dia membantu para pendaki agar tidak khawatir soal makanan dan minuman di puncak, sekaligus mencari ketenangan spiritual di gunung Kepergian Mbok Yem memang menyisakan duka mendalam bagi banyak orang.
Namun lebih dari itu, kisah hidupnya menjadi inspirasi tentang dedikasi, keteguhan, dan cinta tanpa pamrih. Ia bukan hanya bagian dari Gunung Lawu, tapi juga dari jiwa-jiwa yang pernah singgah di warungnya.
Baca juga:
Akhirnya Gunung Gede Dibuka Kembali, Pendaki Dilarang Dekati Kawah Wadon
Pada awal 2025, kondisi kesehatan Mbok Yem menurun drastis. Ia menderita pneumonia akut dan sempat dirawat di beberapa rumah sakit, termasuk RSI Aisyiyah Ponorogo dan RSUD Ponorogo.
Kini, Mbok Yem memang telah tiada, namun warung kayunya yang sederhana dan semangat melayani yang ia tinggalkan tetap hidup dalam benak pendaki yang sering ke Gunung Lawu. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
PKS Solo Kukuhkan Pengurus, Serukan Koalisi Beretika dan Bermartabat

Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi Jadi Wisata Religi, Ratusan Ribu Jemaah Diperkirakan akan Hadir

Jumlah Siswa Keracunan Diduga MBG di Karanganyar Bertambah 105 Siswa

Kasus Korupsi Kredit Macet Perusahaan, Kejari Sita Aset Rumah Kosong PT Sritex

68 Siswa di Tawangmangu Alami Mual Pusing, Diduga Keracunan MBG

Transfer Keuangan Daerah ke Pemprov Jateng Susut Rp 1,5 Triliun, Gubernur Luthfi Maksimalkan Program untuk Masyarakat

Kubah Masjid Agung Sukoharjo Patah Diterjang Angin Ribut

Tersinggung Dibilang ODGJ, Emak-Emak Siram Polisi Polres Sragen Pakai Pertalite

Kejari Solo Tahan 2 Tersangka Korupsi Proyek Drainase, Rugikan Negara Rp 2,5 Miliar

Kejaksaan Solo Tangani Puluhan Kasus Narkotika Sepanjang Juni-September 2025, Jadi Alarm bagi Semua Pihak
