Resistensi Insulin Bisa Jadi Penyebab Depresi


Resistensi insulin merupakan proses saat sel menjadi kurang responsif terhadap hormon insulin. (freepik/xb100)
RESISTENSI insulin merupakan masalah metabolisme dan masalah kesehatan mental. Namun, kebanyakan orang masih belum pernah mendengar tentang resistensi insulin. Padahal, retensi insulin merupakan satu-satunya kondisi kesehatan kronis paling umum.
Resistensi insulin merupakan proses saat sel menjadi kurang responsif terhadap hormon yang disebut insulin. "Karena reseptor insulin ditemukan di setiap sel dalam tubuh, seperti otot, lemak, organ, tulang, dan kulit, baik tidaknya sel merespons sinyal insulin sangat penting untuk perasaan dan fungsi tubuh," ujar Professor-in-Residence di Department of Psychiatry UC San Diego, AS Thomas Rutledge, PhD.
"Salah satu fungsi utama insulin ialah membantu tubuh mengontrol kadar gula darah dengan cara memasukkan kelebihan gula darah ke sel untuk disimpan. Proses ini terjadi setiap kali kamu makan," kata staf psikolog di San Diego Healthcare System tersebut.
BACA JUGA:
Namun, karena insulin sangat penting untuk pengaturan gula darah, bahkan orang yang pernah mendengar tentang insulin atau resistensi insulin kebanyakan menganggapnya hanya sebagai masalah yang dialami pasien diabetes.
"Memang, ini sebagian benar. Pada orang dengan diabetes, sel-sel mereka menjadi sangat resisten terhadap insulin sehingga insulin tidak dapat lagi menjaga kadar gula darah mereka dalam kisaran yang sehat. Akibatnya, kadar gula darah menjadi tinggi, dengan konsekuensi bencana jika dibiarkan," ujarnya dalam artikel di Psychology Today.
Sayangnya, bahkan ketika seseorang dengan diabetes menerima pengobatan, itu tidak serta-merta memperbaiki resistensi insulin yang mendasarinya. Seseorang dapat menurunkan kadar gula darah sambil tetap resisten terhadap insulin, memberi mereka rasa aman yang salah tentang kesehatan mereka.
Pengaruh insulin pada kesehatan mental

Insulin memengaruhi setiap organ dalam tubuh, termasuk otak. Ketika kadar insulin meningkat secara kronis, jaringan otak juga menjadi resisten terhadap insulin. Konsekuensi dari ini banyak dan parah.
Misalnya, meskipun ilmu pengetahuan belum cukup kuat untuk membuat diagnosis resmi, banyak peneliti sekarang merujuk pada penyakit Alzheimer, yang mungkin merupakan hasil dari resistensi insulin jangka panjang di otak. Alzheimer merupakan bentuk demensia progresif dan fatal yang terkait dengan kehilangan memori yang parah, dikenal sebagai 'diabetes tipe 3' mengacu pada efeknya.
BACA JUGA:
Bagaimana hal ini terjadi? "Di antara efek lain yang masih diselidiki, resistensi insulin menghasilkan penumpukan plak amiloid, menyebabkan peradangan dan neurodegenerasi, dan mengganggu jaringan sinyal neuron," jelas Rutledge.
Ilmu pengetahuan yang berkembang pesat tentang resistensi insulin dan fungsi otak sekarang juga menunjukkan bahwa efeknya dapat melampaui demensia termasuk depresi. Depresi adalah suatu kondisi yang didefinisikan kumpulan gejala yang heterogen.
"Beberapa gejala klasik depresi, seperti kesedihan, rasa bersalah, bunuh diri, dan konsentrasi yang buruk, diyakini disebabkan disfungsi neurotransmiter yang disebut serotonin. Antidepresan populer seperti Prozac bekerja dengan meningkatkan fungsi serotonin di otak," terangnya.
Sebaliknya, gejala umum lain dari depresi seperti anhedonia (kurangnya motivasi atau minat), kelelahan, gangguan motorik, dan hilangnya dorongan seks lebih erat terkait dengan disfungsi neurotransmiter lain seperti dopamin dan norepinefrin. Menurutnya, ini merupakan area lain resistensi insulin menjadi sangat relevan.
Cara mengatasinya

"Selain efek neurokognitif tersebut terkait dengan demensia, resistensi insulin juga merusak fungsi dopamin dan menyebabkan disfungsi mitokondria di otak. Ketika resistensi insulin menjadi kronis dan lebih parah, hal itu juga menjadi semakin mungkin bermanifestasi dalam gejala somatik yang secara rutin kita kaitkan dengan depresi," ujarnya. Namun, karena gejala-gejala itu bukan akibat dari resistensi insulin. Baik psikoterapi maupun antidepresan konvensional tidak akan membantu.
Dalam kondisi tersebut, Rutledge menyarankan untuk membalikkan resistensi insulin. Resistensi insulin sangat bisa dibalikkan dengan perubahan gaya hidup. Bahkan tanpa penurunan berat badan, misalnya, olahraga teratur meningkatkan resistensi insulin.
Nutrisi bahkan lebih kuat. Kamu dapat mengurangi asupan gula, fruktosa, dan makanan ultra-olahan, misalnya, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dalam beberapa hari hingga minggu.
Jika kamu tidak dapat mengubah apa yang kamu makan, strategi efektif lainnya ialah mengurangi makan. Bagi banyak orang, resistensi insulin mereka merupakan hasil dari makan dan ngemil yang sering sepanjang hari. Pola itu menyebabkan lonjakan insulin yang sering dan peningkatan kadar insulin kronis (secara teknis disebut hiperinsulinemia). Seiring waktu, kebiasaan tersebut menyebabkan resistensi insulin.
Bila penyebabnya demikian, puasa intermiten, dengan kamu mengonsumsi kalori dalam satu hingga dua kali makan sehari atau hanya selama durasi waktu terbatas di siang hari, meningkatkan resistensi insulin bahkan jika total asupan kalori dan pilihan makanannya sama. Terakhir, salah satu alasan kurang tidur meningkatkan depresi ialah karena manfaat tidur ialah mengurangi resistensi insulin.(aru)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
