Atasi Depresi dengan Terapi Aktivasi Perilaku


Meski sederhana, tapi sulit dilakukan jika tidak ada motivasi. (Foto: Unsplash/Anthony Tran)
KETIKA merasa tertekan, cemas, atau depresi, kamu mungkin merasa sulit untuk melakukan hal-hal yang disukai atau menghindari kegiatan yang berpotensi menyenangkan lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan aktivasi perilaku sebagai strategi untuk mendorong orang depresi melakukan hal-hal yang mereka sukai atau biasa nikmati.
Studi dari Inggris menemukan bahwa suatu bentuk terapi sederhana yang disebut intervensi aktivasi perilaku (IAP) sama efektifnya untuk mengobati depresi seperti halnya pengobatan psikologis dan obat-obatan. Mengutip Psychology Today, Kamis (6/1), aktivasi perilaku biasanya dimulai dengan pelacakan aktivitas untuk menentukan mana yang membuat seseorang merasa lebih baik dan tidak.
Kegiatan yang menyenangkan dapat meningkatkan emosi positif seperti perasaan gembira atau rileks. Teori di balik aktivasi perilaku adalah ketika orang menjadi depresi, mereka menghentikan aktivitas yang membuat mereka merasa lebih baik. Hal ini menyebabkan lebih sedikit emosi positif dan lebih banyak depresi, yang pada akhirnya mengarah pada tingkat depresi klinis.
Baca juga:

Tujuan IAP yakni membalikkan siklus depresi dengan meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas berharga, yang menaikkan kesempatan untuk memperoleh rasa tenteram dan rasa pencapaian dalam hidup. IAP telah digunakan selama berpuluh tahun sebagai pengobatan tunggal untuk depresi atau sebagai komponen perilaku dari terapi perilaku kognitif (TPK).
Peneliti kesehatan mental dari Universitas Exeter Professor David Richards menemukan bahwa IAP sama efektif dengan TPK dalam mengobati depresi, yang berarti tidak perlu secara langsung menantang pikiran negatif. Memodifikasi perilaku mungkin sudah cukup untuk memperbaiki pandangan hidup kita.
Baca juga:
Jauh Persamaan Antara Stres, Depresi, dan Gangguan Kecemasan

Meski aktivasi perilaku adalah keterampilan mengatasi yang cukup sederhana, itu bisa sulit dilakukan, terutama jika kamu tidak merasa termotivasi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, salah satunya identifikasi kegiatan yang sangat penting bagimu.
Ketika kamu memilih aktivitas, cobalah untuk memikirkan apa yang unik dan penting bagimu. Kehidupan seperti apa yang ingin kamu bangun untuk diri sendiri? Ini akan membantumu meningkatkan motivasi ketika suasana hati sedang menurun atau mengalami tingkat kecemasan yang tinggi. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
