Sel Keluarga Diprediksi Jadi Pelaku Penyerangan Pada Polisi

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 Juni 2020
Sel Keluarga Diprediksi Jadi Pelaku Penyerangan Pada Polisi

Densus 88 (Foto: Polri)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Serangan terhadap kantor Kepolisian dan anggota yang terjadi belakangan adalah bukti kelompok teroris di Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS seperti JAD dan MIT menganggap polisi sebagai musuh yang harus diperangi,

Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta menilai, mengingatkan, Polisi telah diberi stigma sebagai thaghut. Hal ini terjadi karena polisi terutama Densus-88 berada di garis terdepan untuk memberantas terorisme.

"Aksi Densus-88 dalam memberantas terorisme tidak hanya penangkapan tetapi karena dinamika di lapangan termasuk adanya perlawanan dari kelompok terduga teroris maka Densus-88 melakukan tindakan hingga tembakan yang berakibat tewasnya terduga teroris," jelas Stanislaus kepada merahputih.com di Jakarta, Selasa (23/6).

Stanislaus menambahkan, kelompok teroris saat ini semakin terdesak terutama sejak kewenangan pencegahan dalam penanggulangan terorisme diperkuat dengan UU Nomor 5 Tahun 2018.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Dokter di Surabaya Telanjang Bulat Stres Suami dan Anaknya Meninggal karena COVID-19

Polri melalui Densus-88 mempunyai landasan hukum yang kuat untuk melakukan berbagai tindakan yang perlu untuk mencegah terjadinya aksi terorisme.

"Hal ini menjadi salah satu penyebab kelompok teroris menjadikan polisi sebagai musuh, sehingga banyak aksi teror yang sasaran utama."

Ia menjelaskan, prediksi kedepan serangan terhadap polisis akan didominasi oleh serangan lone wolf, aksi yang dilakukan oleh pelaku tunggal, dan sel-sel keluarga.
Fenomena ini diperkirakan akan masih terus terjadi, mengingat aksi terorisme belum dapat dipastikan berhenti saat ini.

"Terdesaknya ISIS di Timur Tengah justru akan menguatkan aksi-aksi di dalam negeri mengingat kelompok teroris di Indonesia yang berafiliasi dengan ISIS justru akan memusatkan aksinya di tanah air," katanya.

Ia mengingatkan, Polri harus waspada terhadap ancaman dari kelompok teroris. Kerjasama dengan masyarakat sipil perlu dilakukan untuk menciptakan kemampuan deteksi dini dan cegah dini terorisme. Hal ini penting dilakukan karena para pelaku ini akan bersembunyi di tengah-tengah masyarakat dan yang paling memungkinkan untuk mendeteksi keberadaan mereka pertama kali adalah keluarga terdekat atau masyarakat.

"Tanpa kerja sama yang erat antara aparat penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat maka terorisme sangat sulit ditanggulangi," tutup Stanislaus.

tkp penyerangan polisi
Polisi berjaga di pintu masuk Cemoro Kandang, Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (21/6). (MP/Ismail)

Seperti diketahui, anggota Polri kembali menjadi korban aksi teror. Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni dan anggota Polres Karanganyar Bripda Hanif Ariyono diserang oleh seseorang dengan senjata tajam. Aksi tersebut terjadi di jalur pendakian Gunung Lawu Pos Cemara Kandang, Kabupaten Karanganyar.

Akibat aksi tersebut Kompol Busroni mengalami luka sayat di tangan, Brida Hanif Ariyono mengalami luka sobek di leher dan punggung, dan seorang masyarakat yang berada di lokasi kejadian mengalami luka sobek di lengan kanan dan pungung. Setelah melakukan aksinya pelaku diringkus dan terpaksa diberi tindakan tegas sehingga meninggal dunia.

Satu hari sebelumnya, Mako Brimob Polda Sulawesi Tenggara dimasuki oleh seorang pria dengan berteriak-teriak (20/6/2020). Beberapa anggota Brimob berupaya menghentikan laki-laki tersebut, bahka terdengar beberapa kali tembakan peringatan. Akhirnya laki-laki tersebut dapat diringkus oleh anggota dan diamankan.

Aksi teror sebelumnya yang menyerang anggota Polri terjadi di Markas Polsek Daha Selatan, Kab Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Aksi yang menyebabkan 1 anggota Polri gugur ini terjadi pada 1 Juni 2020. Pelaku menyerang sekitar pukul 02:15 Wita dengan menggunakan atribut yang menyerupai dengan simbol ISIS. (Knu)

Baca Juga:

KPK Dalami Kedekatan Istri Nurhadi dengan PNS MA

#Polisi #Terorisme #Aksi Teror
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Kendaraan Jurnalis Jadi Sasaran Dugaan Kejahatan Pecah Kaca, Laptop Raib
Sejumlah barang berharga miliknya telah raib, di antaranya tas berisi laptop dan charger, alat-alat kerja, ID pers Kompas dan Istana, serta tas kecil berisi charger, powerbank, dan uang tunai ratusan ribu rupiah.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 04 November 2025
Kendaraan Jurnalis Jadi Sasaran Dugaan Kejahatan Pecah Kaca, Laptop Raib
Indonesia
Desak Polisi Usut Tuntas Temuan 2 Kerangka Manusia di Kwitang secara Profesional, DPR: Jangan Sampai Menimbulkan Banyak Spekulasi
Penemuan 2 kerangka manusia diduga berkaitan dengan peristiwa kebakaran gedung saat demonstrasi besar pada akhir Agustus 2025 lalu.
Frengky Aruan - Senin, 03 November 2025
Desak Polisi Usut Tuntas Temuan 2 Kerangka Manusia di Kwitang secara Profesional, DPR: Jangan Sampai Menimbulkan Banyak Spekulasi
Indonesia
Prabowo Ingatkan Bawahanya Jangan Ada Orang Pintar Merasa Bisa Mengakali Rakyat
Prabowo juga menyoroti adanya pihak di dalam pemerintah yang mencoba untuk mencari kepentingan pribadi atau kelompok.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
Prabowo Ingatkan Bawahanya Jangan Ada Orang Pintar Merasa Bisa Mengakali Rakyat
Indonesia
Cerita Titip Kapolri Agar Pengawalnya Jadi Perwira, Prabowo Ajak Jenderal dan Menteri Lain Ikut Ngaku
Presiden Prabowo Subianto mengakui pernah menitipkan mantan pengawal pribadi dari kepolisian untuk mengikuti pendidikan Sekolah Calon Perwira (Secapa) Polri ke Kapolri.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Cerita Titip Kapolri Agar Pengawalnya Jadi Perwira, Prabowo Ajak Jenderal dan Menteri Lain Ikut Ngaku
Indonesia
Prabowo Sebut Persepsi Publik Terhadap Kepolisian, Kerap Dikritik
Presiden menyinggung persepsi publik terhadap kepolisian yang kerap dikritik karena tugasnya menegakkan ketertiban.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 29 Oktober 2025
Prabowo Sebut Persepsi Publik Terhadap Kepolisian, Kerap Dikritik
Indonesia
Tak Ada Toleransi, Polri Kembangkan Sistem Deteksi Dini LGBT untuk Seleksi Calon Polisi
alat deteksi LGBT ini penting untuk mencegah masuknya individu dengan potensi penyimpangan ke dalam institusi Polri.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Tak Ada Toleransi, Polri Kembangkan Sistem Deteksi Dini LGBT untuk Seleksi Calon Polisi
Indonesia
Mencengangkan! Polri Ungkap Ada 228 Kampung Narkoba Tersebar di Seluruh Indonesia
Kapolri Jenderal Listyo Sigit ungkap 228 Kampung Narkoba di Indonesia, 118 di antaranya berhasil jadi Kampung Bebas Narkoba.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Mencengangkan! Polri Ungkap Ada 228 Kampung Narkoba Tersebar di Seluruh Indonesia
Indonesia
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Penyerangan Polres Mamberamo Raya, Papua, bermula dari laporan keributan warga yang diduga terpengaruh minuman keras di sekitar perempatan SD Adven Burmeso.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Olahraga
Pengamanan Diperkuat, 2.000 Personel Dikerahkan untuk Laga Persib Vs Selangor FC di ACL 2
Persib akan menghadapi Selangor FC yang merupakan wakil Malaysia dalam laga ketiga Grup G AFC Champions League Two (ACL 2).
Frengky Aruan - Kamis, 23 Oktober 2025
Pengamanan Diperkuat, 2.000 Personel Dikerahkan untuk Laga Persib Vs Selangor FC di ACL 2
Indonesia
Ratusan Anak Dijadikan Kurir Narkoba oleh Bandar, Polisi: Mereka Lebih Mudah Lepas dari Jerat Hukum
Polri merilis data penanganan kasus peredaran narkotika selama periode Januari hingga Oktober 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 22 Oktober 2025
Ratusan Anak Dijadikan Kurir Narkoba oleh Bandar, Polisi: Mereka Lebih Mudah Lepas dari Jerat Hukum
Bagikan