Kesehatan Mental

Mengenal Hair-Pulling Disorder, Gangguan Psikologis saat Alami Stres

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Minggu, 15 Mei 2022
Mengenal Hair-Pulling Disorder, Gangguan Psikologis saat Alami Stres

Jangan remehkan kondisi psikologis yang disebut hair-pulling disorder. (Foto: Pixabay/UniqueMarfa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

LEBIH dari sekadar ekspresi, trichotillomania atau yang biasa disebut dengan hair-pulling disorder, adalah gangguan psikologis yang mendorong seseorang menarik rambutnya secara paksa hingga rontok ketika mengalami stres.

Tidak hanya rambut di bagian kepala, kondisi ini juga menyebabkan pengidapnya memiliki keinginan untuk menarik rambut di area tubuh lainnya seperti alis, kaki, dan tangan.

Akibat fatal yang bisa dilihat secara fisik dari hair-pulling disorder adalah kebotakan. Sayangnya kebotakan ini seringkali tidak bisa disembuhkan, karena bagian akar rambut mati total akibat terus menerus ditarik secara paksa.

Baca juga:

Sifat Khas Tanda Awal Gangguan Kepribadian Ambang

Menurut mayoclinic, menarik rambut secara paksa pasti terasa sangat menyakitkan. Apalagi jika akar rambut ikut tercabut dan menyebabkan keluarnya sedikit darah. Tetapi bagi pengidap hair-pulling disorder, sensasi menarik rambut secara paksa justru memberikan efek menyenangkan dan menenangkan.

Pengidap cenderung mengalihkan rasa sakit secara batin ke rasa sakit secara fisik agar lupa dengan penderitaan yang sedang mereka alami. Beberapa pengidapnya mengalami kondisi ini bukan karena menderita secara mental, melainkan membutuhkan sesuatu untuk tetap fokus dan produktif.

Pengalihan rasa sakit

Mengenal Hair-Pulling Disorder, Gangguan Psikologis saat Alami Stres
Melampiaskan stres dan rasa sakit hati dengan menyakiti diri sendiri. (Foto: Pixabay/StockSnap)

Kamu beruntung jika mampu mengontrol emosi dalam setiap kondisi terpuruk tanpa harus mengalihkannya ke hal-hal yang bersifat negatif. Sayangnya sebagian orang membutuhkan pelampiasan untuk menghilangkan rasa sakit hati, stres, dan kecewa.

Pengidap hair-pulling disorder akan mengalihkan bentuk kesedihan dan kekecewaan melalui perilaku menarik paksa rambut di beberapa area tubuh hingga mengalami kebotakan. Menarik rambut secara paksa yang sebenarnya menyakitkan bagi tubuh justru dianggap sebagai pelepas stres bagi pengidap kondisi ini.

Genetik

Mengenal Hair-Pulling Disorder, Gangguan Psikologis saat Alami Stres
Orang tua berpotensi menurunkan gangguan hair-pulling disorder secara genetik. (Foto: Pixabay/5921373)

Ternyata orang tua tidak hanya menurunkan gen berupa bentuk fisik dan kondisi kesehatan organ vital saja kepada anak-anaknya. Orang tua juga akan menurunkan kondisi mental kepada anak karena sudah ‘terekam’ di dalam gen. Jika orang tua mengidap hair-pulling disorder, kemungkinan besar anak-anaknya juga akan mengidap gangguan yang sama.

Baca juga:

Jangan Hakimi Orang Ingin Bunuh Diri

Mengidap penyakit mental lain

Mengenal Hair-Pulling Disorder, Gangguan Psikologis saat Alami Stres
Hair-pulling disorder bisa disebabkan oleh komplikasi kondisi mental lain. (Foto: Pixabay/HolgersFotografie)

Sama halnya dengan penyakit fisik, penyakit mental juga seringkali menyebabkan komplikasi gangguan mental yang lain. Penyakit mental yang menyebabkan komplikasi seperti hair-pulling disorder umumnya yang melibatkan perilaku menyakiti diri sendiri sebagai bentuk stress relief. Komplikasi penyakit mental akan membuat pengidapnya mencari cara untuk melampiaskan penderitaannya dengan menyakiti diri sendiri.

Kerusakan fisik

Mengenal Hair-Pulling Disorder, Gangguan Psikologis saat Alami Stres
Berpotensi menyebabkan kebotakan permanen. (Foto: Pixabay/LoggaWiggler)

Kondisi ini pada akhirnya akan berdampak buruk jika dibiarkan begitu saja. Sebaiknya kamu segera mencari bantuan profesional jika merasa kecanduan untuk menarik rambut secara paksa dan merasa nyaman untuk melakukan hal tersebut berulang kali.

Gangguan hair-pulling disorder akan menyebabkan kerusakan permanen pada kulit kepala dan area tubuh lain yang ditumbuhi rambut sehingga rambut tidak bisa tumbuh lagi. (Mar)

Baca juga:

Terapi Seni, Cocok untuk Membantu Kesehatan Mental

#Kesehatan Mental #Gangguan Psikologis
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Olahraga
Trauma usai Kalah dari Chelsea, Ronald Araujo Minta Izin ke Barcelona untuk Pulihkan Mental
Ronald Araujo trauma usai kalah dari Chelsea. Ia meminta waktu untuk memulihkan mentalnya ke Barcelona.
Soffi Amira - Selasa, 02 Desember 2025
Trauma usai Kalah dari Chelsea, Ronald Araujo Minta Izin ke Barcelona untuk Pulihkan Mental
Indonesia
Pasca Ledakan SMAN 72 Jakarta, Biro SDM Polda Metro Jaya Beri Trauma Healing ke Korban
Biro SDM Polda Metro Jaya memberikan trauma healing untuk para korban terdampak ledakan di SMAN 72 Jakarta.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Pasca Ledakan SMAN 72 Jakarta, Biro SDM Polda Metro Jaya Beri Trauma Healing ke Korban
Indonesia
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Kemenkes membuka layanan healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Indonesia
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Tercatat, ada sekitar 20 juta rakyat Indonesia didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Dunia
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Sepuluh terdakwa menyebarkan apa yang oleh jaksa digambarkan sebagai ‘komentar jahat’ mengenai gender dan seksualitas Brigitte.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
  Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Lifestyle
YouTube Kini Punya 'P3K Digital', Solusi Bagi Remaja yang Depresi Hingga Anxiety
YouTube telah menjalin kemitraan dengan berbagai organisasi nirlaba
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
YouTube Kini Punya 'P3K Digital', Solusi Bagi Remaja yang Depresi Hingga Anxiety
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Bagikan