Semedi, Ritual Soeharto Raih dan Pertahankan Kekuasaan

Adinda NurrizkiAdinda Nurrizki - Sabtu, 03 Januari 2015
Semedi, Ritual Soeharto Raih dan Pertahankan Kekuasaan

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional- Meskipun sudah pergi untuk selamanya sosok mendiang Presiden Soeharto akan terus dibicarakan banyak orang. Publik mengenal Soeharto sebagai penguasa tunggal Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun penuh.

Sosok Soeharto hingga kini masih menjadi kontroversial. Usai reformasi tahun 1998 lalu, banyak orang mencaci-maki Soeharto. Namun setelah 16 tahun reformasi berlalu, sebagian orang mulai merindukan kembali sosok Soeharto. Kerinduan atas Soeharto dipicu dari kondisi perekonomian yang kurang membaik serta belum teralisasinya cita-cita politik reformasi.

Sebagai Presiden RI kedua, bukan perkara mudah bagi Soeharto untuk bisa tampil menggenggam pucuk pimpinan tanah air. Tampilnya Soeharto dalam panggung politik telah mereduksi simbol-simbol penguasa sebelumnya. Orde Lama runtuh, timbullah Orde Baru.

Dalam dunia politik modern selalu bertumpu pada pengagungan rasionalitas semata. Umumnya ada 5 M yang selalu digunakan untuk meraih kekuasan politik? Apa sajakah itu ? Media, Massa, Money, Market dan Momentum. Sebagai seorang prajurit yang terlatih Soeharto sendiri telah menggunakan prinsip-prinsip tersebut. Namun demikian, Soeharto menambahkan 1 M, dalam kamus hidupnya yaitu Mistik.

Soeharto dan Kekuatan Mistik Jawa

Sewaktu masih menjabat sebagai kepala pemerintahan, banyak orang tidak berani membicarakan soal Dukun atau sosok paranormal yang mendampingi Soeharto. Jika ada orang yang membicarakan hal tersebut tentu akan dilakukan dengan diam-diam, bisik-bisik dan disampaikan secara terbuka.

Pada tanggal 9 Desember 1998 Koran Harian terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kedaulatan Rakyat menurunkan laporan khusus yang berisi kisah perjalan Soeharto ke Selok, gunung Keramat, desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Cilacal, Jawa Tengah.

Dalam laporan yang diangkat harian Kedaulatan Rakyat disebutkan bahwa salah satu tujuan utama Soeharto ke gunung keramat Selok adalah untuk menyepi, bersemedi dan meminta petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME) untuk menjalankan roda pemerintahan.

Perjalanan ke Selok juga tidak mudah. Sebab tidak ada kendaraan umum, baik bus, kereta sepeda motor yang bisa menjangkau daerah tersebut. Kawasan tersebut letaknya amat terpencil, dipenuhi dengan hutan lebat, jurang curam dan jalan berliku. Untuk sampai ditempat tujuan Soeharto diantar dengan menggunakan sebuah helikopter.

Arwan Tuti Artha dalam sebuah bukunya berjudul 'Dunia Spiritual Soeharto' menjelaskan ada banyak tempat keramat yang disambangi Soeharto. Selain gunung Selok sebuah tempat keramat lain yang kerap disambangi adalah Gunung Srandil di desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala, Cilacap, Jawa Tengah.

"Ditempat ini ada ritual khusus bagi mereka yang mau naik pangkat dengan cepat, misalnya dengan cara bersemedi," tulis Arwan.

Arwan melanjutkan untuk kawasan Cilacap setidaknya ada beberapa tempat yang sering disambangi Soeharto, sebut saja Jambe Pitu, Jambe Lima, Goa Rahayu, Goa Nagaraja dan sebagainya. Soeharto kerap datang ke tempat-tempat bertuah tersebut dalam momen-momen tertentu semisal malam pergantian tahun baru Jawa atau dikenal dengan sebutan Malam 1 Suro.

Pembukaan Jambe Pitu sendiri secara resmi dibuka pada tanggal 18 Juni 1958. Wisata ziarah dilakukan secara bertahap. Jika peziarah mendapat bisikan langit (wangsit), maka juru kuncu atau pemandu akan memerintahkan peziarah untuk melakukan ritual sakral di Jambe Lima. Dan jika semedi di Jambe Lima peziarah memperoleh bisikan gaib, maka lelaku spiritual akan dilanjutkan ke Goa Rahayu hingga Goa Nagaraja.

"Di sanggar pemujaan itulah jadi saksi bisu laku spiritual Soeharto," sambung Arwan.

Dalam keyakinan Jawa Klasik, bersemedi dan menjauhkan diri dari hingar-bingar kehidupan dunia adalah salah satu cara untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan. Sebab dengan melakukan semedi dan tapabrata dapat menyerap kekuatan alam (kosmis). Dan hal tersebut telah dilakukan Presiden Soeharto. (bhd)

#Orde Baru #Rindu Soeharto #Soeharto
Bagikan
Ditulis Oleh

Adinda Nurrizki

Berita Terkait

Indonesia
Komnas HAM Kecewa Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Minta Kasus Dugaan Pelanggaran di Masa Lalu Tetap Harus Diusut
Komnas HAM menyatakan kecewa atas pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto. Menilai keputusan itu melukai korban pelanggaran HAM berat era Orde Baru dan mencederai semangat Reformasi 1998.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
Komnas HAM Kecewa Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Minta Kasus Dugaan Pelanggaran di Masa Lalu Tetap Harus Diusut
Indonesia
Menteri HAM Ogah Komentar Detail Soal Gelar Pahlwan Soeharto
Pigai menjelaskan Kementerian HAM tidak memberikan rekomendasi nama apa pun untuk diusulkan menjadi pahlawan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Menteri HAM Ogah Komentar Detail Soal Gelar Pahlwan Soeharto
Indonesia
Golkar Solo Bakal Gelar Tasyakuran Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Partai Golkar sejak awal telah mengusulkan dan mendukung beliau beserta tokoh-tokoh lainnya untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Kemudian tahun ini baru terwujud.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Golkar Solo Bakal Gelar Tasyakuran Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
Indonesia
Ubedilah Badrun Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Bukti Bangsa Kehilangan Moral dan Integritas
Tanda bahwa bangsa Indonesia tengah kehilangan ukuran moral dan integritas dalam bernegara. ?
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Ubedilah Badrun Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Bukti Bangsa Kehilangan Moral dan Integritas
Indonesia
Soeharto & Marsinah Barengan Jadi Pahlawan Nasional, SETARA Institute Kritik Prabowo Manipulasi Sejarah
"Mana mungkin Marsinah dan Soeharto menjadi pahlawan pada saat yang bersamaan," kata Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi
Wisnu Cipto - Senin, 10 November 2025
Soeharto & Marsinah Barengan Jadi Pahlawan Nasional, SETARA Institute Kritik Prabowo Manipulasi Sejarah
Indonesia
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa
Gelar kepahlawanan bukan sekadar bentuk penghargaan individual, melainkan mekanisme moral kolektif sebuah bangsa.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa
Indonesia
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Pimpinan Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
Pimpinan Komisi XIII DPR menyinggung soal pelanggaran HAM Orde Baru. Hal ini buntut dari pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Pimpinan Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
Indonesia
Klaim tak Ada Bukti Pelanggaran HAM, Fadli Zon Justru Ungkit Jasa Besar Soeharto untuk Indonesia
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon mengklaim, bahwa tak ada bukti pelanggaran HAM yang dilakukan Soeharto.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Klaim tak Ada Bukti Pelanggaran HAM, Fadli Zon Justru Ungkit Jasa Besar Soeharto untuk Indonesia
Berita Foto
Momen Presiden Prabowo Subianto Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara
Presiden Prabowo Subianto (kiri) memberikan selamat kepada putra presiden kedua RI Jenderal Besar TNI H.M. Soeharto (kanan) Bambang Trihatmodjo (kiri) dan Siti Hardijanti Hastuti Rukmana usai upacara pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto dan sembilan tokoh lainnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 November 2025
Momen Presiden Prabowo Subianto Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara
Indonesia
Jusuf Kalla soal Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ada Kekurangan, tapi Jasanya Lebih Banyak
Jusuf Kalla bicara soal pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto. Menurutnya, jasa Soeharto lebih banyak dibanding kekurangannya.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Jusuf Kalla soal Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ada Kekurangan, tapi Jasanya Lebih Banyak
Bagikan