Sah, Inilah Pengganti Arief Hidayat Sebagai Ketua MK
Hakim MK Anwar Usman (kiri) yang menjadi Ketua MK menggantikan Arief Hidayat (tengah). (ANTARA FOTO)
MerahPutih.com - Mahkamah Konstitusi (MK) punya ketua baru. Melalui pemungutan suara yang dilakukan 9 hakim konstitusi, Senin (2/4) Anwar Usman akhirnya terpilih menjadi orang nomor satu di MK. Suara Anwar mengalahkan hakim Suhartoyo.
Dalam pemilihan yang digelar di Gedung MK, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, itu Anwar mendapatkan lima suara. Sedangkan Suhartoyo mendapatkan empat suara.
"Berdasarkan hasil tersebut, yang mulia Anwar Usman terpilih menjadi Ketua MK masa periode 2018-2020," kata Ketua Rapat Pleno Hakim Konstitusi Anwar Usman, di Gedung MK, Jakarta, Senin (2/4/2018).
Dengan hasil tersebut, Anwar akan diambil sumpah sebagai Ketua MK pada Senin (2/4). Nah, dalam sidang pleno tersebut, hakim Arief Hidayat sempat menyampaikan terjadi kekosongan Wakil Ketua MK yang diisi Anwar.
Dengan begitu, sembilan hakim MK kembali menggelar rapat tertutup untuk menentukan pengganti Anwar di kursi wakil ketua.
Pemilihan Ketua MK ini kembali dilaksanakan mengingat Arief telah dua kali menjabat sebagai Ketua MK, dan masa jabatannya sebagai hakim konstitusi pada periode sebelumnya telah habis.

"Maka sesuai dengan ketentuan Pasal 4 ayat (3a) UU MK, dan Pasal 2 ayat (6) PMK Nomor 2 Tahun 2012, maka RPH menyepakati bahwa dalam pemilihan Ketua MK, Arief tidak lagi mempunyai hak untuk dipilih menjadi Ketua MK," kata Juru Bicara MK Fajar Laksono.
Sesuai dengan Pasal 5 PMK Nomor 3 Tahun 2012, pemilihan Ketua MK dilakukan secara musyawarah mufakat dalam Rapat Pleo Hakim yang tertutup untuk umum.
"Dalam hal mufakat bila nanti tidak dapat dicapai, pemilihan Ketua MK dilaksanakan berdasarkan suara terbanyak melalui pemungutan suara dalam RPH yang terbuka untuk umum," kata Fajar. (*)
Bagikan
Thomas Kukuh
Berita Terkait
Pengamat Sebut Putusan MK Tentang Larangan Penempatan Polisi di Jabatan Sipil Picu Guncangan
2 Mahasiswa Gugat Larangan Rangkap Jabatan Menteri ke MK
Komisi III DPR Sebut Putusan MK bukan Larangan Mutlak Penugasan Anggota Polri, Justru Perjelas Status dan Rantai Komando
Putusan MK Larang Polisi Isi Jabatan Sipil, Mabes Polri Tarik Perwira Tinggin yang dalam Masa Orientasi Alih Jabatan di Kementerian
No Viral No Justice Berlaku di Kasus Konkret, Punya Keterkaitan Publik
MK Tolak Permintaan agar Jabatan Kapolri Ikut Periode Presiden, Setingkat Menteri dan Berpotensi Mereduksi Polri sebagai Alat Negara
MK Putuskan Larang Polisi di Jabatan Sipil, Nasir Djamil: Perlu Disikapi dengan Sinkronisasi Aturan
MK Batasi HGU Tanah IKN Sampai 190 Tahun yang Ditetapkan Era Jokowi Jadi 35 Tahun
IWAKUM Hadirkan Saksi dan Ahli dalam Sidang Lanjutan Uji Materiil UU Pers di MK
Komisi Kejaksaan Hormati Putusan MK soal Pembatasan Imunitas Jaksa