Senin Esok, Menlu Retno Bertemu Aung San Suu Kyi Bahas Rohingya


Presiden Joko Widodo (kiri) memberi sertifikat kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
MerahPutih.Com - Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Aung San Suu Kyi.
Sebagaimana dilansir dari Antara, Menlu Retno LP Marsudi dijadwalkan bertemu kembali dengan Menteri Luar Negeri merangkap Konselor Negara Republik Persatuan Myanmar Aung San Suu Kyi yang juga pemimpin Partai Liga Demokrasi Nasional yang menguasai parlemen Myanmar pada Senin, 4 September 2017 di Myanmar.
Kedua tokoh perempuan itu sebelumnya telah bertemu di Myanmar pada 6 Desember 2016 dan pada 19 Desember 2016.
Ketiga pertemuan tersebut membahas satu agenda yakni mencari solusi atas tragedi kemanusiaan yang menimpa masyarakat etnis Muslim Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine (atau biasa pula disebut Arakan).
Dalam rangkaian KTT ke-30 ASEAN di Manila, Filipina, pada 29 April 2017, Retno juga mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Syuu Kyi membahas hubungan bilateral dan upaya perdamaian sekaligus pembangunan rumah sakit di Rakhine.
Dunia internasional termasuk Indonesia mengecam kekerasan yang dialami penduduk etnis Rohingya yang menewaskan ratusan warga dan mengakibatkan puluhan ribu jiwa mengungsi sejak beberapa pekan terakhir ini, mengulangi kembali kekerasan atas mereka yang sebelumnya terjadi pada tahun 2012.
Atas persetujuan Presiden Joko Widodo setelah Menlu menemuinya pada Rabu (30/8) lalu, Menlu Retno menuturkan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen meneruskan pendekatan konstruktif agar pemerintah Myanmar dapat mengembalikan situasi keamanan di Rakhine. Semua kekerasan harus dihentikan karena yang menjadi korban adalah warga sipil. Jadi aspek kemanusiaan perlu terus diutamakan.
Pemerintah RI, sebagaimana disampaikan Retno, akan tetap membantu dari aspek kemanusaan, apalagi, Indonesia telah mendirikan enam sekolah di Rakhine, dan juga membantu bahan pangan serta obat-obatan. Pemerintah juga akan mulai membangun rumah sakit yang cukup besar di Rakhine.
Pemerintah tampaknya melakukan pendekatan secara komprehensif dan prioritas membantu mengatasi masalah kemanusiaan yang menimpa masyarakat Rohingya agar tidak jatuh korban lebih banyak lagi.
Sebelum bertemu Suu Kyi, Menlu juga telah berkomunikasi membicarakan soal Rohingya dengan sejumlah pihak seperti Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres, Menlu Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu, mantan Sekjen PBB Kofi Annan selaku Ketua Komisi Penasehat untuk Negara Bagian Rakhine yang dibentuk Suu Kyi pada 23 Agustus 2016, dan pimpinan Ormas Islam di Indonesia.
Kementerian Luar Negeri RI bersama berbagai ormas juga telah membentuk Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar guna menghentikan tragedi kemanusiaan atas masyarakat etnis Rohingya.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Junta Kembali Tetapkan Darurat Militer Jelang Pemilu Myanmar

Darurat Militer Dicabut, Junta Larang Partai Aung San Suu Kyi Ikut Pemilu Myanmar

Junta Cabut Status Darurat Militer Setelah 4,5 Tahun, Myanmar Segera Gelar Pemilu

Myanmar Kabulkan Amnesti Selebgram WNI yang Divonis 7 Tahun Bui

[HOAKS atau FAKTA]: WNI Jadi Korban Perdagangan Manusia, Indonesia Kobarkan Bendera Perang lawan Myanmar
![[HOAKS atau FAKTA]: WNI Jadi Korban Perdagangan Manusia, Indonesia Kobarkan Bendera Perang lawan Myanmar](https://img.merahputih.com/media/06/fb/3b/06fb3bb635a4238fd9d075e4043fd6b3_182x135.jpeg)
Bantuan Medis Darurat Indonesia Buat Korban Gempa Myanmar Kemungkinan Diperpanjang

Polri Kirim Tim Medis ke Myanmar, Layani Lebih dari 1.100 Korban Gempa

Baznas Kirim 10 Ribu Sarung dan 100 Unit Genset ke Myanmar

Bantuan Korban Gempa Tiba di Myanmar, Tenaga Kesehatan RI Tugas di Sana 30 Hari

Myanmar Kembali Diguncang Gempa Bumi, Kini Berkekuatan 5,1 M di Kota Mandalay
