Social Mapping: Jejak Kreatif Pengunjung Museum MACAN di Bienal Sao Paulo Brasil
Karya pengunjung Museum MACAN terpampang di Brasil. (Foto: dok/museum macan)
MerahPutih.com - Museum MACAN mengumumkan bahwa karya-karya hasil partisipasi pengunjung dalam program Social Mapping, sebuah proyek kolaboratif berkelanjutan karya perupa kelas dunia Oscar Murillo, kini turut dipamerkan di Biennial Sao Paulo ke-36 di Brasil. Karya-karya tersebut menjadi bagian dari instalasi berskala besar Murillo yang berjudul A Song to a Tearful Garden.
Selama Juli dan Agustus, Museum MACAN menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan sesi gambar Social Mapping secara global. Program ini mengundang hampir 2.000 peserta dari berbagai rentang usia untuk terlibat langsung dalam kegiatan menggambar bersama di atas kanvas kosong sepanjang 10 meter.
Baca juga:
Melihat Jejak Kolonialisme dan Krisis Lingkungan Karya Kei Imazu di Museum MACAN
Dengan menggunakan berbagai alat seperti pena, pensil, krayon, hingga material eksperimental, para peserta bebas mengekspresikan diri melalui coretan, gestur spontan, dan simbol-simbol visual yang mencerminkan pengalaman pribadi mereka.
Hasil karya kolektif ini kemudian dikirimkan ke Brasil untuk menjadi bagian dari instalasi Murillo di Taman Ibirapuera, lokasi yang berdampingan dengan paviliun utama tempat Biennial Sao Paulo berlangsung.
Sebagai seniman, Oscar Murillo dikenal melalui praktik multidisipliner yang mencakup lukisan, gambar, performans, video, hingga proyek kolaboratif lintas budaya.
Karya-karyanya banyak mengeksplorasi tema tentang komunitas, globalisasi, tenaga kerja, dan pertukaran budaya. Berbasis di London dan Kolombia, Murillo merupakan pemenang Turner Prize 2019 dan telah berpameran di berbagai institusi seni serta bienal bergengsi di seluruh dunia.
Baca juga:
Museum MACAN Gelar Pameran “GORENGAN Bureau”, Karya Adi Sundoro yang Penuh Edukasi
Melalui Social Mapping, Murillo terus menegaskan pentingnya dialog lintas budaya dan pertukaran kreatif global. Proyek ini menjadi ruang pertemuan antara individu dari berbagai negara melalui bahasa universal berupa gambar dan gerak spontan.
Biennial Sao Paulo ke-36, yang mengusung tema Not All Travellers Walk Roads – Of Humanity as Practice, berlangsung dari 6 September 2025 hingga 11 Januari 2026, menghadirkan seniman-seniman internasional yang mengeksplorasi gagasan mengenai empati, kebersamaan, serta praktik kemanusiaan dalam konteks pengalaman kolektif. (Far)
Bagikan
Berita Terkait
Social Mapping: Jejak Kreatif Pengunjung Museum MACAN di Bienal Sao Paulo Brasil
Antara Alam dan Modernitas: Konsep Unik VIP Lounge Art Jakarta 2025
Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional
Dari Paris ke Bali, Pameran ‘Light and Shadow Inside Me’ Eugene Kangawa Siap Jadi Koleksi Permanen di Eugene Museum 2026
Art Jakarta 2025 Tampilkan 75 Galeri dari 16 Negara, Kembali Bawa Segmen Unggulan
Mengubah Lelah Jadi Perayaan: Instalasi Seni Heineken Hadirkan Pengalaman Afterwork
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer
Solo International Performing Arts 2025 Diramaikan 9 Negara, Perkuat Posisi sebagai Kota Budaya Dunia