Separation Anxiety Disorder, Rasa Takut Berpisah dengan Orang Terdekat


Saat berusia dua tahun, anak umumnya sudah mengerti bahwa orang tuanya hanya meninggalkan dirinya sebentar. (Foto: Unsplash/Michal Parzuchowski)
PERNAHKAH kamu merasa khawatir atau cemas saat ditinggal orang terdekat? Orang tua misalnya. Kondisi ini disebut dengan separation anxiety disorder dan biasanya terjadi pada anak-anak.
Rasa cemas atau takut ketika ditinggal orang tua sebenarnya salah satu tahap perkembangan yang normal dialami bayi dan balita. Kondisi ini biasanya terjadi sejak bayi berusia delapan bulan dan akan hilang sendiri seiring bertambahnya usia.
Saat berusia dua tahun, anak umumnya sudah mengerti bahwa orang tuanya hanya meninggalkan dirinya sebentar dan akan kembali sehingga rasa cemas yang timbul akan terkendali.
Namun, kecemasan pada anak saat ditinggal orang tuanya bisa saja terjadi secara berlebihan atau bahkan menetap lama. Bila demikian, anak mungkin saja mengalami separation anxiety disorder (SAD).
Baca juga:
Mengenal Histrionic Personality Disorder, Keinginan untuk Menjadi Pusat Perhatian

Dilansir Alodokter, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami separation anxiety disorder, yaitu kematian dalam keluarga, perceraian orang tua, perubahan gaya hidup yang besar, kepribadian yang pemalu, hingga kurangnya interaksi dengan orang tua.
Anak dengan separation anxiety disorder selalu merasa cemas dan takut berlebihan saat harus berpisah dengan orang terdekatnya seperti orang tua atau bahkan pengasuhnya.
Selain merasa cemas, ada beberapa tanda yang menunjukkan anak mengalami separation anxiety disorder, yaitu menangis saat berpisah dengan orang tua, mengamuk, menolak untuk berangkat ke sekolah, menurunnya prestasi di sekolah, merasa takut, mengalami mimpi buruk yang berkaitan dengan keluarga, hingga berpura-pura sakit saat harus berpisah dengan orang tua.
Baca Juga:
Mengenal Hair-Pulling Disorder, Gangguan Psikologis saat Alami Stres

Metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi separation anxiety disorder adalah dengan melakukan psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif.
Terapi ini akan mengajarkan anak untuk belajar mengelola rasa takutnya terhadap perpisahan sementara dengan orang tua atau pengasuhnya.
Selain menjalani psikoterapi, dukungan dari lingkungan sekolah dan teman-teman yang baik juga dapat membantu anak untuk mengatasi separation anxiety disorder. Orang tua bisa minta bantuan kepada guru untuk dapat mendorong anak berinteraksi dengan teman lainnya.
Dengan begitu, rasa cemas yang ia alami pun dapat berkurang karena telah mendapatkan tempat yang nyaman dan aman saat mereka tidak bersama dengan orang tua.
Namun, bila gangguan yang dialami tidak kunjung membaik dengan psikoterapi, dokter akan memberikan obat antidepresan untuk meredakan gejala separation anxiety disorder. (and)
Baca juga:
Apa Itu Dependent Personality Disorder? Berpengaruhkah pada Hubungan?
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
