Rusia di Ambang Sanksi Kehilangan Akses Pasar Keuangan Global

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Senin, 21 Februari 2022
Rusia di Ambang Sanksi Kehilangan Akses Pasar Keuangan Global

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tiba untuk pertemuan luar biasa para pemimpin Uni Eropa membahas situasi Ukraina dan Rusia di gedung Dewan Eropa, Belgia, Kamis (17/2/2022). ANTARA FOTO/Geer

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengultimatum Rusia bakal berada di ambang sanksi ekonomi dunia jika sampai jadi melakukan invansi ke Ukraina.

Uni Eropa sendiri telah menyiapkan sejumlah sanksi jika Rusia tetap nekat melancarkan serangan ke negara tetangganya itu. Beberapa rincian sanksi yang akan dihadapi antara lain, Rusia akan terputus dari pasar keuangan internasional dan kehilangan akses ke barang-barang ekspor utama.

Baca Juga:

150 Ribu Tentara Rusia Kepung Perbatasan Ukraina, AS Coba Upayakan Diplomasi

Para pemimpin negara Barat sampai sekarang masih menolak untuk menjelaskan rincian tentang sanksi tanggapan yang telah mereka sepakati jika Rusia menyerbu Ukraina. Para pemimpin Barat itu hanya mengesampingkan tanggapan militer dan menjanjikan sanksi ekonomi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Rusia pada prinsipnya akan terputus dari pasar keuangan internasional," ujar Von der Leyen kepada stasiun televisi publik ARD, dikutip dari Antara, Senin (21/2).

perang rusia
Tentara Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov

"Sanksi akan dikenakan pada (akses ke) semua barang yang kami buat yang sangat dibutuhkan Rusia untuk memodernisasi dan mendiversifikasi ekonominya, di mana kami dominan secara global dan mereka tidak memiliki penggantinya," imbuh Presiden Komisi Eropa itu.

Baca Juga:

Konflik Rusia-Ukraina Bisa Berdampak pada Kenaikan Harga Minyak Dunia

Von der Leyen, yang mengepalai 27 anggota eksekutif Uni Eropa, mengatakan ketergantungan Rusia pada ekspor bahan bakar fosil adalah kelemahannya. "Ekspor bahan bakar fosil berkontribusi pada dua pertiga dari nilai ekspor Rusia, dan setengah dari anggaran Rusia berasal dari sana," katanya.

Namun, Von der Leyen menegaskan Rusia tidak akan dikenakan sampai invasi dilakukan. Tanggapan EU itu sekaligus menolak seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Sabtu (19/2) untuk penerapan segera sanksi terhadap Rusia.

"Langkah ke sanksi sangat besar sehingga kami tahu kami harus selalu memberi Rusia kesempatan untuk kembali ke diplomasi dan meja perundingan. Jendela (diplomasi) ini masih terbuka," tutup Von der Leyen.

Rusia, yang telah menempatkan sekitar 150.000 tentara di sekitar perbatasan utara dan timur Ukraina. Mereka menuntut jaminan Ukraina tidak akan pernah diizinkan untuk bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). (*)

Baca Juga

Biden Ultimatum Putin: Invasi Ukraina Berarti Rusia Memilih Kematian

#Rusia #Uni Eropa
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Dunia
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Xi menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Dunia
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Pihak EU mengatakan akan mengirim 130 ton pasokan darurat dan membuka dana sebesar 1 juta euro untuk membantu para korban gempa mematikan yang melanda Afghanistan.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Indonesia
Indonesia Menang Sengketa Biodiesel Lawan Uni Eropa
Sengketa perdagangan terkait penerapan bea imbalan/countervailing duties terhadap impor produk biodiesel dari Indonesia, atau dikenal dengan Sengketa DS618.
Wisnu Cipto - Senin, 25 Agustus 2025
Indonesia Menang Sengketa Biodiesel Lawan Uni Eropa
Indonesia
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
Pihaknya tidak punya tanggung jawab apa pun atas semua konsekuensi yang akan dihadapi Satria di Indonesia.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
Indonesia
Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri
Kedutaan Besar Rusia di Jakarta dan di manapun tidak melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia
Wisnu Cipto - Rabu, 20 Agustus 2025
Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri
Indonesia
UE Rilis Visa Schengen untuk WNI, Waka Komisi VII DPR: Perluas Pasar Produk RI di Eropa
Kebijakan tersebut merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 13 Juli 2025 di Brussels, Belgia.
Dwi Astarini - Selasa, 05 Agustus 2025
UE Rilis Visa Schengen untuk WNI, Waka Komisi VII DPR: Perluas Pasar Produk RI di Eropa
Dunia
Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar
Gempa susulan kuat masih mungkin terjadi selama beberapa minggu setelah gempa Rabu (30/7), yang merupakan salah satu yang terkuat yang pernah tercatat dan menyebabkan jutaan orang mengungsi.?
Dwi Astarini - Senin, 04 Agustus 2025
Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar
Bagikan