Sanksi Berat Barat dan Kepercayaan Diri Rusia Amankan Mata Uang Rubel

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Februari 2022
Sanksi Berat Barat dan Kepercayaan Diri Rusia Amankan Mata Uang Rubel

: Seorang vendor menghitung uang kertas rubel Rusia di sebuah pasar di Omsk, Rusia 18 Februari 2022. ANTARA/REUTERS/Alexey Malgavko

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Rentetan sanksi yang diberikan pada Rusia atas serangannya ke Ukraina dari negara sekutu Amerika Serikat, membuat mata uang Rubel bergejolak. Kurs dolar per rubel naik 41,50 persen pada rekor 119,00 per dolar, di perdagangan Asia. Sejauh bulan ini, dolar naik 53,77 persen versus rubel.

Tercatat, rubel Rusia jatuh ke rekor terendah terhadap dolar pada Senin (28/2), setelah negara-negara Barat mengumumkan serangkaian sanksi keras selama akhir pekan untuk menghukum Rusia.

Baca Juga:

Ukraina Ingin Berdamai Dengan Rusia

Bank sentral Rusia mengumumkan sejumlah langkah pada Minggu (27/2/2022) untuk mendukung pasar domestik, karena bergegas untuk mengelola dampak sanksi yang akan memblokir beberapa bank dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Bank sentral mengatakan akan melanjutkan pembelian emas di pasar domestik, meluncurkan lelang pembelian kembali tanpa batas dan mengurangi pembatasan posisi mata uang asing terbuka bank.

Mata uang telah menemukan beberapa dukungan minggu lalu dari intervensi mata uang bank sentral Rusia pertama sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina.

Analis di Rabobank mengatakan sanksi pada cadangan mata uang menghilangkan sedikit dukungan yang dimiliki rubel.

"Bahkan emas tidak likuid jika tidak ada yang bisa menggunakan valas sebagai gantinya. Akan ada keruntuhan total pada rubel hari ini." tulis Rabobank.

Kepala strategi valas di National Australia Bank Ray Attrill, mengatakan, runtuhnya rubel tampaknya tak terhindarkan dan ada peningkatan risiko default utang Rusia sebagai hasil dari perkembangan akhir pekan.

"Ada kekurangan likuiditas secara umum, dan di mana Anda melihat likuiditas itu adalah satu sisi, condong ke penjual rubel. Ini akan rumit, saya bisa melihat rubel melemah cukup parah tapi hanya karena melemah bukan berarti transaksinya akan berat," ujar Kepala Strategi Valas global Peter Kinsella dikutip Antara.

Minggu 27 Februari negara-negara G7 yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat memastikan Barat telah memutuskan menutup akses "sejumlah bank Rusia" kepada sistem komunikasi antarbank seluruh dunia yang disebut SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication).

SWIFT bisa menjadi instrumen sanksi ekonomi terdahsyat yang dijatuhkan Barat kepada Rusia menyusul invasi ke Ukraina. G7 juga menyatakan telah menyiapkan sebuah gugus tugas lintas Atlantik yang akan mengkoordinasikan sanksi kepada Rusia.

Asap dan api terlihat selama pertempuran di dekat Kiev saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). ANTARA/REUTERS/Gleb Garanich/as/am.
Asap dan api terlihat selama pertempuran di dekat Kiev saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). ANTARA/REUTERS/Gleb Garanich/as/am.

Didirikan pada 1973 dan berbasis di Belgia, SWIFT menautkan 11.000-an bank dan lembaga di lebih dari 200 negara. Ini adalah arteri keuangan global yang membuat transfer uang lintas batas berjalan lancar dan cepat.

Menangkal sanksi jauh lebih keras, pemerintahan Presiden Vladimir Putin telah bersiap dengan mengumpulkan cadangan devisa luar biasa besar sebanyak 630 miliar dolar AS. Ini diyakini dapat menangkal skenario krisis ekonomi terburuk, paling tidak untuk jangka pendek.

Rusia juga memangkas ketergantungan dari dana luar negeri sampai porsi utangnya pun hanya 20 persen dari PDB mereka. Sanksi Barat terkait Krimea rupanya malah membuat Rusia berkesempatan membangun ekonomi secara berdikari.

Rusia percaya dirinya dengan formasi cadangan devisa dan porsi utang luar negeri itu, bank terbesar Rusia, Sberbank, sesumbar bahwa sistem finansial sudah siap menghadapi segala kemungkinan terburuk, dan siap melindungi sumber daya, asset dan kepentingan konsumen. Pertahanan keuangan ini mereka sebut fortress Russia atau benteng Rusia. (*)

Baca Juga:

Presiden Ukraina Tuntut Dihapusnya Hak Veto Rusia, Singgung Tanda-tanda Genosida

#Konflik Ukraina #Ukraina #Rusia #Perang
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
Stasiun TV Israel KAN melaporkan bahwa Tel Aviv tengah mempertimbangkan untuk meningkatkan operasi militer di Lebanon dengan dalih mencegah kelompok Hizbullah memperkuat kemampuan militernya.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
Dunia
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer Amerika Serikat untuk memulai lagi proses pengujian senjata nuklir setelah 33 tahun dihentikan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Indonesia
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Presiden Lebanon Joseph Aoun memerintahkan pihak militer untuk membalas setiap serangan atau upaya pasukan Israel memasuki wilayah selatan yang telah dibebaskan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 31 Oktober 2025
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Indonesia
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
Selama proses gencatan senjata berlangsung, Qatar telah menyaksikan banyak pelanggaran, meski sebagian besar tidak dilaporkan karena dianggap tidak signifikan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 30 Oktober 2025
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
Dunia
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya telah berhasil melakukan uji coba drone bawah laut bertenaga nuklir, Poseidon
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Dunia
Israel Kembali Serang Pasukan Perdamaian di Lebanon Selatan, Lontarkan Granat dari Pesawat Nirawak
Dalam pernyataannya, UNIFIL menegaskan tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan akibat serangan itu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Oktober 2025
Israel Kembali Serang Pasukan Perdamaian di Lebanon Selatan, Lontarkan Granat dari Pesawat Nirawak
Dunia
Israel Perluas Pemukiman di Tepi Barat, Bangun Zona Penyangga Pemukiman Elit
Israel telah membangun setidaknya 710 pemukiman dan pos militer di Tepi Barat yang diduduki, rata-rata satu pemukiman setiap 8 kilometer persegi, sejak 1967.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 20 Oktober 2025
Israel Perluas Pemukiman di Tepi Barat, Bangun Zona Penyangga Pemukiman Elit
Dunia
Serangan Israel ke Gaza Bikin Satu Dari 7 Keluarga Dikepalai Perempuan, Gencatan Senjata Tidak Akhiri Krisis Nutrisi
Sebagian besar perempuan di Gaza telah mengungsi sedikitnya empat kali sejak perang dimulai, dan gencatan senjata kali ini menjadi kesempatan pertama bagi mereka untuk berhenti berlari
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 18 Oktober 2025
Serangan Israel ke Gaza Bikin Satu Dari 7 Keluarga Dikepalai Perempuan, Gencatan Senjata Tidak Akhiri Krisis Nutrisi
Indonesia
Tentara dan Tank Israel Masih Bertahan Sekitar RS Indonesia di Gaza
Tentara Israel masih bertahan di sekitar RS Indonesia, khususnya di bagian belakang kompleks rumah sakit.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 16 Oktober 2025
Tentara dan Tank Israel Masih Bertahan Sekitar RS Indonesia di Gaza
Dunia
Pakistan dan Afganistan Saling Serang di Perbatasan, Kerahkan Senjata Berat
Perlintasan Spin Buldak–Chaman merupakan salah satu jalur perdagangan utama antara Afghanistan dan Pakistan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Pakistan dan Afganistan Saling Serang di Perbatasan, Kerahkan Senjata Berat
Bagikan