Mengenal Hair-Pulling Disorder, Gangguan Psikologis saat Alami Stres
Jangan remehkan kondisi psikologis yang disebut hair-pulling disorder. (Foto: Pixabay/UniqueMarfa)
LEBIH dari sekadar ekspresi, trichotillomania atau yang biasa disebut dengan hair-pulling disorder, adalah gangguan psikologis yang mendorong seseorang menarik rambutnya secara paksa hingga rontok ketika mengalami stres.
Tidak hanya rambut di bagian kepala, kondisi ini juga menyebabkan pengidapnya memiliki keinginan untuk menarik rambut di area tubuh lainnya seperti alis, kaki, dan tangan.
Akibat fatal yang bisa dilihat secara fisik dari hair-pulling disorder adalah kebotakan. Sayangnya kebotakan ini seringkali tidak bisa disembuhkan, karena bagian akar rambut mati total akibat terus menerus ditarik secara paksa.
Baca juga:
Menurut mayoclinic, menarik rambut secara paksa pasti terasa sangat menyakitkan. Apalagi jika akar rambut ikut tercabut dan menyebabkan keluarnya sedikit darah. Tetapi bagi pengidap hair-pulling disorder, sensasi menarik rambut secara paksa justru memberikan efek menyenangkan dan menenangkan.
Pengidap cenderung mengalihkan rasa sakit secara batin ke rasa sakit secara fisik agar lupa dengan penderitaan yang sedang mereka alami. Beberapa pengidapnya mengalami kondisi ini bukan karena menderita secara mental, melainkan membutuhkan sesuatu untuk tetap fokus dan produktif.
Pengalihan rasa sakit
Kamu beruntung jika mampu mengontrol emosi dalam setiap kondisi terpuruk tanpa harus mengalihkannya ke hal-hal yang bersifat negatif. Sayangnya sebagian orang membutuhkan pelampiasan untuk menghilangkan rasa sakit hati, stres, dan kecewa.
Pengidap hair-pulling disorder akan mengalihkan bentuk kesedihan dan kekecewaan melalui perilaku menarik paksa rambut di beberapa area tubuh hingga mengalami kebotakan. Menarik rambut secara paksa yang sebenarnya menyakitkan bagi tubuh justru dianggap sebagai pelepas stres bagi pengidap kondisi ini.
Genetik
Ternyata orang tua tidak hanya menurunkan gen berupa bentuk fisik dan kondisi kesehatan organ vital saja kepada anak-anaknya. Orang tua juga akan menurunkan kondisi mental kepada anak karena sudah ‘terekam’ di dalam gen. Jika orang tua mengidap hair-pulling disorder, kemungkinan besar anak-anaknya juga akan mengidap gangguan yang sama.
Baca juga:
Mengidap penyakit mental lain
Sama halnya dengan penyakit fisik, penyakit mental juga seringkali menyebabkan komplikasi gangguan mental yang lain. Penyakit mental yang menyebabkan komplikasi seperti hair-pulling disorder umumnya yang melibatkan perilaku menyakiti diri sendiri sebagai bentuk stress relief. Komplikasi penyakit mental akan membuat pengidapnya mencari cara untuk melampiaskan penderitaannya dengan menyakiti diri sendiri.
Kerusakan fisik
Kondisi ini pada akhirnya akan berdampak buruk jika dibiarkan begitu saja. Sebaiknya kamu segera mencari bantuan profesional jika merasa kecanduan untuk menarik rambut secara paksa dan merasa nyaman untuk melakukan hal tersebut berulang kali.
Gangguan hair-pulling disorder akan menyebabkan kerusakan permanen pada kulit kepala dan area tubuh lain yang ditumbuhi rambut sehingga rambut tidak bisa tumbuh lagi. (Mar)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Trauma usai Kalah dari Chelsea, Ronald Araujo Minta Izin ke Barcelona untuk Pulihkan Mental
Pasca Ledakan SMAN 72 Jakarta, Biro SDM Polda Metro Jaya Beri Trauma Healing ke Korban
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
YouTube Kini Punya 'P3K Digital', Solusi Bagi Remaja yang Depresi Hingga Anxiety
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan