Ukraina Ingin Berdamai Dengan Rusia


Seorang anggota Garda Perbatasan Polandia menggendong seorang anak di penyeberangan perbatasan antara Polandia dan Ukraina, setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, di Medyka,
MerahPutih.com - Rusia dan Ukraina tengah melakukan negosiasi perundingan. Namun, kedua negara masih saling kuat-kuatan untuk menentukan tempat perundinga. Rusia meminta perundingan di Belarus. Namun, Ukrania meminta di Budapest atau Warsawa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa Ukraina siap berdialog dengan Rusia. Namun, tidak di Belarus sebab Rusia telah melancarkan sejumlah serangannya dari Belarus.
Baca Juga:
Presiden Ukraina Tuntut Dihapusnya Hak Veto Rusia, Singgung Tanda-tanda Genosida
"Kami ingin perdamaian, kami ingin bertemu, kami ingin menyudahi perang," katanya.
Dia menambahkan bahwa Ukraina sudah mengajukan pertemuan di negara lain, seperti Polandia, Hongaria, Turki dan Azerbaijan, namun hingga kini Rusia menolaknya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan delegasi Rusia, termasuk perwakilan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan lembaga pemerintah lainnya, sudah tiba di Belarus.
Peskov mengatakan, Rusia telah mewanti-wanti Ukraina bahwa selama pembicaraan nanti, mereka tidak akan menangguhkan operasi militer.
Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis dan Bantuan Kemanusiaan Janez Lenarcic menegaskan, Eropa sedang menghadapi krisis kemanusiaan terparah menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Diperkirakan jumlah warga Ukraina yang mengungsi di dalam negeri bisa mencapai lebih dari 7 juta orang, kata pejabat Uni Eropa.
"Kita menyaksikan tanda-tanda krisis kemanusiaan terparah di benua Eropa kita dalam beberapa tahun. Kebutuhan (pengungsi) terus meningkat saat kita bicara," kata

Mengutip perkiraan PBB, Lenarcic mengatakan sekitar 18 juta warga Ukraina akan terkena imbas konflik, dalam hal kemanusiaan, di negara tersebut atau negara-negara tetangga.
Sebanyak 7 juta orang Ukraina mengungsi di seluruh negeri dan 4 juta orang menyelamatkan diri ke negara tetangga.
"Kendati perkiraan ini sangat kasar, jumlahnya sangat besar, dan kami harus bersiap untuk keadaan darurat semacam ini, yang menjadi bagian dari sejarah," kata Lenarcic dikutip Antara. (Knu)
Baca Juga:
PBB Laporkan 64 Warga Sipil di Ukraina Tewas, 160.000 Mengungsi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
