Siraman Gong Sekaten Sudah Digelar Sejak Zaman Sunan Gunung Jati


Gong Sekaten adalah seperangkat gamelan berusia lebih dari 600 tahun milik Keraton Kanoman. (MP/Mauritz)
DALAM rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Kanoman melaksanakan tradisi siraman Gong Sekaten. Acara ini digelar di dalam Langgar Keraton Kanoman Cirebon pada Minggu (24/9).
Pencucian atau siraman Gong Sekaten ini dipimpin oleh Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran mewakili Sultan Kanoman Sultan Raja Muhammad Emirudin.
Baca Juga:
Daftar Benda Peninggalan Sunan Gunung Jati yang Dicuci saat Siraman Panjang

Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan, tradisi ini dilakukan setiap tahun.
"Tradisi ini sudah ada sejak zaman Sunan Gunung Jati," kata Ratu Raja Arimbi.
Pencucian ini bertujuan untuk menyucikan atau membersihkan Gong Sekaten yang nantinya akan dibunyikan pada tanggal 8 Rabiulawal, malam harinya.
Raja Ratu Arimbi menjelaskan Gong Sekaten adalah seperangkat gamelan berusia lebih dari 600 tahun milik Keraton Kanoman.
"Dan hanya dibunyikan satu kali pada puncak upacara Panjang Jimat," jelasnya.
Keraton Kanoman Cirebon lanjut Arimbi, terus menjaga tradisi turun temurun ini supaya tetap lestari.
Baca Juga:

Pada kesempatan lain Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar tradisi Siraman Panjang dalam rangka memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW, Jumat (22/9). Tradisi Siraman Panjang ini digelar tiap tahun dan dilaksanakan setiap tanggal 5 Mulud dalam kalender Jawa.
Dalam tradisi ini, sejumlah benda peninggalan Sunan Gunung Jati dikeluarkan untuk dibersihkan dengan cara dicuci air bersih. Air yang digunakan berasal dari sumur kejayaan dan sumur agung.
Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon RR Gumelar Suryadiningrat menyebutkan pada acara ini ada beberapa benda yang dibersihkan. Benda-benda tersebut antara lain piring yang telah berusia enam abad, guci, dan tempat minyak wangi.
"Benda-benda peninggalan yang dicuci itu antara lain piring tapsi atau piring besar tujuh buah, piring pengiring 38 buah, dua guci dan botol tempat minyak wangi," ungkapnya. (Mauritz/Cirebon)
Baca Juga:
Gamelan Sekaten Keraton Surakarta Ditabuh pada 21 September dan Grebeg Gunungan Maulid 28 September
Bagikan
Yohanes Charles/Mauritz
Berita Terkait
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia

Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan

Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya
