Sering Kritisi Pemerintah, 'Duo Nyinyir' Ini Malah Diganjar Bintang Mahaputra Naraya

Presiden Joko Widodo. (Foto: setkab.go.id).
Merahputih.com - Presiden Joko Widodo akan memberikan bintang tanda jasa kepada sejumlah tokoh pekan ini. Dua diantaranya Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang dikenal vokal terhadap Jokowi.
Pemberian tanda jasa ini dalam rangka HUT ke-75 RI dan rutin diberikan setiap tahun dari Presiden.
"Presiden RI akan memberikan bintang tanda jasa kepada beberapa tokoh dalam berbagai bidang. Fahri Hamzah dan Fadli Zon akan mendapat Bintang Mahaputra Nararya. Teruslah berjuang untuk kebaikan rakyat, bangsa, dan negara," kata Mahfud lewat akun Twitternya, Senin (10/8).
Baca Juga
Positif COVID Bertambah Drastis, Fadli Zon Kritik Pemerintah
Pemberian gelar ini akan diberikan pada pekan ini. Mahfud sempat menjawab alasan salah satu netizen yang mempertanyakan pemberian penghargaan ini karena seakan rakyat tak dapat apa-apa.
"Rakyat "dianggap" mendapat manfaat atas perjuangan dan jasa mereka. Setiap menteri dan pimpinan lembaga negara yang purna tugas satu periode mendapat bintang tersebut," jelas Mahfud.
Bintang ini merupakan penghargaan sipil yang tertinggi, tetapi dikeluarkan dan diberikan sesudah Bintang Republik Indonesia kepada anggota korps militer. Bintang ini diberikan bagi mereka yang berjasa secara luar biasa pada bidang militer pula
Diketahui, Fahri saat ini menjabat sebagai Waketum Partai Gelora dan Fadli adalah salah satu elite Partai Gerindra. Keduanya juga kerap 'nyinyir' kepada pemerintahan Jokowi. Keduanya bahkan tak jarang melontarkan kritik pedas.
Baru-baru ini, Fadli Zon menyebut pemerintah terbukti lamban dan salah resep dalam mengantisipasi terjadinya krisis, baik terkait pandemi maupun eksesnya bagi perekonomian nasional.
Dlm rangka HUT Proklamasi RI ke 75, 2020, Presiden RI akan memberikan bintang tanda jasa kpd beberapa tokoh dlm berbagai bidang. Fahri Hamzah @Fahrihamzah dan Fadli Zon @fadlizon akan mendapat Bintang Mahaputra Nararya. Teruslah berjuang utk kebaikan rakyat, bangsa, dan negara.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) August 10, 2020
Fadli menyebut, saat kasus COVID-19 pertama kali dikonfirmasi masuk ke Indonesia, awal Maret lalu, dengan alasan ekonomi pemerintah menolak melakukan karantina wilayah.
Padahal, perekonomian mustahil tumbuh jika negara gagal mengatasi pandemi. "Ujungnya, per hari ini pemerintah bisa dikatakan tak berhasil menangani keduanya," ketus Fadli,
Pun begitu dengan Fahri Hamzah. Fahri baru-baru ini melontarkan kritik pedas lewat akun twitternya, @Fahrihamzah. Ia menyoroti rencana produksi vaksin COVID-19 di dalam negeri.
Fahri berpendapat perkembangan penelitian saat ini pun seperti jalan di tempat, meski pandemi sudah memasuki enam bulan.
“Pak @erickthohir apa kabar? Soal vaksin itu yang kita sesalkan bukan karena pak menteri gak mau disuntik. Tapi kenapa bukan produk NKRI yang disuntik? Ini bulan kemerdekaan, pandemi sudah setengah tahun: kok kita kayak nunggu negara lain? Lembaga Eijkman dll kemana?,” cuit Fahri Hamzah lewat akun twitternya @Fahrihamzah.
Baca Juga
Popularitas Wapres Jeblok, Fahri Hamzah: Tugas Pak Ma'ruf Itu Simbolik Aja
Lebih lanjut, Fahri mengingatkan kembali masa awal masa pandemi, saat optimisme Indonesia begitu tinggi untuk mampu memproduksi sendiri obat yang dibutuhkan dalam perang melawan COVID-19.
”Di awal pandemi, ramai sekali tayangan, seolah semua bisa kita produksi sendiri. Memang seharusnya kita produksi sendiri, dari alat2 kesehatan: masker, APD, ventilator, hingga obat dan vaksin. Kita harus percaya diri dan memproduksi secara mandiri. Ini waktunya. !,” jelas bekas politikus PKS yang kini bergabung di Partai Gelora itu. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia

Mobil Lubricants Terima Penghargaan Spesial di Indonesia Automotive Awards 2025

Rayakan HUT Ke-80 RI, Kembud Cetak Prangko Edisi Pendiri Bangsa secara Terbatas

Bertemu Presiden Peru, Prabowo Kenang Dapat Penghargaan Tertinggi Tahun 2024

Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata

Amnesti Hasto dan Tom Lembong, Fahri Hamzah: Prabowo Bagus Redam Perpecahan Jelang Kemerdekaan

Fadli Zon Ingatkan Pentingnya Musyawarah dan Keseimbangan Menyikapi Fenomena Sound Horeg

Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu

Uji Publik Penulisan Buku Sejarah Dilakukan 20 Juli 2025, Bentuknya Diskusi dan Seminar
