Mengenal 'Betabeq': Ritual Tolak Bala Pemprov NTB Sebelum Gelaran MotoGP Indonesia 2025
Warga menggelar ritual betabeq untuk kelancaran ajang kejuaraan dunia MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (30/9/2025). ANTARA/HO-Biro Adpim NTB
Merahputih.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menggelar ritual adat betabeq (tolak bala) demi kelancaran ajang bergengsi Kejuaraan Dunia Balap Motor MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, 3 hingga 5 Oktober.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menekankan pentingnya ritual ini. Ia menyatakan bahwa setiap ingin menyelenggarakan sebuah acara harus ada restu, doa, dan dukungan masyarakat dan lingkungan.
"Itu kunci kesuksesan acara yang ingin kami bangun," jelas Lalu dikutip Antara, Rabu (1/10).
Baca juga:
Data & Fakta MotoGP Indonesia: 3 Juara Berbeda, Marc Marquez Belum Pernah Naik Podium di Mandalika
Ritual betabeq sendiri merupakan tradisi Suku Sasak di Pulau Lombok. Melalui ritual ini, masyarakat memanjatkan doa kepada Tuhan, sekaligus meminta izin serta restu kepada penduduk lokal dan para leluhur sebelum mengadakan kegiatan berskala besar.
Pelaksanaan betabeq tak hanya bertujuan spiritual, tetapi juga sebagai sarana mengenalkan kearifan lokal ke mata dunia. Ritual ini kini menjadi bagian integral dari setiap kegiatan besar di NTB, termasuk saat menyambut kedatangan para pembalap MotoGP 2025 di Lombok.
Pemprov NTB berencana untuk mengemas ritual betabeq dalam acara besar berikutnya agar terasa lebih sakral dan memicu rasa keterlibatan yang lebih mendalam dari penduduk lokal.
Iqbal juga menuturkan bahwa para pembalap disambut dengan ritual doa, atau di-sembek, untuk kelancaran kegiatan mereka.
"Saat pembalap datang mereka di-sembek, didoakan, agar lancar dalam berkegiatan di sini dan sekarang kami adakan pula ritual betabeq," ujarnya.
Tokoh adat Suku Sasak, Lalu Muhammad Putria (dikenal sebagai Raja Siledendeng Lombok), menjelaskan bahwa betabeq dalam Bahasa Indonesia berarti "permisi".
Menurutnya, ritual ini wajib dilaksanakan sebagai wujud permohonan izin kepada tuan rumah dan bentuk penghargaan kepada masyarakat setempat, sesuai tradisi Suku Sasak.
"Nurge agung sinampure jelas artinya memohon izin kepada masyarakat, dalam hal ini Lombok sebagai tuan rumah," kata Putria.
Baca juga:
Ajang MotoGP 2025 di Mandalika dijadwalkan berlangsung pada 3 hingga 5 Oktober 2025. Gelaran ini mencakup sesi latihan bebas (Free Practice 1 & 2), babak kualifikasi, Sprint Race MotoGP, serta balapan utama untuk kelas Moto3, Moto2, dan MotoGP.
Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengelola Sirkuit Mandalika menargetkan penonton mencapai 121.000 orang.
Direktur Operasional ITDC, Troy Warokka, menegaskan bahwa gelaran MotoGP harus memberikan dampak positif yang luas, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya, bagi masyarakat.
ITDC berkomitmen memanfaatkan ajang balapan dunia seperti MotoGP untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal NTB ke seluruh dunia.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Potensi Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Pemkab Bima NTB Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana 14 Hari
Marco Bezzecchi Menangi MotoGP Portugal 2025, Akui Gaya Balap Alex Marquez Jadi Inspirasi
Jadwal dan Link Live Streaming MotoGP Portugal: Perebutan Peringkat 3 Klasemen Akhir Musim 2025
Menangi MotoGP Malaysia 2025, Alex Marquez Akui Lakukan Perubahan Strategi Hadapi Balapan di Sepang
KPK Tanggapi Bahlil soal Tambang Emas Ilegal Dekat Sirkuit Mandalika, Sebut Perlu Koordinasi Lintas Kementerian
DPR Desak Pengusutan Tuntas Tambang Emas Ilegal Dekat Mandalika
Raul Fernandes Bersinar di Phillip Island, Raih Kemenangan Perdana di MotoGP Australia 2025
Jadwal Lengkap MotoGP Australia 2025: Juara Dunia Absen, Persaingan Sengit Jelang Akhir Musim
Operasi Bahu Kanan Selesai, Marc Marquez 'Hidupkan' Mode Pemulihan
Marc Marquez Sukses Operasi Bahu Kanan Usai, Bakal Absen di Malaysia dan Australia