Serangan Siber PDN, Legislator PDIP Minta BSSN dan Kemenkominfo Tanggung Jawab


Ilustrasi ransomware. (Foto: Unsplash/Michael Geiger)
MERAHPUTIH.COM - MENTERI Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyebut virus ransomware milik kelompok peretas Lockbit 3.02 menjadi biang keladi terganggunya layanan di semua bandara internasional di wilayah Indonesia pada Kamis (20/6). Virus tersebut menyerang peladen Pusat Data Nasional (PDN) yang membuat sistem keimigrasian lumpuh.
Menurut anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-P TB Hasanuddin, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Kemenkominfo ialah pihak yang harus bertanggung jawab atas peristiwa serangan siber tersebut. Menurutnya, kedua pihak itu berperan mengamankan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi pemerintah.
“Mengapa serangan ini bisa terjadi pada objek yang sangat vital tersebut? BSSN sebagai pengawal keamanan PDN dan Kemenkominfo sebagai pengelola PDN harus bertanggung jawab atas kelalaian ini,” kata Hasanudin dalam keterangannya, Selasa (25/6).
Selain meminta pertanggungjawaban, Hasanudin juga menyoroti kinerja BSSN sebagai pengawal utama gerbang siber di lingkungan pemerintah sesuai amanat Perpres 28 Tahun 2021.
Baca juga:
210 Instansi Terdampak Serangan Ransomware Brain Chiper ke PDNS
Adanya peretasan itu, kata dia, menimbulkan pertanyaan soal apa saja kerja yang sudah dilakukan lembaga tersebut sehingga peretas bisa memasuki peladen vital milik pemerintah. “Ini potensi kebocoran data warga negara seluruh Indonesia. Tidak bisa dianggap enteng,” tuturnya.
Peristiwa serangan siber itu tidak dapat ditoleransi. Oleh karena itu, Hasanudin meminta agar internal BSSN direformasi. Dia mengingatkan kembali soal sejarah kelahiran BSSN yang merupakan transformasi dari Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang dulu personelnya didominasi tentara dan polisi karena fokus kerjanya pada persandian (intelijen).
“Namun, sekarang tuntutan untuk BSSN lebih besar pada keamanan siber dan oleh karena itu, BSSN harus diisi para pakar IT, professional IT, dan talenta-talenta muda Indonesia yang cerdas di sektor keamanan siber,” ucapnya.
Menurutnya, jika jajaran sumber daya manusia (SDM) di BSSN masih menjalankan pola seperti Lemsaneg, anggaran sebesar apa pun yang digelontorkan akan menjadi percuma lantaran masih menggunakan paradigma lama yang sudah out of date.
Dia menegaskan, serangan ransomware merupakan bentuk kejahatan siber yang sangat serius. Virus itu menyerang objek vital nasional yang sangat strategis seperti Pusat Data Nasional. “Tentunya kami sangat menyayangkan hal tersebut dapat terjadi dan meminta pemerintah betul-betul sigap dan cepat memitigasi risiko lanjutan dari serangan tersebut,” pungkasnya.(Pon)
Baca juga:
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Google Cloud Bikin Pusat Operasi Keamanan di Indonesia, Didukug AI dan Berbasis Intelijen

Komisi III Tanggapi Serangan Siber Draf RUU KUHAP di Situs Web Resmi DPR

Konflik Merambah Ranah Digital, Peretas Pro-Israel Klaim Curi Rp 1,44 Triliun dari Bursa Kripto Terbesar Iran

5 Amunisi Hukum Menkomdigi Berantas Kejahatan Siber dan Judol, Ada 1 Sasar Anak-Anak

Password Bos Pentagon Bocor Dibobol Hacker, Diduga Inisial Tanggal Lahir

Asia Tenggara Jadi Titik Panas Bagi Penjahat Dunia Maya

Elon Musk Klaim X (Twitter) Down karena Jadi Target Serangan Siber Besar-Besaran, Pelakunya dari Ukraina

Terlambat Jelaskan Respons terhadap Konten Teror dan Pelecehan, Telegram Kena Denda Rp 9 M di Australia atas
