Seorang Anak Tiru Kondektur dengan Meniup Peluit 'Semboyan 41', KAI Mengecam


Stasiun Jatinegara. (MP/Kanu)
MerahPutih.com - Seorang anak meniup peluit seolah mengarahkan laju kereta api (KA) yang tengah berhenti di Stasiun Jatinegara tengah viral di media sosial. Sontak tindakan anak tersebut menuai kecaman dari PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"KAI sangat menyayangkan atas perbuatan anak tersebut (A), membunyikan peluit menyerupai S.41 (Semboyan 41) tanpa hak," kata Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Rabu (14/8).
Dia menjelaskan Semboyan 41 (S.41) ialah sikap seorang petugas/kondektur berpakaian lengkap meniup peluit setelah mendapat ijin dari PPKA dengan semboyan 40/papan bundar berwarna hijau. Tiupan peluit S.41 itu menandakan perintah berangkat kepada masinis.
KAI menyatakan tindakan menirukan kondektur di stasiun tersebut berpotensi menimbulkan miskomunikasi. Sehingga kereta bisa berangkat tanpa adanya komando resmi.
Baca juga:
Rawan Kecelakaan, Sejumlah Perlintasan Liar Kereta Api Ditutup
"Perbuatan tersebut sangat membahayakan terhadap keamanan dan keselamatan kereta api. Bisa terjadi miskomunikasi dan tentunya kejadian hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Ixfan.
KAI akan melakukan sosialisasi kepada anak-anak yang ada dalam video viral tersebut
"Kami sudah mencari tahu tentang pelaku, dan kami sudah mengagendakan untuk melakukan kegiatan sosialisasi tentang keselamatan perjalanan kereta api di sekolah-sekolah mereka," kata Ixfan.
Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena pengamanan dan regulasi perjalanan kereta api sangatlah berlapis.
“Masih ada ketentuan-ketentuan lainnya untuk syarat KA diperbolehkan berangkat," ungkapnya.
Ixfan menjelaskan, sistem perkeretapian sudah dibuat pengamanan yang berlapis setiap kereta api yang akan berangkat. Ada beberapa tahap dengan cara pemberian sinyal, kode, atau semboyan untuk mengatur lalu lintas KA.
Jika petugas mengetahui hal yang tidak semestinya maka petugas akan kembali saling memastikan apakah sinyal, kode atau semboyan yang ada telah diberikan padanya, dan petugas akan mengambil semboyan terberat untuk tidak menjalankan kereta apinya.
“Apalagi jika dipandang ragu atau membahayakan," tutup Ixfan. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Berada di Ujung Timur Jawa, Stasiun Ketapang Simpul Vital Moda Transportasi Kereta Api dan Laut

UMKM Binaan KAI Siap Go Global Lewat Sertifikasi Halal, BPOM, dan HKI

KA Serayu Dilempar Batu hingga Sejumlah Kaca Pecah, tak Ada Korban Luka

Rayakan Ulang Tahun ke-80, KAI Kasih Diskon Tiket Kereta Api Mulai Rp 80 Ribu

KAI Serap 139 Juta Liter BBM Subsidi, Angkut 328 Juta Penumpang hingga Agustus 2025

PT KAI Jual Tiket Rp 80 Ribu di 28 September, Buat Keberangkatan Sampai 12 November 2025

KA BIAS Stasiun Palur Jadi Primadona Mobilitas Masyarakat Solo Raya, Tembus 2.822 Penumpang

Lahan PT KAI Bakal Disulap Jadi Hunian Murah Warga

KAI Tambah Kapasitas KA Lodaya Relasi Solo - Bandung Mulai 19 September 2025

Demo Ojol di MPR/DPR, KRL Jabodetabek Beroperasi Normal dengan Penambahan Petugas untuk Antisipasi Kerusuhan
