Bertarung Unjuk Kejantanan dan Uji Keberanian Lewat Seni Bela Diri Karaci Khas NTB

Frengky AruanFrengky Aruan - Selasa, 18 Februari 2025
Bertarung Unjuk Kejantanan dan Uji Keberanian Lewat Seni Bela Diri Karaci Khas NTB

Penampilan dua petarung yang saling jalan beriringan. (Website/kemendikbud.go.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Seni bela diri Karaci menjadi salah satu yang masih eksis dipertunjukkan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini dilakukan sebagai upaya melestarikan kebudayaan lokal.

Seni pertarungan Karaci melibatkan dua orang lelaki. Mereka saling pukul untuk menjatuhkan lawan dan merebut kemenangan.

Dahulu pertunjukan ini hanya diperuntukan bagi kalangan bangsawan atau para raja di Sumbawa. Disebutkan bahwa awalnya dimulai sejak berdirinya kesultanan Sumbawa di abad ke 16 sampai dengan masa kesultanan berakhir tahun 1958.

Namun seiring waktu, kebudayaan yang khusus ini mengalami pergeseran. Agenda hiburan raja itu meluas ke masyarakat dan menjadi hiburan yang paling ditunggu-tunggu untuk disaksikan.

Dalam pertarungan Karaci, petarung yang tangguh dan kuat dibutuhkan. Dua orang petarung berasal dari suku Samawa, suku asli Sumbawa.

Baca juga:

Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB

Para petarung tidak bertanding dengan tangan kosong, melainkan dibekali dengan alat tarung seperti tongkat yang disebut sesambu, empar yakni perisai yang terbuat dari kulit kambing atau kerbau.

Sebelum bertemu, salah satu petarung melakukan sejumlah gerak tari (ngumang). Petarung memulai karaci sambil melakukan Lawas yakni berbalas pantun.

Tujuan Lawas dilakukan untuk mencari lawan dalam bertarung. Setelah menemukan lawan, para petarung satu dan lainnya akan saling menari bersama.

Setelah hal tersebut rampung, kemudian menggunakan kain merah yang dililitkan di beberapa area tubuh mereka.

Kesenian ini sangat maskulin. Karena, selamaeksistensi kesenian ini berumur ratusan tahun belum pernah dilakukan wanita. Selain karena sangat berbahaya, bela diri ini termasuk sangat kasar.

Menurut kebudayaan masyarakat NTB, seni ini mengandung makna penting. Di mana diartikan sebagai bentuk kejantanan, keberanian.

Lelaki suku Samawa mesti menjadi garda depan membela dan menjaga tanah Sumbawa dengan berani dan kuat dari yang ingin menghancurkannya.

Baca juga:

Warga di Pesisir Selatan Bali-NTB Diminta Waspada Gelombang Tinggi Capai 3 Meter

Supaya tradisi Karaci berlangsung lancar dan tidak ada hambatan maka pertunjukan diawasi oleh seorang wasit seperti dalam pertandingan. Wasit tersebut mesti berlaku adil dan mampu mencegah munculnya hal buruk selama Karaci berlangsung.

Melengkapi keamanan petarung Karaci, tradisi ini biasanya juga menyediakan sosok sandro alias dukun. Ia dipercaya sebagai orang yang bisa mengobati luka yang diderita oleh petarung Karaci.(tka)

#Nusa Tenggara Barat (NTB) #Seni
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
Mengenal 'Betabeq': Ritual Tolak Bala Pemprov NTB Sebelum Gelaran MotoGP Indonesia 2025
Ajang MotoGP 2025 di Mandalika dijadwalkan berlangsung pada 3 hingga 5 Oktober 2025
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Mengenal 'Betabeq': Ritual Tolak Bala Pemprov NTB Sebelum Gelaran MotoGP Indonesia 2025
Lifestyle
Dari Paris ke Bali, Pameran ‘Light and Shadow Inside Me’ Eugene Kangawa Siap Jadi Koleksi Permanen di Eugene Museum 2026
Seri fotogram ini akan dipamerkan dalam sebuah pameran khusus di Art Basel Paris pada Oktober 2025.
Dwi Astarini - Sabtu, 27 September 2025
Dari Paris ke Bali, Pameran ‘Light and Shadow Inside Me’ Eugene Kangawa Siap Jadi Koleksi Permanen di Eugene Museum 2026
Lifestyle
Art Jakarta 2025 Tampilkan 75 Galeri dari 16 Negara, Kembali Bawa Segmen Unggulan
Art Jakarta 2025 menampilkan 75 galeri dari 16 negara. Nantinya, ada segmen unggulan di Art Jakarta 2025 yang tak boleh dilewatkan.
Soffi Amira - Rabu, 24 September 2025
Art Jakarta 2025 Tampilkan 75 Galeri dari 16 Negara, Kembali Bawa Segmen Unggulan
Indonesia
Solo International Performing Arts 2025 Diramaikan 9 Negara, Perkuat Posisi sebagai Kota Budaya Dunia
Tahun ini merupakan pelaksanaan SIPA ke-17.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Solo International Performing Arts 2025 Diramaikan 9 Negara, Perkuat Posisi sebagai Kota Budaya Dunia
ShowBiz
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Kehadiran pertunjukan ini kembali menegaskan bahwa karya-karya Pram tidak hanya bersifat abadi, tetapi juga tetap relevan.
Dwi Astarini - Senin, 01 September 2025
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Fun
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
LQID Creative Space hadir sebagai ruang seni publik portabel pertama di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 21 Agustus 2025
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Fun
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'
ArtMoments Jakarta 2025 menampilkan 57 galeri serta lebih dari 600 seniman, baik dari Indonesia maupun mancanegara.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 08 Agustus 2025
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Fun
ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur
ARTSUBS 2025 resmi dibuka mulai 2 Agustus hingga 7 September 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 01 Agustus 2025
ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur
Indonesia
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Gunung Tambora merupakan satu-satunya balai taman nasional terlengkap di Indonesia
Wisnu Cipto - Kamis, 31 Juli 2025
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Bagikan